webnovel

Perhatian Bunda

Begitu melihat Novi sebenarnya Andi ingin langsung menghampiri, namun gak jadi karena itu jelas akan membuat Novi terkejut, selain itu Andi juga masih belum yakin apakah Novi berkenan dengan kehadirannya atau malah sebaliknya.

Dan akhirnya Andi pun memutuskan untuk minta tolong ke salah seorang pegawai salon yang keluar untuk membuang sampah supaya memanggilkan Novi.

"Eh, mbak sini mbak,"? Ucap Andi memanggil.

"Ya Mas, ada apa?" Tanya pegawai salon.

"Saya mau ganggu sebentar, tolong dong panggilkan mbak Novi nya," pinta Andi.

"Tapi mbak Novi masih melayani pengunjung.." jawab pegawai salon.

"Ya bilang ada yang mau ketemu sebentar, penting banget," ucap Andi.

"Oiya bentar.." jawab pegawai salon dan langsung bergegas masuk.

"Mbak Novi, ada yang nyariin tuh," ucap pegawai salon sambil nunjukin keluar.

Sementara Andi nampak membalikkan badan sambil wajahnya menghadap ke jalan, jadi ketika Novi melihat kearah nya tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang mencarinya tersebut.

"Siapa sih?" Ucap Novi.

"Gak tau," balas temannya itu.

"Katanya sih bentar, penting banget," imbuhnya.

"Bentar ya Mbak.." ucap Novi pada pelanggan yang sedang dilayaninya itu.

"Iya mbak, jangan lama-lama lo ya?" Pinta pelanggan.

"Iyaa," balas Novi sambil beranjak keluar.

Karena ramainya suasana diluar ditambah bisingnya suara kendaraan yang lalu-lalang, Andi yang masih menghadap ke jalan itu tidak menyadari dengan kedatangan Novi.

"Maaf ini siapa ya?" Sapa Novi pada Andi.

"Novi," Sahut Andi sembari membalikkan badan ke arah Novi.

"Kamu Ndi?" Timpal Novi dengan sangat terkejutnya.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya Novi dengan mengalihkan pandangan.

"Novi.. Aku mau minta maaf ke kamu, tolong maafin Aku ya?" Pinta Andi.

"Udah itu aja kan?" Sahut Novi.

"Kamu mau kan maafin aku?" Lanjut Andi.

Novi tidak menjawab, dia malah terlihat semakin membalikkan badan dan tidak menghadap Andi sama sekali.

"Novi, tolong beri aku kesempatan...?" Pinta Andi dengan nada memelas.

"Kesempatan untuk apa? Udah Aku gak mau lagi ada urusan dengan kamu, maaf aku masih banyak kerjaan," balas Novi sambil berlalu meninggalkan Andi begitu saja.

"Novi..," seru Andi sambil terus mengikuti Novi masuk ke dalam salon.

"Nov, Novi.. tolong.., Aku mohon padamu," ucap Andi sambil mencoba meraih tangan Novi.

Dengan sigap Novi pun langsung mengibaskan tangan Andi, sontak saja mereka berdua pun jadi perhatian semua orang yang ada di dalam salon.

"Tolong ya.. aku udah gak ada urusan dengan kamu, jadi tolong cepat kamu tinggalkan tempat ini," jawab Novi.

Vega yang menyaksikan itu juga langsung bertanya pada adiknya.

"Ada apa sih ini?" Tanya Vega.

"Kak, suruh orang ini pergi dari sini, aku gak mau ketemu dengannya," jawab Novi sambil bergegas meninggalkan ruang salon menuju ruang belakang.

Sadar bahwa Novi benar-benar tidak ingin bertemu dengannya Andi pun langsung bergegas keluar.

Dengan perasaan sangat kecewa Andi berjalan menuju mobilnya.

Namun sebelum memutuskan untuk pergi Andi masih ingin memberikan boneka dan coklat yang telah dipersiapkannya untuk Novi.

Sambil berharap bahwa ini adalah cara terakhir untuk sekedar bisa mendapatkan maaf dari Novi.

Setelah Mengambil oleh-olehnya tersebut Andi pun bergegas masuk ke salon lagi dan kemudian menitipkannya ke salah satu pegawai.

"Tolong ya mbak ini diberikan untuk Novi," ucap Andi sambil bergegas pergi keluar.

Setelah keluar Andi pun langsung melaju mobilnya pergi meninggalkan salon itu.

