webnovel

BAB 1.Kontak pertama 

serangan dari Negara asing pertama kali terjadi pada 5 oktober 2036 , saat itu di laut dekat natuna yang masih menjadi bagian dari NKRI datang 4 kapal asing dari Cina , sebuah kapal induk pendarat amfibi dan 3 kapal kelas destroyer menunggu untuk melakukan serangan , Brigadir jendral Setyan Arifin kepala staf angkatan laut kep natuna diberikan perintah oleh markas pusat untuk mengirim kapal apapun yang mereka punya di pos terluar itu untuk menjegat mereka dan mencegah mereka masuk lebih dalam ke perairan Indonesia sembari menunggu armada utama tiba. Brigjen Setyan Arifin memanggil temannya Agus Firman Zaelani yang akan ditunjuknya untuk memimpin satuan tugas yang akan mengusir kapal perang Cina yang ada di perairan Natuna.

Tok , Tok , Tok !!! bunyi pintu diketuk sebanyak tiga kali oleh Letnan Kolonel Agus Firman Zaelani sebelum memasuki ruang kerja temannya yang kini telah menjadi atasannya itu.

" Masuk ! " sahut Brigjen Setyan Arifin mengizinkannya masuk ke dalam ruang kerjanya.

Letkol Agus Firman Zaelani kemudian membuka pintu ruang kerja atasannya itu dan kemudian menutup kembali pintu ruangan itu , ia kemudian duduk di depan meja kerja atasannya itu dan mendengarkan arahan dari atasannya itu.

"4 kapal perang angkatan laut Cina terlihat lepas pantai , 3 Destroyer dan 1 kapal induk pendarat, kemungkinan membawa pasukan pendarat dan tank amfibi, upaya kita untuk berkomunikasi dengan mereka berbuah nihil, sementara armada utama masih 1 hari jauhnya" ucap Brigjen Setyan Arifin menjelaskan rencana yang akan dijalankan temannya itu.

" Fir, markas pusat memberikan perintah untuk mengusir kapal-kapal itu , saya tahu jika perbandingan kekuatannya sangatlah jauh , tapi bisakah setidaknya kau tahan mereka dan memperhatikan pergerakan mereka, setidaknya sampai satuan tugas dari Sulawesi sampai ? " ucap Brigjen Setyan Arifin dengan risau karena tidak yakin dengan rencana yang akan dilakukannya.

" saya tidak bisa berjanji , tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin " jawab Letkol Friman Zaelani dengan yakin dan percaya diri.

" kau sama seperti biasanya , aku berharap penuh padamu " ucap Brigjen Arifin dengan senyum kecil penuh pengharapan. Setyan Arifin kemudian menulis surat tugas untuk Firman Zaelani yang berisikan nama nama kapal yang dikerahkan dan kapten kapal yang akan bertugas , setelah selesai iapun memberikannya kepada Friman Zaelani.

" baiklah , kalau sudah , saya akan segera pergi untuk menemui para kapten kapal " ucap Firman Zaelani dengan tenang , ia mengambil surat tugas yang sudah di tulis oleh temannya itu.

Letkol Firman Zaelani kemudian berdiri dan segera berjalan menuju pintu , namun sebelum ia membuka pintu ruangan itu temannya Setyan Arifin menghentikannya.

" Fir ! " ucap Setyan Arifin menghentikan langkah sahabat karibnya itu , Letkol Firman Zaelani memutar badannya menghadap temannya itu.

" tolong , kembalilah hidup hidup , apapun yang terjadi " ucap temannya itu dengan perasaan cemas dan takut , ia yakin operasinya itu bisa menjadi operasi terakhir untuknya.

" aku tidak bisa berjanji Rif , tapi aku akan berusaha untuk membawa kembali semua kapal dan semua awak yang bertugas dalam misi ini , dalam tugas ini bukan saatnya untuk memikirkan diri saya sendiri " ucapnya dengan tegas dan berwibawa , ia tidak pernah takut mati dalam pertempuran.

" mari berharap perang tidak akan terjadi hari ini " ucap Zaelani dengan penuh harap, Arifin hanya mengangguk kecil.

" saya undur diri pak " ucapnya dengan tegas sambil memberikan hormat kepada pimpinannya itu sebelum bertugas , Brigjen Setyan Arifin membalas hormat itu dengan tegas pula dan kemudian Letkol Firman Zaelani pergi meninggalkan ruang kerja pimpinannya itu.

Letkol Agus Firman Zaelani mengumpulkan 2 kapten kapal yang akan bertugas dalam operasi itu , 2 kapten kapal itu antara lain Mayor Joko patmono kapten KRI Frans Handoko nomor lambung 72 , Mayor Agung Setyo kapten KRI Sudarsono nomor lambung 71 , dan KRI Machfoed nomor lambung 73 yang dikapteni sendiri oleh Letkol Agus Firman Zaelani , kedua kapten kapal itu berbaris dengan rapi didampingi petugas utamanya tau wakil kapten dari masing masing kapal , dengan berwibawa Letkol Firman Zaelani memberitahukan operasi mereka pada pagi hari itu.

" selamat pagi semua ! " sapa Zaelani dengan tegas untuk menumbuhkan semangat pada para pimpinan setiap kapal itu.

" siap pagi pak ! " jawab semua kapten dan wakilnya dengan tegas dan bersemangat.

" pagi ini kita mendapat tugas mulia dari pimpinan kita , 4 kapal perang cina berhenti di perbatasan terluar kita di utara " lanjutnya menjelaskan operasinya pada hari itu.

" sayangnya kita hanya diperbolehkan mengirim 3 kapal untuk operasi ini , karena hanya ada 3 kapal di markas kecil ini , namun walaupun begitu , tugas tetaplah tugas dan kita harus menyelesaikannya , tidak perduli berapa banyak kapal musuh yang ada " ucapnya dengan tenang dan penuh makna , kata katanya mampu menggetarkan hati 2 kapten kapal itu dan membuat perasaan risau dan khawatir lenyap dari pikiran mereka.

