webnovel

32. Feeling Seorang Istri

Di atas balkon kamar yang terletak di lantai tiga kediaman keluarga Alfarez,saat ini Kendra sedang menikmati sarapan paginya. Ya,semenjak Kendra pulang dari kantor polisi dan menjemput istrinya di rumah sakit mengatakan bahwa dirinya ingin di Jakarta dulu untuk beberapa hari. Kendra juga meminta Kevin untuk menghandle perusahaan selama dirinya masih di kota ini. Pagi ini Kendra mengatakan kepada istrinya bahwa dirinya ingin sarapan di kamar saja. Dira pun sempat merasakan keanehan pada diri suaminya itu,tapi dienyahkan oleh Dira begitu saja.

Pintu kamar terbuka oleh Dira,wanita itu sedang mencari keberadaan suaminya. Pandangannya menelusuri semua sudut kamar,namun tidak ditemukan sosok Kendra yang sedang dicarinya. Lalu,Dira melangkah menuju balkon kamarnya dan ternyata benar dugaan nya. Dira mengernyitkan alisnya ketika sudah menemukan suaminya di balkon,wanita itu melihat suaminya sedang melamun tanpa menyentuh sarapannya sedikitpun,karena Dira melihat sepiring omelet dan waffle masih utuh tanpa tersentuh oleh Kendra. Mungkin benar feeling seorang istri itu kuat,ya seperti yang saat ini Dira rasakan. Dirinya merasa ada suatu hal yang sedang Kendra sembunyikan saat ini.

"Mas" panggil Dira pada Kendra dengan kelembutan sambil menyentuh pundak suaminya.

Kendra pun tersadar dari lamunannya dan segera menoleh ke arah suara yang sudah mengejutkan dirinya.

"Astagfirullah" ujar Kendra pelan

Dira semakin mengernyitkan kening dan alisnya,lalu mengambil kursi dan duduk bersebelahan dengan suaminya itu.

"Ada apa mas? Apa yang kamu sedang pikirkan?" Tanya Dira pada suaminya

Kendra tersenyum dan mengelus kepala istri yang sangat dicintainya ini. "Mas tidak apa-apa dan tidak ada yang perlu dikuatirkan,sayang." Jawabnya

"Mas yakin?"

Kendra mengangguk "yakin… sangat yakin" jawabnya lagi dengan menampilkan senyum di wajahnya.

"Tapi,semenjak mas bertemu dengan Richard,aku perhatikan mas selalu melamun. Katakanlah apa yang mengganjal dalam dirimu,mas? Apa kamu masih belum bisa melupakan masa lalu?"

Pertanyaan Dira mampu membuat Kendra tercengang,lalu dengan sigap Kendra mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Dira kemudian tangannya menangkup wajah Dira. "No honey,apa yang kamu pikirkan itu tidak benar. Mas sudah melupakan semua masa lalu,yang lalu sudah berlalu sayang." Jawab Kendra sambil mencuri kecupan pada bibir Dira.

"Lalu,apa yang membuat mas melamun? Karena bukan pagi ini saja aku melihat mas melamun,tapi kemarin siang pun mas melakukan hal yang sama." Ujar Dira yang masih merasa kurang puas atas penjelasan suaminya.

Kendra menatap Dira dengan sangat lekat,lalu menggenggam tangan istrinya dan menciumnya. "Baiklah mas akan cerita,tapi mas ingin kamu berjanji untuk tidak memberitahukan siapapun,termasuk Sandra." Jawaban Kendra membuat Dira semakin heran

"Sandra?" Gumam Dira

"Ada apa dengan Sandra?" Lanjut Dira yang masih bertanya

"Oke,mas akan menceritakan semuanya"

Kendra memberitahukan siapa pelaku yang sudah menabrak Aaram dan Kendra juga menceritakan apa yang terjadi selama mereka di kantor polisi. Berkali-kali Dira mengucapkan istigfar,dirinya begitu terkejut dengan apa yang disampaikan oleh suaminya. Bahkan tanpa dirinya sadari air matanya mencelos begitu saja,dengan cepat Dira menghapus air mata itu.

"Astagfirullah,mas… aku gak bisa ngebayangin bagaimana perasaan Richard saat ini. Dia pasti begitu terpukul dengan kenyataan itu mas."

"Ya,kamu benar. Makanya mas ingin berada di Jakarta beberapa hari kedepan. Agar Richard tidak merasa sendirian sayang." Ujar Kendra sambil mengelus pipi istrinya

"Tapi mas,kenapa kamu tidak menemui Richard,kalau kamu tahu dirinya sedang terpuruk saat ini?"

