Mata Petra seketika berkilat, mendelik ke arah Raditya. Dalam sekejap, udara di ruangan itu terasa membeku.
Kalau Mia pertama kali melakukannya dengan Wira, mengingat masalah pribadi seperti ini, meski menyangkut keponakannya sendiri, seharusnya tidak perlu dibahas lagi. Kecuali… ada yang lain.
Petra langsung memalingkan pandangan, dan ketika menatap Raditya lagi, tatapannya kembali tak acuh. "Oh?" Bibir tipisnya tersenyum samar. "Kenapa kau bisa mengira kalau saya akan tertarik membeli informasi soal Mia?"
Raditya tidak menyadari perubahan sikap Petra. DIa hanya terus tersenyum dan berkata, "Wanita yang selama ini hidup bersamamu tidak memberikan keperawanannya…. Kau tidak peduli?"
Petra tersenyum. "Wanita yang hidup bersamaku?" Dia terkekeh. "Saya hanya sebatas peduli soal wanita-wanita yang ada di sekitar saya. Kalau saya memedulikan semuanya satu per satu, pasti terlalu melelahkan, 'kan?"
Air muka Raditya berubah. "Jadi kau tidak mau tahu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com