webnovel

The Red (3)

Para fans Liverpool tidak menyangka tim mereka akan kebobolan lebih dahulu. Hal ini jarang sekali terjadi saat The Reds bertanding. Harus diakui Southampton bukan sebuah klub yang hanya menunggu kekalahan. Mereka akan berjuang melawan Liverpool dengan kekuatan penuh.

Pelatih Ralf Ragnick memberi isyarat pada para pemain Liverpool untuk tidak terlalu terpengaruh oleh gol tadi. Sementara itu para penggemar Liverpool menyemangati klub kesayangan mereka agar secepatnya mencetak gol untuk menyamakan kedudukan.

Liverpool memulai kick-off kembali. Southampton kembali bertahan, ketika Liverpool menguasai bola. Selain dari gegenpressing, salah satu senjata Liverpool lainnya adalah dua full back. Enrique dan Glen Johnson memiliki kesamaan. Mereka berdua sangat pandai dalam melakukan umpan crossing, umpan jauh, dan menerobos kotak penalti lawan.

Pada menit ke 13, Glen Johnson membawa bola ke depan. Ia memberikan bola itu pada Jordan Henderson yang berada di sampingnya, lalu berlari melewati Wright-Phillips. Wright-Phillips mundur ke belakang mengikuti Glen Johnson. Jordan Henderson memberikan bola pada Sisinho. Pemain asal Brazil itu berduel dengan Simone untuk mendapatkan bola. Sisinho meregangkan kakinya lalu menarik bola itu ke belakang. Kemudian, ia berbalik dan mengejar bola itu.

Rudolf bergegas untuk mencuri bola tersebut namun Sisinho mengubah arah bola itu. Steven Roger naik untuk membantu serangan. Sisinho memberikan umpan datar ke arahnya. Roger menerima bola itu dan memberikan umpan ke sisi kiri. Sterling beradu kecepatan dengan Vicente untuk mengejar bola yang memantul ke dekat garis batas. Sterling berhasil mendahului Vicente, dia menendang bola itu ke belakang dengan kaki bagian luar sebelum bola keluar lapangan.

Bek kiri Liverpool, Jose Enrique mengambil bola tersebut lalu memberikan umpan crossing ke tengah lapangan. Ahmed berhasil lolos dari jebakan offside dan menerima bola tersebut. Namun, Okhalo melakukan tackle dan memantulkan tendangan Ahmed keluar lapangan.

Tendangan sudut untuk Liverpool. Steven Roger sekali lagi akan mengambil tendangan sudut. kedua belah tim berkumpul di kotak penalti Southampton. Steven Roger menendang bola ketika wasit meniup peluitnya. Henderson berhasil menyundul bola tersebut namun sundulannya terlalu lemah sehingga Dean Smith mampu menangkap sundulan Henderson.

Liverpool terus menyerang. Namun, Southampton masih bertahan dengan baik. Meski Southampton masih unggul tetapi orang-orang masih percaya Liverpool akan membalikkan keadaan. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut data, Liverpool telah membalikkan keadaan dari tertinggal menjadi unggul dalam 7 pertandingan liga musim ini. Hal ini bisa terjadi karena stamina para pemain Liverpool benar-benar menakutkan. Sehingga orang yang kelelahan pertama kali di lapangan, bukanlah Liverpool yang terus berlari melainkan lawannya.

Karena itu meski Liverpool tertinggal skor dari Southampton namun mereka masih percaya diri akan memenangkan pertandingan ini.

Kepercayaan ini meningkat ketika mereka akhirnya berhasil menjebol gawang Southampton. Pada menit ke 21, Enrique memberikan umpan crossing ke tengah kotak penalti. Sisinho berhasil lolos dari jebakan offside, dengan santai ia menjebloskan bola ke gawang Southampton. Pada kesempatan itu para pemain Southampton tidak bisa bereaksi, alasannya karena Enrique berada di dua pertiga lapangan ketika melakukan crossing, benar, itu adalah crossing jarak jauh yang sangat indah. Gerakan Sisinho juga sangat akurat seolah-olah telah membaca umpan crossing Enrique.

"Goaaalll! Sisinho berhasil menyamakan kedudukan setelah menjebol gawang Southampton. 90% kredit untuk gol ini jatuh pada sosok Enrique. Aku pikir ini adalah salah satu asist terindah yang pernah kulihat dalam hidupku."

