Baru saja La Mudu bergerak beberapa langkah ke depan, kelima puluh lawannya yang tampaknya sudah tak sabar untuk menggempurnya, dengan tanpa aba-aba langsung melakukan penyerbuan ke arahnya dengan serentak. Gerakan mereka tak kalah gesit dan cepatnya dengan lawan-lawan yang sudah ia singkirkan. Tubuh mereka bak tawon-tawon raksasa yang berkelebat mendatanginya dengan mengiblatkan sepasang pedang di kedua tangannya masing-masing. Naga-naganya mereka ingin langsung memusnahkan sang murid dari Dato Hongli itu dengan satu serangan gabungan yang amat mematikan.
“Heaaa...!!”
Bwett...!!
Bwett...!!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com