Zara menatap keluar jendela, ia masih merasakan sedih dan ingin kembali menangis. Tapi sebisa mungkin Zara tahan, ia tidak mau terlihat lemah dan lebay di hadapan pria yang memang suka mengejeknya dalam berbagai hal. Sedang Arsya, pria itu fokus mengendarai mobil walau pikirannya tidak fokus di sana saja.
Arsya tau kalau Zara masih merasa kesal padanya karena kata-katanya yang kelewat batas, tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi dan Arsya tidak bisa menarik kembali perkataannya. Semua terjadi di luar kehendaknya, dan ia mengakui jika memang ia terbawa emosi hingga berani mengata-ngatai Zara.
Kedua orang itu pada akhirnya saling diam, mereka tidak berbicara apapun kecuali menunjukan jalan. Suasana menjadi canggung, tidak biasa dan terasa aneh. Hingga akhirnya mobil Arsya sampai di depan rumah Zara, lalu Zara mengucapkan terima kasih pada pria itu.
"Terima kasih sudah mengantar, saya masuk dulu. Assalamualaikum," pamit Zara pada Arsya.
"Waalaikum salam," jawab Arsya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com