Pelayaran itu tak terlalu lama. Sampai di pantai daratan raya matahari baru condong ke sepertiga bola langit barat. Mereka disambut dengan penuh haru biru dan seruan-seruan yang membahana dari ribuan manusia yang tumpah ruah di pelabuhan.
La Mudu dan Mutri Mantika melambai-lambaikan tangan kepada seluruh penyambut mereka itu. Dan yang paling dicari oleh La Mudu di antara ribuan manusia di bawah sana adalah gurunya, Dato Hongli, kekasihnya Meilin dan kedua orang tuanya. Matanya terarahkan oleh sebuah kain merah lebar yang dikibarkan seperti sebuah panji. Ternyata di bawah bendera merah itu berdiri orang-orang yang dicari dan sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Dengan girang La Mudu membalas lambaian tangan mereka.
“Dik, itu adalah calon kakak iparmu, Meilin. Dia bersama kedua orang tuanya dan guru Hongli,”La Mudu memberitahukan kepada Putri Mantika sembari menunjuk ke arah di mana orang-orang yang dimaksudkannya.
“Di mana, Kak...?”
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com