Tiba-tiba pikiranku berbelok ke jalan yang gelap, kilasan dari tadi malam membombardirku sekali lagi.
Aku bernapas melalui emosi yang kacau, meneguk anggur, berharap itu akan mengurangi trauma.
"Kamu baik-baik saja?" Liam bergumam.
Aku mengangguk. "Ya. Itu datang dalam gelombang. " Aku menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan senyum di wajahku agar dia tidak khawatir.
Kami duduk diam selama beberapa menit, lalu merasa berani dari gelas anggur yang hampir kosong, Aku bertanya, "Jika Kamu tidak suka disentuh, apakah itu berarti Kamu tidak melakukan hubungan?"
Ya. Aku baru saja menanyakan itu, tetapi mengenal Liam adalah pengalih perhatian yang sangat Aku butuhkan.
"Ya."
Jantungku jatuh ke perutku. "Seperti pernah?" Alisku muncul. "Jadi, tidak ada keintiman."
Diam, wanita.
Senyum geli tersungging di mulut Liam. "Aku tidak selibat, Kiara." Aku menghabiskan anggur terakhir di gelas Aku, lalu dia berkata, "Tapi Aku belum pernah menjalin hubungan."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com