Penggemar Liverpool bersorak, akhirnya gol yang mereka tunggu-tunggu datang. Suara sorakan itu memenuhi Stadion Anfield. Para pemain Southampton merasakan tekanan. Mereka tidak menyangka Liverpool akan dengan mudahnya menyamakan kedudukan. Di samping lapangan, pelatih Southampton, George Eastgate terus berteriak menyemangati para pemain.

Southampton memulai kembali pertandingan. Liverpool bergegas melakukan pressing pada para pemain Southampton. Pergerakan Liverpool yang sangat buas membuat para pemain Southampton tidak dapat menangani bola dengan tenang.

Pada menit ke 27, Okhalo mengirimkan umpan pada Simone, namun umpan tersebut direbut Steven Roger. Steven Roger memberikan bola pada Sisinho. Okhalo langsung menjatuhkan Sisinho mendorong Sisinho jatuh. Wasit meniup peluit dan memberikan tendangan bebas pada Liverpool.

Ahmed akan mengambil tendangan bebas tersebut. Ahmed beberapa kali mencetak gol dari tendangan bebas. Ciri khas tendangan bebas Ahmed adalah tendangan kuat menggunakan kaki kananya, ia membuat bola terbang lurus seperti roket.

Setelah Wasit memberikan tanda, Ahmed menendang bola tersebut dengan kuat. Bola itu melewati pagar yang dibuat oleh pemain Southampton lalu bergerak lurus menuju sudut atas kanan gawang Southampton. Untung saja, Dean Smith berhasil memprediksi tendangan Ahmed. Dia menahan bola itu dengan telapak tangannya. Kemudian, bola itu memantul ke luar lapangan.

Pada menit ke 31, Southampton melancarkan serangan balik. Dean Smith melempar bola ke samping kanan. Ben Carter, bek kiri Southampton menerima bola itu dan membawa bola itu ke depan. Jordan Henderson menutup jalan Ben Carter, Rudolf datang dan membantu Ben Carter. Ia melakukan umpan satu dua dengan bek kiri Southampton tersebut.

Baru saja melewati Jordan Henderson, Ben Carter harus menghadapi Glen Johnson yang telah bergegas ke arahnya. Dia tidak punya pilihan selain memberikan bola tersebut pada Ryan. Roger melakukan body charge pada Ryan sehingga pemain muda Southampton tersebut kehilangan keseimbangannya sebentar. Namun, Ryan terus berusaha mengendalikan bola di kakinya. Para pemain Liverpool sudah mengelilinginya, jika ia tidak mengoper maka Liverpool akan mendapatkan bola tersebut. Ryan mencungkil umpan dengan Rainbow flick dan melempar bola melewati kepala para pemain.

Kazuki menerima bola tersebut dengan dadanya, pada saat bersamaan, ia merasakan Gomez mendorongnya dari belakang. Kazuki memutar badannya sedikit dan menendang bola itu jauh ke arah kanan lapangan. Para pemain Liverpool yang terpancing oleh Ryan kebanyakan berada di kiri, sehingga area kanan Liverpool lebih sepi.

Mengandalkan kecepatannya, Rustan menghancurkan Enrique dalam duel kecepatan. Sebagai pemain spanyol, Enrique memiliki teknik yang bagus, namun soal kecepatan Rustan jelas lebih cepat.

Rustan tidak mengontrol bola tersebut melainkan langsung menendangnya ke tengah kotak penalti. Kazuki dengan paksa menyesuaikan posisinya walaupun ia merasakan tekanan fisik dari Gomez yang menjaganya dengan ketat. Kazuki berhasil mendapatkan bola namun sudut tembaknya benar-benar kecil. Kazuki menendang bola tersebut sekuat tenaga. Bola itu meluncur melewati ruang antara tangan dan badan Gomez. Penglihatan Jim Backer tertutup oleh badan Gomez sehingga dia tidak siap dengan tendangan Kazuki. Bola itu menghantam tiang gawang lalu memantul ke dalam jaring.

Kazuki langsung berlari ke arah tribun penggemar Southampton lalu melakukan frontflip. Setelah itu ia berdiri di samping garis lapangan seraya melebarkan tangannya. Para penggemar Southampton merayakan gol tersebut dengan meriah. Di sisi lain, pemain Southampton memeluk Kazuki yang masih mempertahankan postur perayaan golnya.

"Goaaall! Sebuah tendangan lurus dari sudut yang sempit berhasil dilesahkan oleh Kazuki. Game On! Southampton unggul dari Liverpool untuk yang kedua kalinya. Aku percaya Southampton akan membuat kejutan di pertandingan ini."

Siguiente capítulo