"Kurang apa?" sahut Anya tak sabar.
Indro diam, ia menghela napas berat.
"Apa Yah apaaaa?" desak Anya frustasi. Dia menghapus air matanya dengan kasar.
"Bukankah yang penting pria itu baik denganku Yah? Dan juga menyukai Anya, sama besarnya dengan perasaan yang Anya punya? Bukankah begitu Yah?" lontar Anya.
Indro diam, dia nampak gelisah.
"Menantu seperti apa yang Ayah inginkan? Dunia sudah hancur Yah. Pangkat dan derajat sudah tidak berlaku di dunia ini. Lalu kenapa, Ayah masih begitu picik?"
Indro terkejut disebut sang anak dengan kata picik. Dia mulai terpancing emosi.
"Pangkat dan derajat, memang sudah tidak berlaku," sahutnya. "Tapi ...."
"Tapi apa?" sergah Anya marah. "Uang? Fisik?--"
"Agama!" sela Indro.
Anya terdiam, mulutnya yang meracau sejak tadi, kini mulai mengatup perlahan. Dia tercekat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com