"Lepasin!" Aileen menghempaskan tangan Matteo yang tengah mencekal dirinya. "Lo kenapa misahin gue sama mereka, sih? Padahal gue belum puas jambak mereka berdua." Gadis itu mengibaskan rambut dan melipat kedua ujung lengan bajunya.
Demi Tuhan, Aileen baru saja hendak memukul kepala Ayu ataupun Anggita. Dia sangat murka melihat kelakuan dua pembantu Celine yang selalu ikut campur dan menghina Arsena.
"Lo mau dihukum pihak sekolah, hah? Lagian lo ngapain berantem kayak gini, Ay? Lo mau jadi preman?"
"Iya!" Aileen menatap Matteo dengan dagu terangkat. "Gue emang mau jadi preman, kenapa? Masalah buat lo?"
Gavin dan yang lainnya melangkah mundur. Kini mereka sudah tidak berhak ikut campur. Sekarang giliran sepasang mantan kekasih yang menyelesaikan masalah mereka.
"Ay ... lo kenapa, sih? Lo kenapa jadi kayak gini?" Matteo menurunkan nada bicaranya. Semenjak mereka berpisah, setahu Matteo gadis itu berubah menjadi pendiam, bahkan tidak pernah terjerat kasus apa pun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com