" apa kalian siap melaksanakan tugas ini ? " tanyanya dengan tegas kepada kapten kapten kapal itu.

" siap iya pak ! " jawab kedua kapten dan wakilnya dengan lantang.

" dan sebelum berangkat , pastikan semua awak menadapat sarapan yang cukup " ucapnya dengan tenang sebelum mengakhiri apelnya pada pagi hari itu.

" siap ya pak " jawab kapten dan wakilnya dari setiap kapal.

" itu saja , silahkan kembali ke kapal kalian " ucap Firman Zaelani dengan berwibawa mengakhiri apel singkat itu dan memperbolehkan dua kapten kapal yang dipimpinnya menyiapkan kapal dan awaknya untuk pertempuran.

Setelah itu para kapten dan wakilnya membubarkan diri dan kembali ke kapalnya masing masing , disetiap kapal para awak menyiapkan semua hal mulai dari amunisi hingga jaket pelampung agar mereka semua siap untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi , tidak satupun dari mereka yang terlihat khawatir atau risau ataupun ketakutan , mereka semua merasa bersemangat dan merasa sangat patriotik karena akan menjalankan misi mulia mempertahankan kedaulatan negara.

pada pukul 06.30 pagi ketiga kapal itu bertolak dari dermaga 3 pelabuhan Natuna menuju lokasi kapal asing Cina itu berada , ketiga kapal yang melakukan operasi itu berjenis korvet , kapal dengan panjang kurang dari 100 meter ini lebih kecil dari frigate namun lebih besar dari kapal berjenis Motor torpedo boat atau kapal cepat rudal.

Armada ini di pimpin oleh seorang Komandan yang sudah berpengalaman dalam operasi perang maupun non perang yaitu letnan kolonel Agus Firman Zaelani , ia merupakan kapten dari KRI Machfoed sehingga secara otomoatis kapalnya menjadi kapal utama dalam armada itu. KRI Machfoed adalah kapal paling modern yang ikut dalam operasi itu, di buat tahun 2032 dan memiliki persenjataan paling kuat di kelasnya. kedua kapal lainnya yang ikut dalam operasi itu lebih tua dan lebih lambat, tapi indoesia tidak punya kesempatan untuk mempensiunkan kapal kapal itu karena konflik yang melanda seluruh dunia.

30 menit berlalu setelah tiga kapal itu bertolak dari pelabuhan Natuna namun tidak di temukan apa apa selain perairan kosong, saat itu cuaca sedikit berkabut sehingga jarak pandang menjadi pendek, terlebih lagi kapal perang Angkatan laut Cina memiliki warna putih yang bertujuan untuk menyamarkan warnanya saat cuaca sedang berkabut. Letkol agus firman zaelani membuat keputusan, ia memerintahkan kepada seluruh armada untuk mengubah arah dengan harapan bisa menemukan Armada cina itu di tempat lain.

" kemana kapal kapal cina itu , katanya ada di kordinat ini " ucap Syarif muchtar, petugas utama/wakil dari Firman Zaelani bingung.

" mungkin mereka mundur beberapa mil , meski begitu kita harus tetap mencarinya " ucap Zaelani dengan tegas , ia akan terus mencari kapal perang cina itu sampai ada instruksi dari markas di Natuna untuk kembali ke markas.

" tapi kalau kita menyerang kapal kapal itu diluar wilayah teritorial Indonesia itu bisa dianggap sebagai deklarasi perang utama " ucap petugas utama Zaelani yang khawatir jika mereka akan berhadapan dengan kapal perang cina itu diluar batas perairan Indonesia , jika itu terjadi maka serangan yang mereka lakukan dapat dianggap sebagai pernyataan perang oleh Indonesia terhadap Cina dan Cina dapat melancarkan serangan penuh terhadap Indonesia.

" saya paham soal itu Rif , tapi adalah hal yang konyol jika mereka mengirim kapal perangnya hanya untuk masuk ke dalam wilayah perairan negara lain dan kemudian keluar dan kembali ke negara mereka , mereka pasti memiliki tujuan , terlebih lagi mereka tidak meminta izin melalui radio sesuai dengan prosedur yang ditentukan " ucap Komandan Zaelani dengan ketus , memang sudah biasa jika seorang kapten kapal bicara dengan nada datar/ketus untuk tetap menjaga wibawanya didepan anak buahnya.

" ck.. , kalau begini terus kapan ketemunya " guman petugas utamanya pelan.

"Nahkoda , tolong belokkan kapal 15 derajat kearah kanan segera !" Perintahnya sambil memandang lurus ke arah laut cina selatan yang begitu tenang dan bersahabat , namun tidak lama lagi lautan yang tenang itu akan menjadi medan pertempuran yang mengerikan dan memakan banyak korban jiwa.

"baik pak !" Jawab nahkoda dari KRI Machfoed , ia memutar sedikit roda kemudi yang ada di depannya , sistem navigasi pada kapal perang saat itu memang sudah sangat canggih sehingga tidak perlu memutar roda kemudi secara berulang-ulang seperti dulu lagi.

KRI machfoed berbelok terlebih dahulu kemudian di ikuti 2 kapal lainnya yang mengikuti di belakangnya , membentuk formasi segaris yang memudahkan kapal di belakangnya membelah air sehingga kapal di belakangnya dapat bergerak dengan kecepatan yang sama tanpa mengeluarkan tenaga yang besar , setelah 45 menit mencari dan mengawasi akhirnya mereka menemukan apa yang mereka cari.

" kontak permukaan relatif 20 derajat sisi kanan kapal jarak 35km !" lapor petugas radar melalui radio interkom kapal.

Zaelani mengambil teropong dan melihat ke arah yang di laporkan, terlihat secara samar 2 kapal besar dengan lambung berwarna putih dan terlihat satu kapal yang lebih besar dengan bagian atas datar.

