webnovel

Jenuh dengan Hubungan ini

"Yang ini kan belum Tasya makan," ucap Lionel sembari mengerutkan keningnya.

"Tapi Tasya mau itu juga Om," sahut Tasya terus menunjuk ke salah satu pedagang kaki lima yang ada di seberang jalanan itu.

"Cumi," panggil Lionel dengan nada kesal.

"Iya pak," sahuy Ayumi dengan cepat dirinya menghadap bos nya yang galak itu.

"Nih, turuti apa maunya habis itu pulang," ucap Lionel kini mulai memberikan Tasya ke pelukan Ayumi, setelah itu Lionel juga memberikan sejumlah uang kepada Ayumi.

"Baik pak," sahut Ayumi hanya bisa menuruti perintah Lionel.

Kini Ayumi mulai melangkahkan kakinya menuju ke penjual jajanan yang di tunjuk Tasya, sementara Lionel kini kembali menuju ke mobil.

"Ini semua gara-gara Mama, kalau saja Mama bilang tidak boleh ikut pasti Tasya juga tak akan jadi mau ikut," gerutu Lionel lirih, kesal.

Tiba-tiba Lionel mendengar suara wanita yang tak asing di telinganya.

"Sayang," panggil Moza dari belakang Lionel cukup jauh.

Seketika langkah kaki Lionel langsung terhenti.

"Perasaan ku jadi tak enak nih," ucap Lionel lirih, ia masih takut menoleh ke belakang.

Tak lama tiba-tiba Moza langsung memeluk erat pinggang Lionel dari belakang, membuat Lionel terkejut hingga kedua matanya mulai membesar.

"Sayang, kita memang di takdirkan berjodoh tahu. Buktinya kita bisa ada di tempat yang sama sekarang," ucap Moza dengan begitu bahagianya.

"Bodoh, ini kan tempat yang hampir semua orang kesini buat joging," ucap Leon dalam hatinya dengan nada kesal.

Moza mulai melangkah ke hadapan Lionel.

"Sayang, kau kenapa tak kabari aku kalau mau kesini. Kan kita bisa joging bareng?" tanya Moza sembari mengerutkan keningnya.

Seketika Lionel langsung menghembuskan nafas beratnya.

"Aku lupa," jawab Lionel dengan nada ketus.

"Kau memang selalu lupa dengan ku," ucap Moza mulai kesal dengan kekasihnya saat ini.

"Jangan drama ya!" seru Lionel, kini ia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju ke mobil miliknya yang terparkir di parkiran mobil.

"Lio, aku belum selesai bicara," ucap Moza dengan cepat ia mengikuti langkah kaki Lionel.

"Lio kenapa kau dingin sekali sih?" tanya Moza sembari mengerutkan keningnya, ia terus mengikuti langkah kaki Lionel.

Lionel tetap diam.

"Lio lama-lama aku tak tahan ya dengan sikap mu," ucap Moza dengan nada kesal.

Seketika langkah Lionel kembali terhenti, ia langsung melirik tajam ke arah Moza yang ada di sampingnya itu.

"Kalau tak tahan lebih baik kita putus saja," ucap Lionel lebih kesal lagi.

Moza langsung tersadar dengan apa yang sudah ia katakan.

"Lio," panggil Moza dengan cepat ia meraih tangan Lionel, namun Lionel menghindar dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Lio aku minta maaf Lio, aku tak bermaksud bicara begitu," ucap Moza terus menggedor-gedor kaca jendela mobil Lionel itu.

Sementara di dalam mobil Lionel terus menggerutu, sebab kunci mobil ada pada Ayumi.

"Sial, kunci mobil di bawa si cumi lagi," gerutu Lionel.

"Mana si cumi lama sekali tak balik-balik ke mobil," gerutu Lionel kembali.

Lionel sudah risih sekali melihat Moza terus menggedor-gedor kaca mobilnya, dengan cepat ia mulai menghubungi Mamanya.

"Tut tut tut," panggilan telepon mulai tersambung.

"Hallo nak," ucap Mama Farah dari seberang sana.

"Hallo Ma," sahut Lionel.

"Ma, aku minta nomor telfon ya si cumi," ucap pinta Lionel.

"Cumi?" tanya Mama Farah kebingungan.

"Ayumi maksud mu?" tanya Mama Farah kembali.

