Dua hari sebelumnya ....
Menapaki jalan raya yang basah setelah hujan deras dengan aroma tanah yang masih menguar menembus rongga dada. Gerimis dari sisa-sisa hujan masih menaungi selama di perjalanan, tak luput pula para mayat hidup yang seakan menikmati bunyi gemuruh di langit dengan tatapan kosong hingga kami harus menebas kepala-kepala mereka.
Bajuku basah, bahkan aromanya pun sudah tidak dapat didefiniskan kembali. Bau keringat bercampur lumpur serta amis darah para mayat bersatu seolah menjadi aroma baru. Berulang kali terdengar suara keroncongan dari perut, aku mendesis menahan perih ketika persediaan makanan di dalam tas juga sudah habis sejak kemarin.
Kulirik Kayro yang meneguk air hujan yang dia tampung di dalam botol bekas lalu meraih sesuatu dalam tas hitam miliknya. Aku menjijit, menjilati bibirku berharap dia mengeluarkan sepotong roti. Meski basi atau sudah berjamur, tak apa, yang penting perutku terisi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com