webnovel

TERPANCING EMOSI

"Kenapa kau sangat keras kepala? Aku sudah mengatakannya jika aku tidak mau!" bentak Moriz. Oke, emosinya sudah meningkat lagi hingga ia kembali meninju Agram. Ahk, biarkan saja dia mati di sini, ia tidak peduli.

Kali ini Agram sama-sama terpancing emosi. Ia bangkit dari dari sungkurannya. Mentap Moriz tidak kalah nyalang. Apa yang ia inginkan harus ia dapatkan, meski nyawa yang jadi taruhannya.

Agram mengepalkan kedua tangannya. Melangkah mendekati Moriz dengan napas memburu. Ia mencengkeram kuat kerah kemeja yang dipakai Moriz. "Kita harus melakukannya!" desisnya tajam.

Bruk!

Moriz mendorong tubuh Agram yang berhasil membuat dia kembali beradu dengan lantai. Ia menepuk-nepuk kerahnya seakan banyak noda yang tertempel di sana. Kali ini ia yang mendekat dan mencengkeram kaos yang dipakai Agram.

Cuih!

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo