"Kamu berantem lagi?"
Rayan tak menjawab, hanya memberikam cengiran kudanya. "Ngeri banget Kakak liat wajah kamu Ray. Ayo cepet masuk, Kakak obatin."
Rayan menggeleng. "Gak usah Kak. Udah di obatin kok ini."
Kak Rena terdiam sebentar, memperhatikan luka-luka yang telah mengering itu. "Syukur deh kalo udah di obatin, yaudah ayo masuk ngapain malah diem aja di sini."
"Eh.. Ini Rayan mau ke rumah temen." Kening Kak Rena mengerut. "Loh kirain baru sampe, kamu masih seragaman gini."
"Iya males ganti. Yaudah Rayan pamit Kak." Kak Rena menahan tangan Rayan setelah menyaliminya. "Kamu lagi kenapa-napa kan?"
Rayan dengan cepat menggeleng. "Rayan oke. Gak kenapa-napa."
"Terus kenapa gak mau nginep di rumah?"
"Kata siapa? Nanti Rayan pulang kok, tapi agak maleman."
"Oke agak maleman dan nanti besok Kakak udah gak liat kamu di rumah alesannya berangkat pagi-pagi. Itu berangkat pagi apa emang gak pulang?" tanya Kak Rena membungkam mulut Rayan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com