Melihat gerakan Petra, mata Mia membelalak. Dengan refleks, tubuhnya berjengit mundur, namun tidak ada ruang bagi tubuhnya.
Tangannya sudah mendarat di dada Petra karena refleks. Mia menelan air liur dengan gugup, napasnya memburu.
Selama kejadian itu, sudut-sudut mulut Petra terangkat naik dalam senyum jahat. Kilatan berbahaya melintas di matanya yang gelap ketika dia menatap Mia yang semakin mendekat.
Tepat ketika Mia sudah hendak bicara, wajahnya yang tampan tiba-tiba bergeser dari depan wajah Mia, dan suaranya yang memikat dan dalam berbisik di telinga Mia, "Kau kira aku mau menciummu, ya?"
Suaranya yang lembut terdengar memesona, seperti suara cello yang menembus kalbu. Dan dengan kata-kata yang diucapkannya, suara itu seolah menggelitik telinga dan kulit Mia, terdengar lantang dan membuatnya merinding.
Meski begitu, nada suara dan kata-katanya membuat Mia membeku.
Dia ditipu lagi! Rasanya Mia bisa terbutakan oleh air matanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com