Kendra menggelengkan kepalanya "Richard sedang tidak ada di Jakarta,dirinya saat ini sedang berada di negara S. Mas,baru saja mendapat kabar itu dari Justin asistennya."

"Perjalanan bisnis?"

Kendra mengangkat kedua bahunya "bukan,Justin hanya mengatakan kalau Richard masih ingin sendiri,dan tidak ingin bertemu dengan siapapun."

Dira memeluk suaminya dari samping "mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan Richard ya,mas. Semoga masalah ini tidak berlarut lama." Ujar Dira dalam pelukan Kendra

"Aamiin,semoga semuanya dimudahkan oleh Allah." Jawab Kendra sambil mengecup pucuk kepala Dir

*****

*Di rumah sakit*

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi,seperti biasanya Sandra yang baru saja membuka mata karena tertidur sehabis sholat subuh,Sandra melirik ke arah ranjang Aaram dan pria itu masih memejamkan matanya, Sandra pun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberapa menit Sandra sudah selesai dengan kegiatan mandinya. Sandra sedikit terkejut karena Aaram sudah bangun,tapi segera Sandra menormalkan kembali dirinya dari keterkejutan itu.

"Selamat pagi" ujar Sandra sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Pagi" jawab Aaram dengan tersenyum,pria itu itu memperhatikan semua gerakan yang dilakukan oleh Sandra. Dari memoles krim dan bedak pada wajahnya serta memakai lip balm pada bibir Sandra hingga menyemprotkan minyak wangi ke area leher Sandra sampai wanita itu mengering-keringkan rambutnya pun Aaram masih terus memperhatikan. Dari semua gerakan yang Sandra lakukan itu ada satu yang selalu menarik perhatiannya yaitu bibir ranum milik Sandra. Aaram begitu senang ketika melihat Sandra memakai lip balm atau lip krim yang akan dipakaikannya ke bibir Sandra.

"Ssshhh,huuuuhhh" desis Aaram yang sedang menarik nafasnya,dirinya merasakan ada sesuatu yang mengeras pada tubuhnya bagian bawahnya.

Sandra yang masih mengeringkan rambutnya pun,akhirnya menoleh ke arah Aaram dengan mengernyitkan dahinya "ada apa,Ar? Apa ada yang sakit atau kamu mau ke kamar mandi?" Sandra bertanya sambil menuju ke arah ranjang Aaram

"Ii..iya aku mau ke kamar mandi" Aaram tergugup menjawab pertanyaan Sandra

"Tunggu sebentar ya" ucap Sandra yang menaruh handuk kecil yang tadi digunakannya untuk mengeringkan rambutnya.

Sandra membantu Aaram untuk berjalan menuju kamar mandi dengan memegangi tangan kanan Aaram dan juga infusannya. Karena tangan kiri Aaram masih terpasang arm sling agar mampu meminimalisir pergerakan bahu Aaram yang terluka. Sandra pun ikut masuk ke dalam kamar mandi,dengan cepat dirinya berbalik membelakangi punggung Aaram dan tangannya masih memegang infusan. Sandra mengernyitkan dahinya karena dari tadi dirinya tidak mendengar suara apapun.

"Ar,apa kamu baik-baik saja?" Tanya Sandra ragu,tiba-tiba saja jantungnya tidak baik-baik saja saat ini.

"A..aku tidak bisa membuka celanaku,San." Jawab Aaram yang begitu gugup

"Kalau begitu biar aku bantu,tenang saja aku tidak akan melihatnya. Aku akan menutup mataku." Sandra berucap sambil membalikkan badan dan bergeser ke arah samping Aaram,lalu wanita itu memejamkan matanya dan tangan Sandra sedikit gemetar saat menyentuh bagian pinggul Aaram untuk membuka celananya. Aaram memandangi wajah Sandra yang berada di sampingnya,seulas senyum kembali terbit dari wajah Aaram.

"Kapan kamu akan membuka hatimu untukku,San? Mau sampai kapan pun aku akan selalu menunggu dirimu membuka hatimu untukku." (Ucap Aaram dalam hatinya)

***********

(Jangan terjebak dalam masa lalu. Jika terjebak, kita hanya perlu membuka pintu dan pergi. Orang-orang lemah biasanya akan berpura-pura kuat.)

Siguiente capítulo