Dalam perjalanan entah kemana Erik membawanya, Rania berulang kali menanyakan kemana dia akan membawanya pergi.
"Rik, Lo lagi kenapa sih?" tanya Rania. Tapi Erik tidak menjawabnya.
"Rik!"
"Erik!"
"Kamu diam aja, duduk!" kata Erik. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Elo bisa bawa mobilnya pelan-pelan nggak?" tanya Rania dengan nada sedikit meninggi.
"Ini menyangkut tentang Boy!" kata Erik.
"Boy? Mantan suami gue? Kenapa? Gue nggak mau ada urusan lagi," sahut Rania.
"Ran! Please kamu jangan banyak tanya!" bentak Erik.
"Elo berhenti, gue nggak mau ikut elo!" kata Rania.
"Enggak!" sahut Erik dengan keras.
"Oke! Gue lompat!" ancam Rania. Tapi Erik tidak peduli, karena pintu mobilnya jelas-jelas terkunci.
"Erik!" Pekik Rania dengan menggoyangkan tangan Erik yang sedang mengemudi.
"Ran! Kita bisa celaka!"
"Rania!"
"Makanya berhenti! Elo di bayar berapa sih?" mendengar kalimat itu seketika Erik berhenti.
Seeet!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com