Kurasakan perih di perutku, itu juga yang membuat tidurku terbangun selain karena sinar pagi yang masuk menembus kaca toko ini. Aku terdiam sejenak.
Lapar. Saat ini hanya minum yang kupunya, setidaknya perutku terisi untuk sementara walau hanya air.
Kutatap sekeliling jalanan. Mungkin di depan sana ada toko makanan kaleng yang masih tersisa, yang harus kulakukan hanya bangkit berdiri, lantas keluar dari toko ini. Namun, belum benar-benar kulakukan malah ada satu mayat hidup tak berkaki yang mendekat.
Orang ini, atau harus kusebut monster ini berjalan menggunakan tangannya, mengerang ingin menyerang. Mata sebelah kanan sudah hilang, bolong entah jatuh di mana isinya.
Aku segera kembali ke dalam, lalu kuambil linggis yang sempat tertinggal. Aku menelan ludah sebelum menusuk kepala empuk itu, mengalir cairan hitam dari lubang yang kubuat di kepalanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com