"Iya Ma," jawab Lionel dengan nada malas.

"Panggil anak orang harus benar ya Lio, tak boleh panggil cumi cumi begitu," ucap Mama Farah mulai memperingatkan putra semata wayangnya itu.

"Iya Ma iya, cepat berikan nomor telfonnya," sahut Lionel makin malas.

"Iya Mama kirim lewat pesan ya," ucap Mama Farah.

"Iya cepat ya Ma," sahut Lionel sembari mengerutkan keningnya dengan sesekali melirik Moza yang terus menggedor-gedor kaca mobilnya.

"Iya," jawab Mama Farah.

Lionel mulai menutup teleponnya, dan tak lama Mama Farah mengirimkan nomor telfon Ayumi.

Dengan cepat Lionel mulai menghubungi bodyguardnya itu.

"Tut tut tut," panggilan telepon mulai tersambung.

"Lama sekali tak di angkat-angkat," ucap Lionel dengan nada kesal.

Beberapa detik kemudian Ayumi mulai mengangkat panggilan telepon dari Lionel.

"Hallo," ucap Ayumi dari seberang sana.

"Maaf ini siapa ya?" tanya Ayumi.

"Siapa siapa," sahut Lionel dengan nada kesal.

"Cepat balik ke mobil," ucap perintah Lionel.

"Pak Lio ya?" tanya Ayumi dengan nada terkejut.

"Jangan banyak tanya cepat balik ke mobil," sahut Lionel makin kesal.

"Tapi ini Tasya masih pengen beli jajan lagi pak," ucap Ayumi kebingungan.

"Seret dia balik ke mobil, aku tak mau tahu sekarang juga kau lari balik ke mobil kita pulang sekarang juga," ucap Lionel dengan tegas.

Kini Lionel langsung menutup teleponnya.

"Lio," panggil Moza dari luar, terus menggedor-gedor kaca mobil Lionel.

Lionel kembali sedikit melirik ke samping.

"Masih saja," gerutu Lionel lirih.

Tak lama Ayumi datang, ia menatap Moza keheranan.

"Itu kan kekasihnya pak Lio, kenapa dia gedor-gedor kaca mobil," ucap Ayumi dalam hatinya mulai bertanya-tanya.

"Cumi," panggil Lionel dari dalam mobil sembari memberi kode pada bodyguardnya itu untuk langsung masuk ke dalam mobil.

Dengan cepat Ayumi langsung masuk ke dalam mobil sembari menggendong Tasya juga jalanan-jalanan yang di beli Tasya.

"Tasya duduk di belakang sama Om ya," ucap Ayumi mulai melepaskan gendongannya dengan perlahan.

"Iya Tante," sahut Tasya sembari tersenyum lebar.

Tasya mulai duduk di belakang bersama Lionel.

"Cepat lajukan mobilnya," ucap perintah Lionel.

Namun Ayumi masih melirik Moza yang terus menggedor-gedor kaca mobil yang ada di sebelah Lionel.

"Cepat cumi," ucap perintah Lionel.

"Baik pak," sahut Ayumi dengan cepat ia mulai melajukan mobil Lionel dengan kecepatan sedang.

"Kau lupa kunci mobil ya?" tanya Lionel sembari menatap Ayumi dari belakang.

Seketika Ayumi langsung teringat jika memang dirinya tadi belum mengunci mobil.

"Oh iya pak, maaf saya lupa," jawab Ayumi lirih, takut.

"Untung saja tak ada maling masuk mobil, kalau sampai itu terjadi aku pecat kau pagi ini juga," ucap Lionel dengan nada kesal.

"Maaf pak," ucap Ayumi lirih.

"Maaf maaf," sahut Lionel dengan nada kesal.

Sementara Tasya saat ini tengah asik menyantap semua jajanan yang di beli tadi, sembari terus memegangi tali yang terhubung ke balon kuning yang juga di beli tadi.

Tak lama Lionel mulai melirik bocah kecil yang duduk di sampingnya.

"Ini bocah makannya banyak juga ya," ucap Lionel dalam hatinya.

"Om Lio jangan suka marah-marah Om, nanti kalau suka marah-marah jadi nenek sihir," ucap Tasya sembari terus menyantap jajanannya.

Seketika kening Lionel langsung mengeriyit.

Siguiente capítulo