Kana terbangun tanpa sempat menyelesaikan potongan ingatan di dalam tidurnya itu dengan nafas terengah-engah, pemandangan pertama yang ditangkap oleh matanya adalah Damian, suaminya yang selama ini sangat menjaga dan mengkhawatirkan Kana.
" Sayang, sabar ya. Diana sedang perjalanan ke sini " ujar Damian.
Satu kata pun tidak bisa keluar dari bibir Kana, kerongkongannya terasa kering. Namun, Damian memang patut di acungi jempol karena kepekaannya, pria itu seolah tau bahwa Kana saat ini butuh air minum. Tangannya yang terpampang karena lengan kemejanya digulung itu menuangkan air ke gelas dan menyodorkannya pada Kana.
" Terima kasih, " gumam Kana.
Tanpa sadar Rano mengulum senyumnya, meskipun Kana melupakan hampir semua tentang hidupnya, namun tak ada satupun sikap baiknya yang ia lupakan. Semua tetap ada, sifat menghargainya, sikap sopannya, manisnya, dan bagaimana cara Kana memperlakukan orang lain sama sekali tidak berubah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com