NIAR: Percaya!
Aku menggelengkan kepala ku. Dengan wajah polos tak tahu apa-apa. Aku mengedip-ngedipkan kedua bola mata ku seraya menunggu mas Vian memberikan jawaban.
Namun sebelum itu, mas Vian lantas menepuk dan membelai kecil kepala ku. Meletakkan kedua tangannya pada kedua tepi dagu ku. Kalau mengangkat tinggi-tinggi dagu ini.
"Kalau ciuman di bibir. Muach" Katanya sembari mengecup bibir ini. "Artinya aku sangat mencintai mu. Kalau ciuman di pipi. Muach! Muach!" Tambahnya seraya mencium kedua pipi ku. " Artinya aku sangat menyayangi mu. Nah... Kalau di kening. Muach" Tambahnya lagi seraya mencium kening ini. "Aku percaya padamu" Perjelas mas Vian mengakhiri ciumannya.
"Benarkah?" Tanya ku lagi.
"Ya... Coba saja cari di google. Arti mencium bagian tubuh pasangan"
"Emp... Oke. Coba saya cari"
Kembali aku ke dalam kamar. Ikut pula mas Vian kembali. Lalu duduklah kami di tepi ranjang. Seraya ku aktifkan handphone ku. Hendak mencari yang tadi mas Vian katakan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com