webnovel

Menunda Pernikahan Mahisa

Raja Anusapati baru saja keluar dari kamar ratu. Ia terlihat sangat kecewa terhadap perlakuan ratu di malam itu, seolah ratu kini telah berubah kembali menjadi ratu yang sangat dingin dan sulit untuk didekati. Raja tidak mengerti apa yang telah terjadi pada ratu sehingga ratu berubah.

"Aku harus mencari seorang dukun dan mengkonfirmasi tentang apa yang terjadi dengan ratu ku".

Raja Anusapati segera memanggil Bagaskara dan meminta Bagaskara untuk mendatangkan dukun yang paling terkenal di Singhasari.

"Bagaskara, cepat kamu bawa dukun terbaik di negeri ini untuk bertemu dengan ku", perintah raja.

"Baik, yang mulia raja"

Malam itu juga Bagaskara segera pergi keluar Istana untuk mencari dukun sesuai perintah raja. Sementara itu di Istana, raja berpikir bahwa pernikahan Pangeran Mahisa harus ditunda hingga kondisi Ratu membaik. Ia pun segera pergi ke kamar Pangeran Mahisa dan mengatakan pada Pangeran Mahisa bahwa pernikahan Pangeran Mahisa dan Sinta harus ditunda untuk sementara waktu.

"Tidak apa - apa kak, aku mengerti tentang kesulitan mu dan aku pun berpikir bahwa pernikahan ini harus ditunda sampai ratu kita sehat kembali, apalagi ratu lah yang harus mengurus resepsi pernikahan ku", kata Pangeran Mahisa.

Raja Anusapati sangat berterima kasih pada adik laki - lakinya itu karena telah setuju untuk menunda pernikahan.

"Terima kasih atas pengertian mu dan mohon beritahukan pada Sinta", perintah Raja.

"Tentu saja kak, kau tidak perlu khawatir", ucap Pangeran Mahisa.

Raja berharap Sinta tidak akan kecewa dengan keputusan raja, namun Pangeran Mahisa meyakinkan raja untuk tidak perlu khawatir mengenai penundaan pernikahan itu.

Setelah berbicara dengan Pangeran Mahisa, raja langsung kembali ke kamar tidurnya. Raja berbaring di tempat tidurnya, namun ia tidak bisa tidur begitu saja. Raja masih memikirkan ratu, seolah ia merindukan sosok yang lain dari ratunya.

"Aku telah terbiasa bersama ratuku yang energic, mengapa sekarang dia telah berubah" gumam Raja.

Akhirnya raja memutuskan untuk bangun dari tempat tidurnya, lalu ia membuka jendela kamarnya. Raja menghirup udara malam sambil memejamkan matanya, kemudian ia membuka matanya dan melihat bintang - bintang di angkasa. Tiba - tiba raja teringat momen bersama ratu saat mereka berkompetisi memanah.

"Sungguh aku kehilangan dirimu, apa yang harus aku lakukan?", ucap raja.

Sementara itu Tania yang ada di dalam tubuhnya yang sedang sakit kini mulai merasa bosan. Tania tidak dapat bergerak sama sekali, bahkan ia juga tidak dapat berbicara sepatah kata pun.

Malam itu orang tua Tania sedang menemani Tania di rumah sakit, tidak lama kemudian Ivan dan Steffy datang menyapa ayah dan ibu Tania.

"Tante, bagaimana keadaan Tania sekarang, apa dia sudah sadar?", tanya Steffy pada ibu Tania.

Ibu Tania hanya terdiam, lalu ia menangis. Steffy langsung memeluk ibu Tania untuk menenangkannya. Meski Tania terus terbaring dalam keadaan vegetatif, tetapi ia dapat mendengar tangisan ibunya. Tania pun sangat merasa sedih.

Hari semakin larut, dokter dan beberapa orang perawat masuk untuk memeriksa kondisi fisik Tania. Lalu dokter meminta keluarga Tania dan juga teman - temannya untuk segera keluar dari ruangan karena jam kunjungan pasien telah habis.

"Mohon berikan waktu untuk beristirahat", kata Dokter.

Namun sebelum keluar dari ruangan, ibu Tania menanyakan pada dokter apakah kondisi fisik Tania mengalami peningkatan? Namun dokter belum dapat memastikannya.

