Susan mengernyit dan bergegas berjalan mengikuti Arman dengan diam. Tepat ketika Arman sudah mencapai pintu, Susan berhenti. "Pak Arman, saya rasa ini tidak baik…."
"Apanya yang tidak baik?" tanya Arman, wajahnya tertekuk.
Susan tersenyum seperti seorang sekretaris yang sepantasnya. "Silahkan, Pak Arman." Susan mengarahkan tangan dan tidak berkata lebih lanjut.
Ada banyak berkas-berkas tertutup di ruangan Petra. Mengingat Arman adalah lawan bagi Petra, bagaimana mungkin Susan mau meninggalkan pria itu sendirian di ruangan Petra?
Setelah menatap Susan dengan dingin, Arman perlahan tersenyum. Jauh di dalam matanya, meski begitu, ada sesuatu yang berkilat tajam.
"Memang benar…" ucap Arman pelan, kemudian berbalik dan berjalan menuju ruang duduk.
Susan diam-diam menghela napas lega. Sebenarnya, dia memang agak takut Arman akan tetap masuk ke dalam ruangan Petra.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com