"Ahh!"
Darah segar menyembur dengan deras seperti mata air di pegunungan. Orang tua tinggi kurus itu mengalami luka di bagian perut sebelah kirinya. Luka itu tidak dalam, tapi cukup panjang.
Rasa sakit yang diakibatkan juga tidak main-main. Seumur hidup, rasanya baru kali ini saja ia mengalami sakit semacam itu.
Begitu mengalami luka, ia langsung melompat mundur ke belakang. Celananya sudah dibasahi oleh darah. Dengan cepat dirinya segera menotok beberapa jalan darah dan langsung menghentikan darah tersebut.
Sementara itu, berbarengan dengan kejadian barusan, Pendekar Naga Putih tetap melanjutkan pertarungannya melawan orang tua berpakaian merah.
Kapak dan petang terus berbe terus di tengah udara. Dua orang tokoh dunia persilatan yang terlibat itu saling mendesak dan saling serang tanpa henti.
Kapak milik lawan bergulung-gulung datang bagaikan ombak di lepas pantai. Tebasan dan bacokan datang bagaikan hujan deras.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com