"Tetapi saya akan melakukan yang terbaik", kata Dokter.

Mendengar ucapan dokter membuat Tania semakin putus asa. Ia sangat menanti-nanti untuk bisa kembali ke abad 21, namun mengapa ia tidak bisa bangun dan melakukan aktivitas. Itu membuatnya bersedih.

Setah dokter memeriksa keadaan Tania, dokter dan para perawat pun segera keluar dari kamar pasien dan membiarkan Tania sebagai pasien untuk beristirahat dengan tenang.

Tania tidak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa meratapi nasibnya yang saat ini hanya terbaring di kasur pasien di sebuah rumah sakit. Tiba - tiba ia teringat akan hari - hari yang telah ia lalui bersama Raja Anusapati dan Pangeran Mahisa, semua terasa menyenangkan. Meskipun pemberontakan yang terjadi beberapa waktu lalu membuat Tania ketakutan, namun ia sadar bahwa Raja Anusapati pasti akan selalu ada untuk melindunginya. Dan kini Tania semakin merindukan Singhasari.

"Jika tau saat kembali ke abad 21 aku mengalami keadaan yang seperti ini, aku lebih memilih untuk tetap tinggal di abad 13", ucap Tania.

Tania pun mulai terlelap. Di dalam mimpi ia seperti berada disebuah lorong yang penuh dengan asap. Tiba - tiba ia melihat Ratu Singhasari yang asli.

"K..kau.. kau!" teriak Tania yang merasa terkejut.

Sang Ratu nampak seperti sedang bersedih. Tania pun mencoba mengajak Sang Ratu untuk berbicara.

"Apa kau Ratu Singhasari yang asli?", tanya Tania.

"Apa yang kau lakukan dengan Anusapati dengan tubuh ku?", ratu pun balik bertanya pada Tania.

"Oh itu, maaf aku tidak sengaja melakukannya"

Tania menjelaskan pada ratu jika ia tidak sadar kapan ia melakukan hubungan intim dengan raja.

"Tapi aku bisa jamin jika aku hanya melakukannya sekali saja", ucap Tania.

Namun ratu malah menangis dengan tersedu - sedu. Tiba - tiba Tania teringat jika ia juga dirugikan oleh ratu, karena saat ini ia hanya bisa terbaring di kasur.

"Hei, aku juga perlu pertanggung jawaban mu ratu, kau apakan tubuhku ini sehingga aku menjadi seperti mayat hidup?", Tania berbicara dengan keras.

Lalu sang ratu pun meminta maaf pada Tania, ia mengatakan bahwa hal itu terjadi karena dia ingin menghindari ivan. Ratu juga tidak terbiasa menjalani kehidupan di zaman modern sehingga ia tidak berhati - hati menjaga tubuh Tania.

"Maafkan aku, aku akan bertanggung jawab untuk itu", kata Ratu.

Ratu pun mengatakan pada Tania, "Bagaimana jika kita bertukar kembali untuk memperbaiki kesalahan yang kita sama - sama telah perbuat?", ucap ratu. Tania berpikir bahwa itu bukanlah ide yang buruk, Tania pun setuju pada ratu.

"Mari kita berpegangan tangan dan mengucap perjanjian", ajak ratu.

Ratu dan Tania mengucap janji untuk bertukar tubuh kembali, lalu mereka akan kembali ke tubuh masing - masing setelah mereka menebus dosa dan memperbaiki keadaan.

"Tunggu sebentar", Tania menghentikan ratu yang saat itu sedang mengucap mantra.

"Apa yang ingin kau katakan?"

Tania bertanya tentang hubungan Ratu dengan Pangeran Toh Jaya, lalu Ratu mengatakan bahwa mereka hanya teman masa kecil. Ratu tidak pernah memiliki kekasih sebab ia telah dijodohkan dengan Raja sejak kecil.

"Oh begitu, ternyata hidupmu cukup mengenaskan", ucap Tania.

"Ayo kita lanjutkan", ajak ratu.

Pembacaan mantera pun telah selesai. Ke esokan harinya Tania terbangun di Abad 13. Ia melihat di sekitaran kamar tidurnya, dan itu benar - benar abad ke 13.

"Yeah! Aku kembali", ucap Tania dengan senang.

Siguiente capítulo