" tidak salah lagi, itu mereka " ucap Zaelani dengan senang menemukan kapal-kapal yang mereka cari.

" dan masih 15 mil didalam perairan kita, kita masih punya hak dasar untuk menyerang mereka " ucap wakilnya yang ingin sekali langsung menyerang kapal-kapal cina itu.

" tidak dulu, untuk saat ini kita hanya harus memberikan peringatan verbal dan mengawasi pergerakan mereka " jawab zaelani berusaha mendinginkan kepala wakilnya.

" haah, aku tidak bisa tahan melihat mereka, tidak setelah apa yang mereka lakukan pada beberapa negara di sekitar laut cina selatan " ucap wakilnya mengungkapkan kekesalannya terhadap cina yang melakukan intimidasi kepada negara-negara yang lebih kecil di sekitar laut cina selatan.

" ASEAN tidak ada ubahnya seperti PBB, tidak mengatasi apapun " balas Zaelani.

"petugas komunikasi , kirim pesan ke Natuna, kita telah menemukan armada asing yang mengancam dan bilang mereka kalau kita butuh back up secepatnya, dan berikan pesan peringatan kepada mereka , perintahkan mereka untuk menyerah segera " perintahnya dengan tenang kepada petugas komunikasi di KRI Machfoed sementara ia tetap memperhatikan kelima kapal Cina itu menggunakan teropong jarak jauh.

"Baik pak !" jawab petugas komunikasi di KRI Machfoed sembari memberi hormat kepada Komandan Agus Firman Zaelani , ia kemudian menuju komputernya dan menyiapkan peralatan peralatan yang di butuhkan untuk mengirim Sinyal peringatan.

Seletah semua siap petugas komunikasi kemudian mengirimkan pesan peringatan kepada 5 kapal cina itu melalui sinyal radio , pesan peringatan pertama di kirimkan menggunakan bahasa inggris .

"antention Chinese fleet , this is Indonesian Navy warship ship KRI Machfoed , you are entering Indonesian sea territory , turn back your ship to international water immediately !" Sinyal peringatan itu juga di siarkan ke KRI Frans Handoko dan KRI Sudarsono yang berada di samping kanan dan kirinya.

" tidak ada respon pak " ucap petugas komunikasi setelah satu menit pesan dikirimkan.

" mungkin mereka tidak megerti bahasa inggris ?" sindir wakilnya.

" itu sangat menggelikan , mereka pasti mengabaikan peringatan kita " ucap Letkol Friman Zaelani sambil menatap tajam kapal induk cina itu.

" apa kau fasih berbicara bahasa mandarin ? " Tanya Letkol Zaelani pada petugas komunikasi di kapalnya.

" tidak fasih pak tapi saya bisa memberikan pesan peringatan dalam bahasa mandarin " ucap petugas komunikasi itu dengan sedikit ragu.

" kalau begitu lakukan " perintah Zaelani dengan tenang , ia tetap berusaha mengontrol emosinya.

"Jǐnggào! , Yìnní hǎijūn jūnjiàn KRI MACHFOED , Nǐ yǐjīng jìnrù yìnní shuǐyù, xiànzài tóuxiáng, fǒuzé wǒmen jiāng cuīhuǐ nǐ de chuán!

" tidak ada jawaban pak " ucap petugas komunikasi setelah 1 menit menunggu.

" lalu bagaimana ?" tanya wakil Zaelani menunggu langkah selanjutnya yang akan dilakukan kaptennya.

" kita menunggu " ucap Zaelani singkat, ia melanjutkan observasi dengan teropongnya.

Selama 2 jam armada dari kepulauan Natuna mengamati armada cina, Zaelani terus mengirimkan peringatan verbal ke kapal perang cina setiap 15 menit namun tetap tidak ada jawaban, tidak terlihat adanya aktivitas di kapal perang cina ataupun kapal induk mereka, membuat Zaelani semakin gusar dan bingung untuk mengambil tindakan.

" ada jawaban dari Natuna ?" tanya Zaelani ke petugas komunikasi.

" tidak pak, setidaknya belum " jawab petugas komunikasinya.

" saya dapat pesan masuk dari VHF !" lapor salah satu awak anjungan.

" ini komandan Zaelani di KRI Machfoed, dengan siapa saya bicara ?" ucap Zaelani menjawab panggilan dari radio itu.

" selamat siang komandan Zaelani, saya melaporkan dari KRI Celebes, kapal bendera dari armada Sulawesi yang ditugaskan untuk bergabung dengan armada kalian di natuna " jawab kapten Yohannes William dari KRI Celebes yang memimpin armada Sulawesi untuk menghadapi kapal-kapal perang cina itu.

" saat ini kami sudah berada 13 mil selatan natuna, dan kami akan mencapai posisi anda dalam 3 jam " lanjutnya menjelaskan posisinya saat ini dan mereka akan mencapai armada Zaelani dalam beberapa jam lagi.

" senang mendengarnya, saya harap saya dapat segera melihat Meriam besar anda beraksi di sini " ucap Zaelani dengan perasaan lega, akhirnya bantuan yang ditunggunya akan segera datang.

" baiklah, kembali ke mode radio silent " ucap Zaelani sebelum menutup komunikasi dengan Celebes.

" pak, saya melihat pergerakan dari armada cina !" lapor petugas radar melalui radio.

Zaelani mengambil teropongnya dan melihat ke arah armada cina, ia melihat 1 perusak cina berjalan perlahan mengkawal kapal kapal pendarat dan tank amfibi yang di luncurkan dari kapal induk mereka.

" mereka mulai meluncurkan pasukan pendarat " ucap wakil zaelani.

" itulah yang saya khawatirkan !" Zaelani berlari menuju radio interkom dan menghubungi petugas komunikasi.

Sementara Zaelani mengamati pergerakan kapal kapal cina itu Wakilnya segera membunyikan alarm posisi tempur dan mengumumkan posisi tempur melalui radio.

"Posisi tempur posisi tempur semua awak segera menuju posisi tempur masing masing, ini bukan latihan saya ulangi ini bukan latihan !"

" komunikasi, hubungin Natuna, Cina mulai meluncurkan pasukan pendaratnya di kawal oleh 1 kapal perusak, kami akan melakukan aksi pencegatan !" ucap Zaelani memberikan rincian pesan yang akan di kirimkan ke natuna.

Zaelani mengganti channel radionya dan memberikan peringatan ke kapal perang Cina itu untuk yang terakhir kalinya.

" this is Indonesian Navy warships Machfoed, I warn you to stop your landing forces and turn your fleet to international water, this is our final warning !!!" Zaelani memberikan peringatan melalui radio, tapi tetap tidak ada jawaban.

Zaelani akhirnya memutuskan untuk bergerak dan mengambil tindakan terhadap kapal-kapal cina itu.

" semua kapal, maju kecepatan penuh !" Zaelani memerintahkan semua kapal yang ada di bawah komandonya untuk maju dan menyergap pasukan pendarat cina itu.

Ketiga kapal itu maju dalam formasi sebaris dengan KRI Machfoed memimpin di posisi paling depan, melihat pergerakan kapal perang Indonesia, perusak Cina yang memimpin pasukan pendarat mereka melepaskan tembakan ke arah armada Indonesia.

" mereka menembak !" lapor awak yang berjaga di sayap anjungan.

Tembakan pertama mendarat di sebelah kiri KRI Machfoed menciptakan cipratan air tinggi yang membasahi geladak, tembakan kedua hampir menghantam sisi kiri KRI Frans Handoko yang berada di belakang Machfoed. untuk menghindari tembakan selanjutnya dan untuk menciptakan kebingungan ketiga kapal itu bergerak zig zag dari kanan ke kiri, karena perusak itu hanya memiliki 1 turret di haluannya ia hanya dapat mengikuti gerakan salah satu kapal.

2 perusak cina yang lain ikut menyerang dengan meluncurkan misil, kapal kapal perang Indonesia cenderung memiliki system pertahanan aktif yang lebih baik dari kapal kapal perang pada umumnya, kapal perang Indonesia di lengkapi dengan roket anti misil dengan kemampuan jangkau yang lebih jauh dari roket" lain, selain itu untuk pertahanan dengan jarak yang lebih dekat di pasang beberapa senapan mesin di setiap sisi, pada kapal kecil seperti kapal cepat rudal, kapal torpedo dan korvet biasanya dipadang 2 senapan mesin di setiap sisi, sedangkan untuk kapal lebih besar dipasang lebih banyak tergantung daripada kelasnya, berkat sistem pertahanan anti serangan udara yang baik misil misil itu berhasil di rontokkan.

Dalam waktu beberapa menit ketiga kapal perang Indonesia sudah berada dalam jarak yang sangat dekat dengan perusak cina, Zaelani yang mendekat dari sisi kiri Destroyer itu berbelok tajam ke kiri dan memotong jalur mereka tepat di depan mereka. Taktik ini sering di sebut crossing the T dimana kapal/armada memotong barisan kapal lawan secara horizontal dan kemudian melepaskan tembakan secara serentak taktik ini banyak dipakai oleh laksamana-laksamana terkenal dalam sejarah, Nelson, Togo, Jellicoe, memakai taktik ini untuk memenangkan pertempuran.

Ketiga kapal itu meluncukan torpedo secara bersamaan, total 9 torpedo meluncur ke barisan pasukan pendarat cina, mengetaui datangnya torpedo, Destroyer yang memimpin berbelok tajam ke kiri untuk melindungi kapal kapal di belakangnya, 7 torpedo menghantam kapal itu dan efektif membuat kapal itu lumpuh.

Zaelani memanfaatkan momen itu untuk bergerak menuju kapal kapal pendarat dan tank amfibi yang ada di belakangnya, 5 kapal pendarat yang ada di barisan itu di hancurkan dengan Meriam 3 inci atau dua Meriam otomatis 1,5 inci yang ada di atasnya, tank-tank amfibi yang hanya berlapiskan baja tipis dapat dengan mudah tertembus oleh senapa mesin yang biasa digunakan untuk menangkal serangan udara.

Pasukan pendarat sudah mereka gagalkan dan perusak yang mengkawalnya mulai miring ke kanan dan mulai tenggelam, Zaelani mengejar sisa armada cina yang tersisa, kedua perusak cina yang tersisa, nomor lambung 23 & 27 mulai bergerak untuk melindungi kapal induk mereka.

Zaelani membagi armadanya, Machfoed dan Sudarsono melaju bersama dalam formasi segaris di belakangnya dan kembali melakukan gerakan zig-zag sementara Frans Handoko melaju dengan kecepatan penuh untuk mengejar kapal induk cina yang tidak di lindungi.

Kedua perusak itu menghujani Machfoed dan Sudarsono dengan misil dan tembakan Meriam, peluru 5,5 inci yang mereka tembakkan memiliki daya ledak yang sangat besar dan mampu melumpuhkan kapal kecil seperti Machfoed dengan satu salvo, namun keuntungan menggunakan kapal kecil seperti Korvet adalah kemampuan manuvernya yang luar biasa, korvet sangat lincah dan dapat berbelok dari satu sisi ke sisi lain dengan cepat sehingga dapat dengan mudah menghindari tembakan.

Dengan gerakan zig zag nya, Machfoed dan Sudarsono dapat menghindari hantaman peluru 5,5 inci yang di tembakkan kedua perusak cina itu, gerakan itu sedikit menghambat mereka dan mengurangi kecepatan mereka, namun cepat atau lambat mereka akan mencapai jarak tembak torpedo mereka yang merupakan senjata paling mematikan yang mereka miliki.

