Abraham yang tak pernah bisa melepaskan beban rasa kepada sang putri yang dicintainya itu masih saja tak mampu berpaling. Dia setiap saat setiap waktu hanya diiringi dengan langkah kesenduan. Bahkan ia lebih sering menghabiskan waktu ke kebun teh, untuk menenangkan diri dan mendapat support dari orang terdekat yang ia selamatkan_ratu Librivia yang dalam penyamaran itu.
Ia sangat yakin bahwa kepergian sang pangeran dan putri Adaline sudah cukup lama, artinya kemungkinan pasti sudah terjadi sebuah pernikahan di sana seperti apa yang telah diceritakan oleh Adaline itu.
Tak ada lagi harapan, tak ada lagi impian yang bisa ia raih bersama sang wanita pujaan hati, semua telah sirna dan sia-sia perjuangan cinta yang bertepuk sebelah tangan dan menyakiti dirinya itu. Sang pangeran telah menunjukkan kesungguhannya terhadap putri teraniaya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com