webnovel

Pemandian Umum

Editor: Wave Literature

Lupakan saja keluarga Qi yang munafik itu, tak apa jika aku bereskan nanti.

Lu Xiao berpikir, dan teringat bahwa putrinya yang sebelumnya sangat membencinya. Jangankan pergi ke pemandian umum dengannya, dia bahkan tidak mau makan dengannya di luar. Dan Lu Xiao khawatir hal yang sama akan terjadi juga dengan putrinya ini.

Lagipula, anak perempuan semuanya lembut dan cantik, berbeda dengan pria-pria kasar seperti mereka!

Lu Xiao gugup dan ingin mengubah kata-katanya, tapi dia justru mendengar putrinya menjawab dengan senyum manis, "Oke!"

"Kebetulan anjing kecilku sangat kotor, aku juga tidak tahu dia berlari ke sampah yang mana. Bisakah kita mandi dulu, lalu makan? Aku khawatir restoran tidak akan mengizinkan anjing kecil ini masuk." Tadi saat dia makan dengan kak Xiao Chuan, anjing kecil ini bersembunyi di tasnya sepanjang waktu. Dia bahkan tidak berani bersuara. Dia khawatir mengganggu makanan orang lain, jadi dia tidak makan banyak tadi!

Lu An berkata sambil mengeluarkan anjing kecil yang kotor dan penuh jelaga di dalam tas.

Anjing ini sangat kecil, kotor, dan bau!

"Hahahaha!"

Lu Xiao segera tersenyum tulus dan berkata, "Oke, ayo pergi!"

Kemudian ayah dan anak itu pergi dengan mobil dalam suasana yang menyenangkan. 

Dalam perjalanan, Lu Xiao diam-diam mengirim pesan kepada bawahannya. 

[Bawa seseorang ke rumahku segera dan hancurkan kamar putriku sebelumnya. Buat sebagai ruang penyimpanan dan belikan yang baru untuk putriku yang sekarang.]

Pak Li tersenyum acuh tak acuh dan mengirim pesan itu dengan sesegera mungkin. 

"Ngomong-ngomong, warna apa yang kamu suka, putriku?"

Lu An sedang bersandar di jendela mobil sambil membaca naskah. Ayahnya itu tiba-tiba bertanya seperti itu. Gadis kecil itu sedikit bingung dan tanpa sadar menjawab, "Bi, biru? Atau, merah? Ada apa?"

"Tidak, tidak. Putriku meski di dalam mobil, kamu juga masih belajar.."

-------------------------------------------------

Pemandian di mata kebanyakan orang, mungkin seperti ini?

Sebuah lubang besar berisi air mengepul. Di dalamnya penuh dengan air berwarna hijau muda dan kemudian sekelompok orang yang sedang berendam. 

Mereka membungkus dirinya dengan handuk mandi karena takut terlihat oleh orang lain. Atau menyembunyikan diri lalu berpura-pura terekspos, karena takut orang lain tidak akan melihat tubuh mereka yang bagus. Atau mereka semua tidak repot-repot menyembunyikan sosok cantiknya, tidak peduli bahkan jika mereka adalah wanita tua dengan figur yang tidak bagus.

Terlebih lagi, beberapa tempat adalah pemandian campuran pria dan wanita.

Banyak orang berjalan-jalan tanpa pakaian. Mungkin juga mereka yang ada di bawah air dan tidak terlihat, melakukan hal-hal aneh. Bahkan bisa saja, mereka berdiri menjulang di matamu yang membuatmu terpana.

Dekorasi di dinding juga tidak begitu bagus. Warna abu-abu, cokelat, bahkan ada yang hanya dinding biasa.

Karena itu, begitu mendengar tentang pemandian umum, banyak orang merasa mual, dan bahkan mengeluh.

Tentu saja, pak tua Lu membawa Lu An ke tempat yang berbeda. Atau bisa dibilang, perbedaanya sangat besar!

Dindingnya didekorasi dengan indah, dan ada kolam air hangat.

Lantainya yang putih bersinar terang, ruangannya pun sangat luas dengan bilik untuk berganti pakaian di sampingnya, seperti pemandian untuk kaisar atau selir zaman dahulu. Ada juga deretan pot tanaman yang tumbuh dengan baik di sudut, sangat segar, halus dan elegan.

Di pemandian yang besar, hanya ada Lu An, dan tentu saja, ada juga si anjing kecil yang sudah menyelam ke dalam air.

Ada dinding tipis di sebelahnya, dan ayah Lu An, Lu Xiao, ada di ruang sebelah.

"Apakah kamu sedang berlatih menahan napas?"

Lu An tertawa dan menangkap si anjing kecil dan menjepitnya.

Si anjing kecil yang telah dicuci dan dibersihkan, ternyata memiliki bulu berwarna kuning dan lembut. Dengan mata yang jernih dan jidat yang lebar. Hidung hitam kecil, dan cakar-cakar kecil. Ternyata anjing ini adalah seekor Labrador~

"Guk, guk guk guk!" Si anjing kecil berteriak marah, tidak senang.

"Bagaimana? Bukankah dia sangat imut?"

Siguiente capítulo