Ibu-ibu genit sekarang banyak juga yang pake jilbab, jadi inget mantan temen saya ceweknya juga pake jilbab , tapi ngeseks nya jago banget, nah untuk itu saya berharap teman-teman jangan melihat simbol agama seseorang, baiknya kita menilai pribadi orang itu, berikut salah satu pribadi ibu ibu girang boleh di bilang tante girang, tapi udah agak tua atau STW, walaupun kesehariannya memakai jilbab, ternyata dia masih gak sanggup menahan birahi, Berikut ceritanya.
"Tadi malam saya lewat rumah ibu dan mendengar suara menarik jadi saya mengintip. Ternyata, saya lihat ibu sedang mencolok-colokkan pisang ke itunya ibu sambil nyetel film BF. Saya sangat terangsang.Kalau ibu setuju, daripada pakai pisang saya juga mau dan penginbegituan dengan ibu".
Itu kalimat yang kutulis dalam HP dan siap dikirimkan dalam bentuk SMS ke sebuah nomor HP milik Bu Ruminah, tetanggku. Namun kendati tinggal memencet tombol agar pesan terkirim, aku sempat ragu.
Jangan-jangan nanti Bu Rum (demikian Bu Ruminah biasa dipanggil) ngadu ke ibuku atau ke orang-orang tentang SMS yang kukirim, begitu aku membathin. Tapi, ah nggak mungkin dia berani cerita ke ibuku atau ke orang-orang. Sebab kalau dia cerita, kebiasaannya memuaskan diri dengan buah pisang kan jadi ketahuan. Begitu pikirku lagi.
Yakin Bu Rum tidak mungkin menceritakan isi SMS itu ke orang lain, akhirnya kutekan panel tanda OK pada HP-ku dan terkirimlah SMS tersebut.
IBU RUM
Hanya dalam hitungan menit, reaksi dari SMS yang kukirim langsung kudapat. HP ku berdering dan pada layar terlihat nama Bu Rum memanggil. Tetapi aku tidak berani mengangkat karena pasti ia mengenali suaraku hingga kudiamkan saja panggilannya. Setelah beberapa kali telefonnya tidak diangkat, akhirnya sebuah SMS masuk.
"Tolong jawab. Nomor siapa ini". Demikian bunyi SMS yang dikirimnya dan memacu niatku untuk kembali mengisenginya.
"Pokoknya ibu sangat mengenal saya. Bener lho Bu, pisang saya jadi pengin banget dimasukkan ke itunya ibu seperti pisang yang ibu pegang tadi malam. Ibu pasti puas. Mau kan Bu?". Ujarku dalam SMS yang kukirim berikutnya.
"Huussh… jangan ngawur. Saya bukan wanita begituan dan saya kan sudah tua. Tolong kejadian itu jangan diceritakan ke orang lain. Tolong banget". Ungkapnya dalam SMS berikutnya.
Rupanya dia ketakutan kalau aku menceritakan kejadian yang sempat kupergoki itu hingga niat isengku makin menjadi.
"Beres Bu, Saya tidak akan cerita ke siapa-siapa. Tapi sungguh saya sangat terangsang saat melihat memek ibu dicolok buah pisang. Bahkan lebih merangsang dibanding memek wanita bule yang ada di film BF. Jadi soal saya kepengin begituan dengan ibu memang bener-bener lho." Kataku lagi dalam SMS yang kukirim selanjutnya.
Tetapi balasan SMS dari Bu Rum pendek saja. "Sudah ya. Saya sangat berterima kasih kejadian itu tidak diceritakan ke siapapun," ujarnya dalam SMS yang kuterima. Setelah itu beberapa kali kukirim SMS dengan kata-kata yang lebih panas.
Termasuk kesediaanku untuk menjilati memek dan itilnya bila ia mau melayaniku. Namun Karena tetap tidak dijawab maka malam itu SMS an dengan Bu Rum tidak berlanjut.
Bu Ruminah yang biasa disapa Bu Rum adalah tetanggaku. Rumahnya hanya terpaut tiga rumah dari rumahku. Suaminya Pak Kirno, adalah pensiunan TNI dan pernah menjadi Satpam sebuah bank serta menjabat Ketua RW sebelum terkena stroke dan mengalami kelumpuhan.
Sementara Bu Rum di samping menjadi ketua kelompok pengajian ibu-ibu di lingkungan RW tempat tinggalku, ia yang pernah mengenyam pendidikan pesantren itu juga mengajari ibu-ibu mengaji termasuk ibuku yang menjadi teman dekat dan sekaligus muridnya. Aku yakin orang-orang tidak bakalan percaya kalau kuceritakan bahwa Bu Rum ternyata suka melampiaskan hasrat seksnya dengan menggunakan pisang.
Betapa tidak, wanita berusia 53 tahun itu, penampilan kesehariannya sangat santun. Selalu berkerudung dan menutup rapat auratnya. Hingga orang tidak akan percaya tentang kebiasaannya yang nyeleneh dalam soal seks terlebih di usianya yang sudah tergolong tua.