webnovel

NIAR: Tiket Pesawat

NIAR: Tiket Pesawat

Mas Vian lantas menunjukkan kebahagiannya dengan memeluk dan banyak kali mencium ku. Juga ia mengucap syukur sebab karena tak perlu harus berpisah lagi. Yang sebelumnya menjadi perdebatan kami selama beberapa hari.

"Tapi ini benarkan? Kamu tidak berbohong kan?" Katanya.

"Tidaklah... Untuk apa saya berbohong. Sungguh... Kita akan pergi bersama" Jawab ku membuatnya semakin yakin.

Lagi mas Vian memeluk ku. Lalu lagi ia mencium seluruh wajah ku. Seolah dia lupa, bahwa kami sedang berada di kampus.

"Mas... Sudah, Mas... Di kampus lho kita. Sudah agh! Nanti lagi dilanjutkan di rumah" Kata ku mengingatkan.

"Benar ya! Lanjut di rumah ya!"

Hem! Jadi lanjut yang nanti.

Ya sudahlah!

Aku mengangguk.

"Iya... Persediaan shampo juga sudah banyak. Hahahaha" Kata ku menggoda mas Vian.

"Hahaha"

Selesai sudah kami dengan candaan singkat itu. Mas Vian lantas meninggalkan kampus ini dan segera menuju ke rumah sakit. Sedang aku masih tetap di kampus ini. Hingga sore nanti.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo