Meski tubuh terasa semakin berat akibat rasa sakit yang terus dirasakan masih tetap kaki mereka melangkah, Mydas menyemburkan darah dari mulutnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya panik dari Garuna.
"Tidak, aku tidak apa-apa, terus lanjutkan! Aku tidak akan pernah mati sampai bisa melayani pria itu dengan sangat baik!" Mydas meruncingkan alisnya, sama sekali tidak tampak kalau dirinya akan menyerah. Rasa sakit itu masih terus menggerogoti tubuhnya, namun bukan masalah. Apa yang lebih bisa membuat dirinya menderita lebih dari kehilangan keluarga dan teman-temannya.
Di saat semua telah pergi, Liam masih di sana untuk menantang Amiru bertarung. Dari komposisi tubuh dan fisik milik Liam sangat tidak meyakinkan, Amiru terus memasang senyuman merendahkan kepada pria itu.
Amiru mengangkat kepalanya sembari bertanya, "Apakah kau tidak ingin menyusul temanmu itu?"
"Aku akan menyusulnya nanti, aku harus memenggal kepalamu terlebih dahulu!"
"Kurang ajar!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com