Tatapan Petra berubah tajam. "Bukannya aku tidak mau tahu, tapi aku tidak mau tahu soal itu dari orang lain…." Dia memicingkan matanya. "Za, memangnya tidak bisa kalau aku yang mencari tahu sendiri?"
Eliza mengernyit. "Maksudnya?"
Bibir Petra yang tipis menahan berbagai emosi. Dia berkata dengan suara pelan, "Aku mau dia yang mengatakannya sendiri…."
"Tapi kamu pernah berpikir, tidak? Kalau dia kesulitan memberitahumu?" tanya Eliza dengan marah.
Mata Petra yang tajam tampak dalam tanpa dasar. "Kalau begitu, tidak usah memberitahu aku…. Ada sesuatu di antara kami berdua yang tidak bisa diungkit, yang artinya, kami berdua bahkan belum mampu menemukan titik tengahnya…."
"Tapi Clio…."
Eliza baru saja bicara. Terdengar suara bip dari saluran internal Petra, dan terdengar suara Susan yang tenang dan profesional. "Pak, Pak Candra sudah sampai."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com