webnovel

Tujuan Hartawan To

Hartawan To menatap Li Yong dengan tajam. Dia sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa pemuda itu ternyata bukan tipe orang yang suka basa-basi. Tetapi, keterkejutan itu hanya terjadi sesaat. Karena detik berikutnya, Hartawan To langsung tertawa renyah.

"Hahaha … aku memang benar-benar tidak salah karena telah memilihmu," ujarnya lalu meneguk kembali secawan arak.

Hartawan To terlihat begitu gembira. Sedangkan Li Yong masih tampak dingin. Pemuda itu tidak bicara, dia tetap tampak acuh tak acuh.

"Sebelumnya aku mohon maaf karena telah berani memindahkan kuburan itu. Tapi kau jangan khawatir, aku hanya memindahkan tempatnya saja. Isinya masih tetap sama,"

Li Yong tetap tidak bicara. Dia tetap menutup mulutnya rapat-rapat.

Karena tidak ada tanggapan, terpaksa Hartawan To kembali melanjutkan bicaranya, "Kalau kau ingin melihat kuburan itu, aku bisa mengantarmu kapan saja,"

"Kau tidak perlu mengantarku. Kau hanya perlu memberitahu di mana kuburan itu sekarang,"

"Kau ingin ke sana sekarang?"

"Sekarang aku tidak ingin ke sana,"

"Lalu?"

"Sekarang aku hanya ingin tahu tujuanmu yang sebenarnya,"

Hartawan To mengambil nafas lalu membuangnya dengan perlahan. Sebenarnya dia tidak suka berbicara dengan tipe orang yang dingin seperti Li Yong ini.

Namun bagaimanapun juga, mau tak mau dia harus tetap berusaha menahan kesabarannya. Sebab orang gemuk itu membutuhkan bantuannya.

"Aku hanya ingin kau membantuku dalam membereskan suatu persoalan," katanya lebih lanjut.

"Persoalan apa?" tanya Li Yong sambil memandang Hartawan To dengan pandangan mata setajam pisau.

"Membunuh," tegas Hartawan To.

"Kau ingin aku membunuh siapa?"

"Lin Dong,"

"Lin Dong?" tanya Li Yong menegaskan.

"Ya, Lin Dong,"

"Kenapa kau menyuruhku untuk membunuh orang itu? Bukankah anak buahmu sangat banyak?"

"Memang banyak. Tapi di antara mereka tidak ada yang sanggup membunuh orang itu,"

"Lalu, apakah kau berpikir bahwa aku mampu membunuhnya?"

"Aku sangat yakin kalau kau mampu,"

"Atas dasar apa kau begitu yakin?"

"Karena kau adalah Li Yong," jawab Hartawan To penuh rasa percaya diri.

Li Yong tidak bicara lagi. Dalam hatinya, pemuda itu merasa sedikit bangga karena ternyata masih ada orang lain yang yakin terhadap dirinya.

"Jika aku berhasil membunuhnya, apakah aku boleh membawa kembali kuburan itu ke tempat semula?" tanyanya setelah terdiam beberapa saat.

Hartawan To kembali terlihat kaget ketika mendengar pertanyaan itu. Dia tidak menyangka kalau pertanyaan semacam itu akan diajukan pemuda tersebut.

"Kau ingin aku memindahkan kembali kuburan itu ke tempat semula?"

"Ya," jawabnya singkat.

"Kenapa?"

"Karena aku ingin,"

"Baik. Setuju,"

Hartawan To kemudian bertepuk tangan satu kali. Tidak berapa lama kemudian, satu orang pria berusia empat puluh tahun mendadak masuk ke ruangan tersebut. Dia menyerahkan selembar kertas kepada majikannya.

Setelah memberikan selembar kertas tersebut, orang itu segera keluar lagi.

"Ini data singkat tentang orang bernama Lin Dong itu," ujar Hartawan To sambil memberikan selembar kertas tersebut kepada Li Yong.

Pemuda itu langsung menerimanya. Meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi, tapi kalau hanya soal membaca saja, Li Yong masih bisa.

Dulu sewaktu masih kecil, ketika Kakek Li Beng masih ada, orang tua itu selalu membawakan selembar koran atau selembar tulisan sejenisnya yang kadang-kadang ditemukan di tengah jalan. Kakek Li Beng lalu mengajarkan Li Yong membaca.

