Kruk ... Kruk ...
Lagi-lagi Nico mengacuhkan suara perutnya yang keroncongannya. Jemarinya dengan lincah menari pada papan keyboard. Sementara netranya berfokus pada layar laptop yang berpendar. Ada beberapa data yang harus ia input dan periksa.
"Bagaimana bisa laporan keuangan perusahaan jadi berantakan seperti ini. Untung hanya satu perusahaan. Jika ada dua puluh anak perusahan Cooperation semua begini. Aku yakin, pasti akan cukup menganggu perusahaan yang lainya," gerutu Nico. Setelah hampir satu tahun lebih dirinya tidak melihat laporan beberapa anak perusahaan Cooperation yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Kali ini bunyi keroncong pada perut Nico berganti dengan rasa panas yang menyerang ulu hati. "Baiklah, aku akan memberikan kamu makan!" decih Nico kesal. Ia tau, kini asam lambungnya pasti sedang naik gara-gara dirinya sendiri tadi menahan lapar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com