Vidwan sempat terheran-heran melihat ekspresi wajah Grisse yang meskipun hanya menunjukkan seulas senyum tipis, tapi Vidwan tahu bahwa hati Grisse sedang berbunga-bunga.
Tentu saja.
Gadis mana yang tidak berbunga-bunga jika seorang laki-laki dengan latar belakang seperti Vidwan telah melamarnya. Seorang dosen yang sudah jelas pintar serta tampan. Benar-benar kombinasi dambaan Grisse.
Ya, Vidwan telah melamar Grisse. Tak tanggung-tanggung, laki-laki dengan usia yang terpaut dua puluh tahun dengan Grisse itu baru saja memintanya untuk menjadi istrinya.
Ya, bukan menjadi kekasih atau pacar, tapi istri.
Bukankah kedudukan seorang istri lebih baik daripada kekasih?
Tentu saja.
Detik berikutnya, setelah rasa heran Vidwan menguap, lelaki itu menunjukkan senyuman miring yang, sayangnya luput dari pandangan Grisse.
Entah apa rencana Vidwan kali ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com