Sementara itu Frans Handoko melaju dengan kecepatan 29 knot mengejar kapal induk cina yang berjarak 10 km jauhnya, Frans handoko seakan tidak terlihat oleh kedua perusak itu dan berpapasan begitu saja dengan mereka dari jarak 5km, untuk membantu kedua temannya Frans Handoko meluncurkan 3 torpedo ke arah perusak nomor 27, namun tanpa terduga tiba tiba Frans Handoko di hantam torpedo di bagian belakangnya, kapal itu kehilangan daya gerak dan mulai kemasukan air, tidak lama kemudian Frans Handoko tenggelam ke dasar laut.

Machfoed dan Sudarsono sudah mencapai jarak tembak torpedo, mereka bersiap menembakkan semua torpedo yang ada di tabung peluncur mereka sampai tiba tiba destroyer 27 yang ada di sisi kanan berbelok secara mendadak, kapal itu menghantam destroyer 23 yang ada di sisi kiri, terlihat ada cipratan air tinggi muncul di lambung kapal nomor 27 menandakan kapal itu di hantam oleh torpedo, melihat kekacauan itu Zaelani langsung memanfaatkannya untuk melancarkan serangan, 6 torpedo meluncur dari Machfoed dan Sudarsono.

4 torpedo menghantam destroyer no 27 sementara 2 sisanya menghantam no 23, Zaelani menyelinap lewat sisi kiri no 27, di kejauhan ia melihat Frans Handoko tenggelam dari buritan dan hilang di telan laut, beberapa perahu karet terlihat mengapung di tempat Frans Handoko tenggelam. Zaelani memerintahkan kapalnya melaju ke lokasi itu untuk menyelamatkan awak Frans Handoko yang selamat, namun tiba tiba sebuah pesawat pemburu menjatuhkan bom ke lokasi tenggelamnya Frans Handoko yang di penuhi tumpahan minyak, bom itu meledak dan menyulut tumpahan minyak itu, awak frans handoko yang masih ada di area itu terbakar hidup hidup, mereka yang sudah menjauh beruntung tidak ikut tersulut api, namun kini Zaelani tidak bisa mendekat untuk menyelamatkan mereka, Zaelani hanya menaikkan beberapa awak yang berhasil menjauh dengan perahu karet.

" benar benar biadab " ucap wakilnya melihat kebengisan di depan matanya itu.

" bersiap untuk meluncurkan misil, saya mau kapal induk itu terbakar sekarang !!!" perintah Zaelani dengan kesal. Ia memutuskan untuk menghabisi kapal induk yang memimpin armada cina itu dengan sekali serangan untuk menyelesaikan pertempuran secepatnya.

" bersiap untuk menyerang target 1104, arah 35 derajat relatif posisi kiri haluan kita, jarak 14 km, berapa misil yang akan kita luncurkan pak ?" lapor petugas persenjataan sebelum meluncurkan misil ke target yang telah di tentukan.

" semuanya, habiskan saja " jawab Zaelani, ia tidak berfikir untuk menghemat senjatanya lagi.

10 misil meluncur dari kedua kapal itu, Misil "Gandawartha" buatan pindad itu adalah misil anti kapal permukaan yang di kembangkan bersama Ukraina, lebih kecil daripada misil Harpoon milik amerika dan sedikit lebih cepat, namun tidak mudah untuk ber manuver sehingga sangat mudah di hadang oleh misil permukaan-udara.

Roket-roket penghadang misil meluncur dari kapal induk cina untuk menghadang misil yang di luncurkan kapal perang Indonesia, banyak misil yang di tembak jatuh namun dengan ajaib 3 misil berhasil lolos dari pencegatan, dan menghantam landasan serta menara anjungan di kapal induk itu, geladak kapal induk itu dilalap api, sekarang kapal induk itu tidak bisa meluncurkan pesawat untuk menyerang kapal-kapal indonesia dan tidak dapat mendaratkan pesawat yang sudah mereka luncurkan.

" ughh, makan itu !" ucap Wakil Zaelani yang puas melihat kapal induk cina itu terbakar.

" sekarang tinggal torpedo dan Meriam utama yang kita punya" gumam Zaelani menyadari jika ia sudah kehabisan senjata terbaiknya.

" berapa banyak yang tersisa ?" tanya Zaelani kepada petugas persenjataan melalui radio interkom.

" torpedo tinggal tersisa 2 salvo lagi pak, Meriam 3 inci tersisa 50 peluru, 1,5 inci 800 peluru, senapan anti serangan udara masih cukup untuk tembakan berturut selama 3 menit " jawab petugas persenjataan melaporkan jumlah amunisi yang tersisa.

" seandainya armada Sulawesi bisa sampai lebih cepat " keluh wakil Zaelani mendengar laporan itu, ia tidak yakin dapat memenangkan pertempuran itu dengan hanya Meriam dan torpedo.

" bahaya serangan udara, dari arah kiri !!!" lapor petugas pengawas radar melalui radio.

Jet tempur yang sebelumnya menjatuhkan bom ke lokasi tenggelamnya Frans Handoko berbalik dan bersiap untuk menyerang Machfoed dan Sudarsono. 2 jet tempur itu menukik dari ketinggian dan mengincar kedua kapal itu, 4 roket meluncur dari kedua jet itu dan meluncur dengan cepat menuju Machfoed dan Sudarsono, untuk menghindari serangan Machfoed berbelok tajam ke kiri dengan kecepatan penuh, namun sayangnya Sudarsono bergerak lebih lambat dari Machfoed karena Sudarsono jauh lebih tua dan lebih lambat, 2 misil menghantam menara radar Sudarsono sementara 1 misil menghantam peluncur roket anti serangan udara yang ada di haluan.