Walaupun pada awalnya terasa sulit, namun lama kelamaan, pada akhirnya dia bisa juga membaca seperti anak-anak yang mengenyam pendidikan lainnya.

Sekarang pun pemuda itu sedang membaca kertas yang diberikan oleh Hartawan To tadi. Di dalam kertas itu memang terdapat tulisan yang membahas singkat orang bernama Lin Dong.

Nama: Lin Dong

Usia: Enam puluh tiga tahun

Status: Menikah, punya istri yang cantik jelita, mempunyai dua orang putera dan satu orang puteri

Profesi: Mempunyai usaha di bisnis pengawalan barang yang bernama Perusahaan Pengawalan Singa Emas

Alamat rumah: Kota Lok Yang

Data singkat yang tertera dalam selembar kertas tadi hanya itu saja. Tidak kurang dan tidak lebih.

Tanpa bicara, Li Yong segera melipat lalu memasukkan kertas tersebut ke dalam saku bajunya. Walaupun datanya terlampau singkat, tapi baginya hal itu sudah lebih daripada cukup.

Setidaknya, ketika nanti mulai menjalankan tugas, dia masih bisa mencari informasi yang jauh lebih detail lagi.

"Dalam waktu tujuh hari, aku akan kembali lagi ke sini," ujarnya setelah meneguk secawan arak.

"Baik. Aku akan menunggumu,"

Li Yong kemudian bangkit berdiri. Dia segera membalikkan tubuhnya. Ketika kakinya baru berjalan satu langkah, terdengar Hartawan To kembali berkata.

"Balikan tubuhmu. Ambil ini,"

Li Yong menurut, dia membalikkan tubuhnya. Ternyata Hartawan To telah melemparkan sekantung emas yang sengaja diberikan untuknya. Awalnya pemuda itu tidak mau menerima, tetapi karena sedikit dipaksa, akhirnya dia membawanya juga.

Setelah itu, dia segera berjalan keluar ruangan. Langkahnya tetap tenang dan ringan. Kepalanya tetap tertunduk seperti biasanya.

Hartawan To tidak mengantar Li Yong pergi. Dia masih tetap berada di kursinya. Tetap duduk dengan tenang dan nyaman.

Namun walaupun wajahnya tampak tenang, hatinya justru sedang kesal. Dia kesal kepada orang bernama Lin Dong itu. Hartawan To sudah sejak lama ingin membunuh manusia tersebut. Namun sayangnya, selama ini, dia belum menemukan orang yang benar-benar cocok.

Untunglah beberapa waktu lalu dirinya bertemu dengan pemuda angkuh dan dingin itu. Menurutnya, Li Yong adalah pemuda yang paling cocok untuk menjalankan tugas berat ini.

Selain karena tidak berperasaan, Hartawan To pun dapat menilai bahwa pemuda itu sebenarnya mempunyai kemampuan yang sulit untuk diukur. Jangankan orang lain, bahkan dia sendiri tidak mampu mengukur seberapa tinggi kemampuannya.

Penilaian itu muncul ketika Hartawan To menyaksikan seorang anak buahnya terbunuh oleh pemuda tersebut hanya dalam waktu singkat.

Karena alasan tersebut, maka dia menyuruh seorang anak buahnya untuk menyelidiki dan memantau gerak-gerik Li Yong saat itu juga. Hal tersebut sengaja dia lakukan agar mengetahui informasi lebih tentangnya.

Hartawan To adalah orang yang sangat berpengalaman. Dalam hal-hal semacam itu, kinerjanya tidak perlu diragukan lagi.

Oleh sebab itulah, dia berhasil membuat Li Yong 'tunduk' kepadanya hanya dalam waktu singkat.

Sementara di tempat lain, Li Yong sedang berjalan seorang diri di tengah jalanan yang ramai. Meskipun di tempat ramai, namun cara berjalanya tetap sama dan tidak berubah.

Li Yong berniat untuk mulai mencari informasi lebih jauh tentang orang bernama Lin Dong itu. Dan yang harus dia lakukan sekarang adalah pergi ke Kota Lok Yang.

Kota Lok Yang berada di dekat Kotaraja. Dari Kota Lu Ya, kira-kira membutuhkan waktu setidaknya dua hari perjalanan darat kalau ingin pergi ke kota tersebut.

Karena perjalanannya lumayan jauh, maka Li Yong memilih untuk membeli seekor kuda agar dirinya bisa menghemat tenaga.

Siguiente capítulo