"Ares!!" Athania mencekal lengan pemuda
itu dengan cepat. "Kamu kenapa, sih?"
"Anggap aja aku percaya omongan kamu.
Udah? Beres, kan? Aku mau pergi. Lepasin
tangan kamu."
Athania terdiam dengan senyuman
miris di wajahnya. Gadis itu mendengus
geli. Alih-alih mengatakan aku percaya
omongan kamu. Ares justru seolah-olah
berkata bahwa ia tak percaya Athania.
Padahal, Athania butuh pemuda itu. Ia
pikir, Ares tak akan meragukannya. Ares
akan mempercayainya.
"Kamu hebat banget, Tha. Udah kayak
kriminal, dibicarain sana-sini. Seneng
nggak? Kamu suka kan jadi pusat
perhatian."
"Aku bingung. Kenapa bisa suka sama
cewek kaya kamu."
"Maksud kamu apa?" Athania melepaskan
genggamannya. Rahang gadis itu
mengeras, menandakan bahwa ia tengah
marah sekarang.
"Aku cewek yang kaya gimana
memangnya?!" pekik gadis itu setengah
menjerit.
"Cewek yang ... rusak?"
Berengsek. Bajingan. Semua kalimat
umpatan dilontarkan Athania dalam
hatinya.
"Kamu ... Udah gila, hah? Bisa-bisanya
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com