webnovel

RG 4

"Sini sayang?" Dimas menyuruh kekasihnya untuk duduk di pelukannya.

Nizar segera mengangkat bokong lalu mendaratkan bokongnya di depan batang hitamnya Dimas yang sedang berdiri kearah atas.

Kepala Nizar menyender di pelukan dadanya Dimas yang sebelah kiri. Tangan kirinya Dimas memeluk tubuh langsingnya Nizar.

"A..?" Dimas menyuruh kekasihnya untuk membuka mulut.

Nizar membuka mulutnya.

Dimas mendekatkan wajahnya ke wajahnya Nizar, memejamkan mata, menempelkan bibir, melumat dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut kekasihnya sambil memeluk tubuh langsingnya dengan erat.

Mereka berdua saling mencium, melumat, beradu lidah ular dan menghisap lidah ular yang sama-sama berbisa.

Batang hitamnya Dimas terlihat sangat mengeras sangat terasa di bokongnya Nizar yang sedang duduk di depannya.

Dimas mengeluarkan lidah ular berbisanya. Lidah ularnya mulai menggelosor ke bagian leher kekasihnya. Dimas menjilati garis-garis leher kekasihnya sambil memeluk erat tubuh langsing kekasihnya.

Bulu kuduk seluruh tubuh Nizar terangsang naik merasakan begitu enaknya lumatan lidah kekasihnya bersama dengan belut hitamnya yang meronta-ronta.

"Aaaaaach.." Nizar menggeliat merasakan permainan lidah kekasihnya yang sangat hebat di lehernya.

Batang hitam mereka berdua terlihat tengah sangat mengeras dan meronta-ronta.

Tangannya Dimas mulai menggerayang ke arah bawah kemana-mana. Tanggannya Dimas memegang batang hitam kekasinya yang sedang berdiri di dalam boxernya. Lidah ularnya Dimas terus menggelosor di leher kekasih.

"Ahh.. Sayang.." Azam ingin menyudahi permainan dengan posisi tangan kanannya sedang memainkan bulu keriting ketiaknya Dimas yang pendek dan bersih. Lidahnya Dimas terus menggelosor di lehernya sambil sesekali menempelkan kumis tipis dan jenggotnya.

"Ahh.. Sayang.."

Lidah ularnya Dimas mulai mengglosor naik ke bagian wajah, melumat bibir tipis, gigi dan dinding bibirnya. Nizar membuka rongga lidah ularnya. Mereka berdua saling meluma*, beradu lid*h, saling menghisap lidah sambil sesekali mebyedot bibir.

"Aach sayang.."

Batang hitam mereka berdua terlihat tengah sangat mengeras dan meronta-ronta.

Tangannya Dimas mulai menggerayang ke bawah kemana-mana. Tanggannya Dimas memegang batang hitam kekasihnya yang sedang berdiri di dalam boxer-nya. Lidah ularnya Dimas terus menggelosor di leher kekasihnya.

"Ahh.. Sayang.." Nizar ingin menyudahi permainan dengan posisi tangan kanannya sedang memainkan bulu keriting ketiaknya Dimas yang pendek dan bersih. Lidahnya Dimas terus menggelosor di lehernya sambil sesekali menempelkan kumis tipis dan jenggotnya.

"Ahh.. Sayang.."

Lidah ularnya Dimas mulai mengglosor naik ke bagian wajah, melumat bibir tipis, gigi dan dinding bibirnya. Nizar membuka rongga lidah ularnya. Mereka berdua saling meluma*, beradu lid*h, saling menghisap lidah sambil sesekali mebyedot bibir.

"Aach sayang.."

Dimas menjulurkan lidah ular berbisanya lebih dalam, mengadukan lidahnya lebih keras sambil sesekali menyedot saliva kekasihnya. Keduanya terlihat sangat bernafsu dan menggebu-gebu.

Tangannya Dimas masuk ke dalam boxer kekasihnya. Dimas menggenggam sambil sesekali meremas belut hitam panjangnya Nizar yang sedang tegak berdiri sangat keras.

"Sayang sudah ah! Mandi dulu." Nizar berkata dengan nada suara berkumur.

Dimas memberhentikan menciumi bibir tipis kekasihnya, Ia mengeluarkan lidah ular berbisanya.

"Mmmuach.. mmmuach mmmuach.." Dimas menciumi bibir, pipi, dan leher kekasihnya sambil melemahkan pelukannya. Tanggannya Dimas keluar dari boxer kekasihnya.

"Udah ya sayang? Kita mandi dulu? Ketiak kamu bau kecut tau." Ucap Nizar sambil memainkan bulu keriting menggantung ketiaknya yang bersih dan pendek.

"Iya sayang.." Ucap Dimas.

Nizar segera mengangkat bokongnya dari pangkuan kekasihnya. Nizar berjalan kearah pintu lalu membuang bekas makanan ke tong sampah yang berada di dekat pintu kamar.

"Sayang, jadi kan kita mandi barengnya?" Pinta Dimas.

"Jadi dong sayang." Jawab Nizar.

"Yess!!!" Dimas terlihat sangat gembira.

Dimas memberhentikan menciumi bibir tipis kekasihnya, Ia mengeluarkan lidah ular berbisanya.

"Mmmuach.. mmmuach mmmuach.." Dimas menciumi bibir, pipi, dan leher kekasihnya sambil melemahkan pelukannya. Tanggannya Dimas keluar dari boxer kekasihnya.

"Udah ya sayang? Kita mandi dulu? Ketiak kamu bau kecut tau." Ucap Nizar sambil memainkan bulu keriting menggantung ketiaknya yang bersih dan pendek.

"Iya sayang.." Ucap Dimas.

Nizar segera mengangkat bokongnya dari pangkuan kekasihnya. Nizar berjalan kearah pintu lalu membuang bekas makanan ke tong sampah yang berada di dekat pintu kamar.

"Sayang, jadi kan kita mandi barengnya?" Pinta Dimas.

"Jadi dong sayang." Jawab Nizar.

"Yess!!!" Dimas terlihat sangat gembira.

Dimas mulai mengangkat bokongnya dari duduk manisnya. Dimas berdiri. Terlihat belut hitam panjang besarnya tengah berdiri tegak dan sangat keras, terlihat sangat menonjol di dalam boxernya yang bergitu press dan ketat. Membuat boxer ketatnya tertarik hingga ujung pangkal bersama dengan bulu-bulu akar gantung keritingnya terlihat. Dimas berjalan mendekati kekasihnya yang masih berdiri di pinggir pintu.

Nizar langsung duduk berjongkok di depan kekasihnya. Nizar menarik Boxer dan CD ketat kekasihnya ke bawah. Terlihat mengatung berdiri tegak batang hitam panjang besarnya yang berurat itu. Batang hitam panjang berurat itu tengah mengarah di depan wajahnya Nizar. Kedua bola belut hitam panjangnya terlihat kencang, bulu akar gantung keritingnya pun terlihat sangat rapi berbentuk segitiga.

Dimas menempelkan lalu menggoyang-goyangkan kekanan dan kekiri belut hitam panjang besar beruratnya di dinding bibir tipis kekasihnya.

"Ahh.."

"Mmm.. Sayang?" Ucap Nizar sambil menatap kearah atas menatap wajah kekasihnya yang sedang menatap ke arahnya.

"Hehe.." Kekasihnya Nizar pun tertawa.

Nizar mendirikan badannya kembali, Ia segera memegang kaos singlet ketat kekasihnya. Nizar menarik kaos singlet kekasihnya ke atas. Terlihat Dad*nya yang bidang dan berbulu tengah mengencang. Put*ng dad* kekasihnya tengah mengencang.

Dimas menempelkan dad* berbulunya dengan dada kekasihnya. Secara perlahan-lahan Dimas mendesakkan tubuh langsing kekasihnya ke tembok. Kedua telapak tangannya Dimas menapak ke tembok.

Kedua tubuh bersama dengan belut hitam panjang keduanya yang sedang berdiri tegak saling menempel dan bersentuhan kearah atas.

Dimas mulai mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya, Secara perlahan Dimas menempelkan bibir tebal ke bibir tipis kekasihnya. Dimas melumat dan mengecup bibir bawah kekasihnya yang tipis. Nizar melumat dan mengecup bibir tebal atas kakasihnya.

Mereka berdua tengah beradadu bibir. Secara perlahan Lidah tebal Dimas mulai masuk ke dalam rongga mulut kekasihnya. Nizar langsung menempelkan lidah dan menyedot lidah ular kekasihnya yang beraromakan rokok.

Dimas menggerakkan batang hitam besarnya yang sedang bersentuhan dengan batang hitam panjang kekasihnya. Sambil tetap beradu lid*h dan mengenyot lidah, Dimas menggesekkan batang hitam besarnya dengan batang hitam kekasihnya.

"Ah..."

Kedua tangan Nizar melingkar ke tubuh kekar kekasihnya yang sedang menggesekkan batang hitamnya sambil tetap menghisap dan menelan saliva kekasihnya. "Ahh.."

Kerinduan yang ada pada mereka berdua terlihat saangat menggebu-gebu. Keduanya sangat lihai memainkan lidah ular sambil sesekali mengenyot saliva mereka masing-masing. Sementara di bawah sana, kedua batang hitam panjang dan besar itu terus menempel dan bergesekkan.

"Ahh.." Nizar memeluk tubuh kekar kekasihnya yang berbulu dengan erat. Semakin terlihat saling berdesakkan kedua batang hitam panjang dan besar itu.

Siguiente capítulo