Hati Andi sangat hancur, kecewa, sedih campur aduk jadi satu, bahkan saking keselnya Andi pun melaju Mobilnya dengan cepat sekali.

Sementara Novi yang masih diruang belakang nampak sedang disusul oleh Vega kakaknya.

"Siapa sih cowok itu barusan?" Tanya Vega.

"Dialah laki-laki brengsek itu Kak," jawab Novi terlihat sambil menahan amarahnya.

"O... jadi dia orangnya...," sahut Vega.

Sementara pelanggan salon yang sejak tadi ditinggalkan oleh Novi terlihat masih menunggu.

"Kak Novi... tuh ditungguin pelanggannya itu lho..." Panggil salah satu pegawai lainnya.

"Oiya sampai lupa," ucap Novi sambil bergegas keluar dari ruang belakang.

"Maaf ya.. kelamaan..?" ucap Novi,

Nampak pelanggannya itu terlihat tersenyum dan bertanya.

"Siapa sih cowok barusan Kak? Mantan Kakak ya?" Tanya pelanggan.

"Mm... Siapa ya...? Ya... bisa dibilang mantan lah," jawab Novi.

"Kok bisa dibilang sih...? Tapi ngomong-ngomong mantan Kakak kok gak cakep gitu? Kakak kan cantik?" timpal pelanggan dengan pernyataan menggoda.

"Ya makanya aku putusin.. udah gak ganteng brengsek lagi," tutur Novi.

Disaat Novi masih melayani pelanggannya, tiba-tiba temannya yang tadi dititipin oleh Andi memanggil.

"Kak Novi, nih Kakak dapat hadiah dari cowok tadi," ucapnya sambil nunjukin hadiah dari Andi. Novi terlihat sangat malas.

"Ambil aja buat kamu," balas Novi dengan tidak menoleh sedikitpun ke hadiah dari Andi tersebut.

"Ah, yang benar ... boneka nya bagus lho ...." sahut nya lagi.

"Udah ambil aja bener," tegas Novi.

"Enggak ah, aku gak demen boneka, aku mau coklatnya aja," ujarnya sambil membuka bungkusan coklat.

"Hei, bagi-bagi dong ..." sahut tiga teman pegawai yang lain.

"Eh, kalian gak takut di guna-guna makan coklat itu?" tanya Novi menggoda.

"Biarin aja di guna-guna, mobilnya keren juga," timpal salah satu dari mereka.

Setelah membagikan coklat ke teman-temannya yang lain pegawai salon yang bernama Rara itu menaruh bonekanya ke sudut salon didekat wastafel.

"Kak Novi, bonekanya aku taruh disini ya?" Ujarnya bertanya.

Sementara Novi terlihat cuek tidak menjawab.

Tau adiknya tidak perduli dengan boneka tersebut maka Vega pun yang menjawab.

"Iya taruh aja disitu," jawab Vega.

Dan malam harinya, setelah waktunya untuk tutup Vega pun segera memerintahkan ke pegawainya untuk beres-beres dan pulang.

"Ayo udah waktunya kita pulang, segera beresin semua," seru Vega ke para pegawainya.

Mereka pun segera beres-beres, dan begitu selesai mereka langsung pulang ke rumah masing-masing, tinggallah Novi dan Vega yang menyusul pulang berikutnya dengan berboncengan.

Selama perjalanan pulang dari salon tiba-tiba Saja Novi menanyakan tentang aborsi.

"Kak, aborsi itu biayanya sampai berapa sih?" tanya Novi.

"Lho kenapa kok tiba-tiba tanya aborsi? Emang kamu mau aborsi?" tanya Vega agak keheranan.

"Enggak, ya cuma pingin tau aja," balas Novi.

"Emang di sini tempatnya di mana sih?" lanjut Novi bertanya.

"Itu di kliniknya Bu Elly melayani, tapi biasanya ya diam-diam," jawab Vega.

"Eh, Nov, berhenti di penjual kentucky depan itu ya? Tadi Sandi minta dibeliin," pinta Vega pada adiknya.

Tidak lama kemudian akhirnya mereka pun sampai rumah.

"Tin, tin...." bunyi klakson motor Vega.

Tidak lama kemudian Ibunya pun membuka pintu garasi.

"Sandi...nih katanya tadi minta dibeliin ayam kentucky," seru Novi memanggil keponakannya.

Siguiente capítulo