" pak kita kehilangan semua radar yang kita punya, kita bisa beralih ke mode manual untuk Meriam dan senapan mesin tapi saya tidak bisa menjamin bidikan saya akurat 100% !!!" lapor petugas persenjataan ke kapten Sudarsono.

" sialan, kontak komandan Zaelani, kita kehilangan kemampuan untuk bertempur secara digital dan harus beralih ke mode manual !!!" perintah kapten Sudarsono kepada petugas komunikasinya.

" pak, Sudarsono kehilangan semua alat pelacakannya dan harus beralih ke mode manual !" lapor petugas komunikasi di Machfoed melanjutkan pesan yang di kirimkan dari Sudarsono.

" mereka tidak akan bisa bertahan hanya dengan bidikan manual " ucap Wakil Zaelani menanggapi laporan itu.

Kedua pesawat itu berputar balik dan bersiap untuk melancarkan serangan selanjutnya ke Sudarsono, Machfoed yang masih memiliki radar meluncurkan roket anti serangan udara ke dua jet tempur itu, roket-roket itu meluncur satu persatu menuju kedua jet itu, roket roket itu tidak 100% akurat dan hanya di desain untuk meledak sedekat mungkin dengan target yang di incar, pecahan dari roket-roket itu sendiri akan terpental dan menghantam target yang ada di dekatnya.

Satu pesawat di hancurkan oleh roket-roket yang di luncurkan oleh Machfoed namun satu lagi berhasil menghindar dan terus melaju menuju Sudarsono dengan kecepatan penuh, Sudarsono kemudian mengarahkan Meriam utamanya ke arah pesawat itu, 5 tembakan beruntun di muntahkan oleh selongsong kaliber 3 inci itu, salah satu peluru berhasil menghantam pesawat terakhir namun pesawat itu telah lebih dulu meluncurkan senjata luncurnya ke Sudarsono. Sudarsono di hantam 4 misil di lambung sebelah kanannya, dan mengakibatkan kebocoran walau tidak terlalu parah, namun kebocoran itu mengurangi kemampuan manuvernya dan mengurangi kecepatannya, Sudarsono tidak dapat lagi bertempur dengan efektif.

" Machfoed ke Sudarsono, bagaimana kondisi kalian !" ucap Zaelani setelah melihat kapal terakhir yang ada di bawah komandonya itu di hantam misil.

" lambung sisi kanan mengalami kebocoran namun sudah bisa di atasi, beberapa senapan mesin di sisi kanan hancur, tapi kami masih bisa bertempur pak !" jawab kapten Sudarsono berusaha meyakinkan komandannya jika ia masih dapat bertempur meski sudah di hantam misil berkali kali.

Namun Zaelani tidak mau mengambil resiko, ia tidak mau kapal yang tidak dapat bertempur secara efektif menjadi sasaran serangan serangan selanjutnya, iapun mengambil keputusan.

"komunikasi , beritahu KRI Sudarsono untuk berputar arah dan kembali ke markas segera!"

"baik pak ! , Sudarsono ini Machfoed , Komandan Agus Firman Zaelani memerintahkan kapal anda untuk kembali ke markas !"

Kapten Agung Steyo bingung menghadapi perintah itu , ia khawatir KRI Machfoed tidak akan bertahan dalam pertempuran itu sendirian.

"bagaimana dengan kalian ?" Tanya Mayor Agung Setyo khawatir.

"pak , mayor agung setyo menanyakan bagaimana dengan kita ?" ucap petugas komunikasi itu meneruskan pesan yang diberikan Mayor Agung Setyo.

Komandan Agus Firman Zaelani menundukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu , ia sendiri tidak mampu menjawab dengan pasti apakah ia bisa bertahan dalam pertempuran itu atau tidak .

"pertempuran ini sudah memakan banyak korban , saya tidak ingin ada korban lebih banyak lagi dalam pertempuran ini , karena itulah saya memerintahkan anda untuk kembali ke markas dan meminta bantuan lebih banyak jika saya tidak bisa bertahan dalam pertempuran ini"

"komandan Agus Firman Zaelani tidak menginginkan jatuh korban lebih banyak lagi dan ia menginginkan agar anda meminta bantuan segera" ucap petugas komunikasi itu meneruskan ucapan komandannya.

"baiklah Machfoed saya paham maksud anda" petugas komunikasi di KRI Sudarsono kemudian menutup saluran komunikasinya dan segera mundur dari medan pertempuran .

"arahkan kapal ke markas ! kita tinggalkan area ini !" perintah kapten Mayor Agung Setyo kepada nahkoda KRI Sudarsono.

KRI Sudarsono kemudian berbelok ke arah ke kanan dengan penuh , di anjungan KRI Sudarsono Kapten Mayor Agung Setyo dan seluruh awak yang berada di anjungan memberikan penghormatan yang mungkin menjadi penghormatan terakhir untuk Komandan Agus Firman Zaelani beserta seluruh awak KRI Machfoed . dengan kembalinya KRI Sudarsono ke markas di Natuna maka kini KRI Machfoed harus menghadapi 1 destroyer yang masih memiliki daya tempur dan satu kapal induk yang terlihat telah mengatasi kebakaran di geladaknya dan dapat meluncurkan pesawat tempurnya kapan saja.

Zaelani mengambil mikrofon internal dan berbicara ke semua awak di kapalnya.

"teman teman semua, para awak yang saya banggakan, ini kapten yang bicara, saat ini kita menghadapi pertempuran yang sulit yang mungkin tidak dapat di menangkan, saya hanya ingin mengatakan, kalau kalian semua adalah awak terbaik, orang orang paling hebat, dan pelaut pelaut paling berani yang pernah saya temui, terimakasih untuk kesetiaan dan kerja keras kalian semua, sekian" Zaelani menutup saluran radio itu, semua awak di anjungan menatap ke arahnya, tidak ada yang terlihat ketakutan, semuanya terlihat sigap menunggu perintah selanjutnya yang akan di lontarkan oleh kaptennya itu kepada mereka.

