“Kenapa kau terus merajuk, Grisse?” Tanya Vidwan sambil mengulum senyum.
“Aku tidak merajuk. Aku hanya ingin kita segera selesai berendam.”
“Hey, kamu sudah tidak sabar ya?” Vidwan menjawil dagu Grisse. Dengan polosnya Grisse mengangguk. Vidwan terbahak. Ia senang melihat reaksi polos Grisse.
“Mana yang kamu ingin lakukan terlebih dulu, bercinta di kamar mandi atau di atas ranjang.”
“Tentu saja di ranjang.” Sergah Grisse cepat. Vidwan pun kembali terbahak mendengarnya.
Vidwan kemudian mengambil spons mandi yang berada di sisi kanannya. Dengan perlahan ia menggosok punggung Grisse sambil menggoda puting gadis itu.
“Kau tahu, Grisse. Pengalaman pertama akan terasa menyakitkan bagi perempuan.”
“Benarkah?” Grisse seketika menoleh ke arah Vidwan. Terbit rasa takut di hatinya. Selama ini ia paling takut dengan rasa sakit. Grisse pasti menangis meraung-raung ketika kakinya terantuk meja atau tangannya tidak sengaja tergores pisau ketika membantu ibunya memasak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com