"kami menunggu perintah selanjutnya pak !" ucap wakilnya tersenyum bangga melihat kaptennya yang tidak mau mundur dari pertempuran.

" pak !" jawab semua awak di anjungan secara bergantian.

Zaelani merasa terharu, ia hanya bisa tersenyum bangga kepada awak awaknya itu, tak seorangpun dari mereka yang takut akan kehilangan nyawa dalam pertempuran itu.

" maju kecepatan penuh, siapkan semua senjata !" perintah Zaelani dengan lantang, dan pertempuran kembali di lanjutkan.

Machfoed melaju dengan kecepatan penuh dan bersiap untuk melancarkan serangan ke kapal induk lawan, perusak no 23 yang masih bertahan melancarkan serangan ke Machfoed menggunakan misil, satu persatu misil meluncur dari tabung peluncur yang ada di geladaknya menuju Machfoed dengan kecepatan supersonic, Meski memiliki pertahanan yang mumpuni Machfoed kewalahan menghadapi serangan bertubi tubi dari perusak itu, hingga akhirnya peluncur roket pertahanan udara Machfoed kehabisan amunisi, salah satu misil berhasil lolos dari pencegatan senapan mesin dan menghantam ujung haluan Machfoed, misil lain menghantam cerobong asap dan kemudian menghantam kotak peluncur misil yang sudah kosong.

Machfoed tetap berada di jalurnya dengan kecepatan penuh dan manuver zig-zag, berusaha untuk segera dapat mencapai jarak tembak torpedo, namun tiba tiba sebuah misil menghantam bagian buritan Machfoed, ledakan misil itu mengguncang seisi kapal dan membuat tabung peluncur torpedo macet, akibatnya peluncur torpedo tidak dapat di putar dan torpedo tidak dapat di luncurkan.

Kini Zaelani sudah tidak memiliki senjata untuk melawan selain dengan Meriam utamanya, Zaelani memerintahkan kapalnya untuk berbalik arah dan bersiap untuk menyerang perusak itu dengan senjata yang ada, ketika kapalnya sudah berputar arah dan ada di jalur yang sama dengan perusak itu, beberapa titik hitam kecil muncul dari cakrawala, titik hitam itu kemudian menukik tajam menuju perusak no 23 itu dan menghantam lambung sebelah kanannya, kapal itu meledak dengan hebat setelah dihantam benda misterius itu, amunisinya terpicu dan menimbulkan ledakan beruntun yang menghancurkan lunas kapal itu, perusak itu terbelah dan mulai kemasukan air, Zaelani mendapatkan pesan yang tidak ia duga.

"komandan Zaelani, maaf kami terlambat, ketika bertemu dengan Sudarsono kami langsung bergerak kemari dengan kecepatan penuh " ucap kapten Yohannes William melalui radio.

Armada Sulawesi telah tiba, lebih awal dari yang di perkirakan oleh Zaelani dan lebih cepat 8 jam dibandingkan armada utama. dipimpin oleh KRI Celebes yang merupakan kapal tipe penjelajah berat dan di persenjatai dengan Meriam berat caliber 8 inci.

" jangan khawatir, Meriam kami lebih dari cukup untuk menembus lapisan kaleng seperti itu, kalian segeralah kembali ke markas" ucap kapten Yohannes William menyombongkan kemampuan kapalnya.

"terimakasih untuk bantuannya, sangat mepet sekali momennya" ucap Zaelani yang lega karena bantuannya telah datang.

"saya terburu buru kesini sampai tidak sempat bawa kapal suplai bahan bakar, jadi saya harus menghemat bahan bakar saya" jawab kapten Yohannes William dengan santai.

"arahkan kapal ke 090 kita kembali ke markas" perintah Zaelani ke juru mudinya.

Machfoed melaju pelan melalui barisan kapal kapal dari Armada Sulawesi, 18 kapal tergabung dalam armada itu dari beberapa markas di Sulawesi dan berisikan beberapa kelas yang berbeda mulai dari Frigate, Destroyer, dan Cruiser, semua kapal itu melaju dalam dua barisan, barisan terluar terdiri dari kapal kapal besar seperti penjelajah berat dan penjelajah ringan yang memiliki kemampuan artileri besar diatas caliber 5 inci, kapal kapal itu menjadi kekuatan penggempur utama dalam armada itu, sementara barisan kedua berisikan kapal kapal yang lebih kecil seperti perusak dan Frigate yang memberikan back up serta perlindungan udara pada kapal kapal yang lebih besar dengan misil, formasi seperti ini menjadi standar umum untuk angkatan laut Indonesia.

"This is KRI Celebes from Sulawesi Fleet, you have mess with my men and let me tell you that it is a bad idea, now I warn you one last time, stand down your ship, stand down your weapon, and surrender unconditionally" kapten KRI Celebes memberikan peringatan kepada kapal induk itu yang menjadi satu satunya kapal yang tersisa.

Setelah menunggu satu menit tetap tidak terdengar jawaban apapun dari kapal induk itu.

"mereka sangat keras kepala" ucap kapten Yohannes jengkel.

"Semua kapal, arahkan Meriam ke arah 230, target kapal induk itu" perintah kapten Yohannes kepada semua kapal di armadanya, ia menggunakan frekuensi umum agar perintahnya juga terdengar oleh kapal induk itu.

"bersiap untuk menembak"

"tiga…., dua….." kapten Yohannes mulai menghitung mundur, ia menyiarkan hitungan mundurnya untuk memberikan efek psikologis pada lawannya.

"sa….." saat ia akan mengakhiri hitungannya kapal lawan menghubunginya dengan panik.

"this is PLAN warship Shenzen, we are surrender, I repeat we are surrender" kapal induk itu menyatakan menyerah melalui radio.

"stop your ship, stand down your weapon, prepare to be borded…and prepare some dumplings for us onboard" ucap Kapten Yohannes memberikan instruksi kepada kapal induk untuk mengamankan semua senjata dan bersiap untuk di naiki.

Di KRI Machfoed semua awak bersorak sorai merayakan kemenangan mereka dalam pertempuran yang sesungguhnya, 3 kapal melawan 4 kapal yang kelasnya jauh di atas mereka, dan mereka berhasil menggagalkan invasi ke pulau terdekat dengan laut cina selatan.

namun saat seluruh awak di KRI Machfoed larut dalam kebahagiaan setelah menang , tiba tiba 2 torpedo menghantam sisi kiri KRI Machfoed , tidak diketahui darimana torpedo itu berasal , seluruh awak panik dan ketakutan , suasana senang berubah menjadi tegang dan para awak mulai banyak yang berlompatan ke air .

"Pak kapal kita kemasukan air dengan cepat !!!" lapor seorang awak kapal yang datang dari arah buritan kapal .

"Seluruh awak , tinggalkan kapal segera !!!" perintah komandan Agus Firman Zaelani yang juga dalam keadaan kebingungan saat itu. Sebelum meninggalkan anjungan seluruh awak yang ada di Anjungan memberikan penghormatan kepada komandannya , Letkol Firman Zaelani membalas penghormatan itu dengan tegas dan berwibawa.

Seluruh awak di anjungan KRI Machfoed telah meninggalkan anjungan dan segera pergi ke perahu penyelamat , semua kecuali seorang awak kapal bernama Syarif muchtar , ia merupakan first officer di KRI Machfoed saat semua awak meninggalkan anjungan dengan penuh rasa cemas , ia hanya berdiri dengan tenang di sebelah komandan Agus Firman Zaelani.

" ternyata seperti akhirnya ya pak " ucapnya dengan tatapan lurus ke depan melihat haluan yang mulai miring ke kiri dan mulai kemasukan air .

Komandan Firman Zaelani kaget melihat first officernya masih ada di anjungan bersamanya , ia lantas menanyakan kenapa first officernya itu masih berada di sana bersamanya .

" K..Kau ? , apa yang kau lakukan di sini ? kau seharusnya udah pergi dengan perahu penyelamat !" Tanya Komandan Agus Firman Zaelani bingun dengan nada keras kepada first officernya .

" Kalau bapak , apa yang bapak lakukan di sini ? " tanyanya lagi dengan nada menyinggung .

Komandan Agus Firman Zaelani kaget dan bingung mendengar pertanyaan dari first officernya itu , ia merasa kalau first officernya itu tau kalau ia ingin tetap berada di kapalnya apapun yang terjadi , ia merasa bahwa tenggelamnya KRI Frans Handoko dan penderitaan yang di alami awaknya merupakan tanggung jawabnya , ia berfikir akan lebih pantas jika seorang kapten tenggelam bersama kapalnya sebagai penebus kesalahannya .

" saya tahu yang akan bapak lakukan di saat seperti ini , seorang kapten harus tenggelam bersama kapalnya , iya kan pak ? tanyanya dengan tatapan sinis ke arah Komadan Agus Firman Zaelani .

" Jangan bicara yang aneh aneh Syarif , kau harus meninggalkan kapal inisegera ! " , Bentak Komandan Agus Firman Zaelani pada First officernya itu .

" lalu bagaimana dengan bapak ? apa bapak akan tetap disini dan tenggelam bersama kapal bapak ? bagaimana nasib istri dan anak bapak nanti ? " ucap wakilnya yang terus menekan komandannya itu.

"itu bukan urusanmu , keluar dari anjungan sekarang juga atau saya akan menggunakan cara kekerasan !" jawabnya tanpa melihat wajah first officernya itu.

"baiklah pak" , ia kemudian memberikan hormat kepada kaptennya sebelum meninggalkan anjungan .

Setelah first officernya itu pergi meninggalkan ia sendirian di anjungan kapal , ia melepas topi pet kebanggaannya , dan di pegangnya menggunakan tangan kirinya .ia merasa tidak pantas menggunakan topi yang terhormat itu ketika ajalnya datang , ia hanya memandang lurus kedepan dan berpasrah diri kepada tuhan .

Kalimat zikir dan takbir terus ia ucapkan menjelang kematiannya yang tidak lama lagi , ia melantunkan kalimat itu dengan harapan bebannya di akhirat nanti dapat di ringankan oleh Allah SWT , ia juga memiliki sebuah keyakinan jika ia gugur saat menjalankan tugas maka ia mati dalam keadaan syahid .

Tanpa ia sadari air sudah menggenagi anjungan itu berarti sebentar lagi anjungan itu akan berada di bawah air , topi pet yang tadi ia pegang di tangan kirinya terlepas dan mengambang keluar anjungan , pada saat yang menegangkan itu hanya ada satu hal yang terlintas di pikirannya , yaitu keluarganya , ia memiliki seorang istri yang cantik dan sholehah bernama Ainun Nur Fatmawati yang ia nikahi pada tahun 2019 , pernikahan mereka berbuah seorang putra bernama Ahmed Zaelani . putranya itu baru saja menyelesaikan pelatihan wajib militernya ketika ayahnya pergi berperang ke Natuna , Ia sangat disayangi oleh keluarganya terutama ibunya, ia sangat berharap anaknya kelak akan mengikuti jejaknya menjadi seorang Prajurit Angkatan Laut Indonesia dan bisa meraih pangkat yang tinggi.

semua awak KRI Machfoed yang sudah menjauh melihat kapal mereka mulai di telan lautan dari bagian belakang, haluan kapal yang hancur akibat hantaman misil terangkat hingga tegak lurus dan kemudian tenggelam perlahan lahan, Syarif Muchtar tidak menjelaskan tentang apa yang terjadi pada kapten mereka. setelah itu mereka semua di selamatkan oleh armada Sulawesi dan kembali ke Natuna.

Siguiente capítulo