webnovel

Sebuah Kenyataan

"Mau sampai kapan kau memperlakukan dia seperti ini, Vernandes?" Sebuah pertanyaan yang Belinda lontarkan pada Vernandes itu pun membuat lelaki tersebut mengerutkan keningnya dan terkekeh sesaat kemudian mendengar pertanyaan tersebut, meski sebenarnya pertanyaan tersebut tidak terdengar lucu.

"Apa maksud dari pertanyaanmu itu, Belinda? Aku tidak mengerti." Tanya Vernandes yang tidak mengerti dengan pertanyaan yang baru saja Belinda tanyakan padanya saat ini. Yang kemudian membuat Belinda menghembuskan napasnya dengan kencang.

"Apa kau Bodoh?! Ron baru saja meninggal dunia enam hari yang lalu, dan kau sudah memberikan sebuah misi kepada Aidan? Apa-apaan kau ini?!" Tanya Belinda pada Vernandes yang hanya mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan itu, kemudian bangkit dari duduknya untuk menghampiri tempat di mana Belinda berada saat ini. Kemudian ia pun berucap,

"Tidakkah kau juga mengetahui alasan ini? Kami membutuhkan dia di perbatasan karena saat ini keadaan kita dengan pihak pemerintah semakin memanas. Belinda, kumohon… Mengertilah sedikit!" Ucap Vernandes yang membuat Belinda mengerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya menolak ucapan serta alasan yang di ucapkan Vernandes tersebut.

"Tidak, bukan aku yang seharusnya mencoba untuk mengerti dengan keadaan. Tetapi yang harusnya mengerti adalah dirimu." Ujar Belinda pada Vernandes yang kini terkekeh mendengarnya seraya menggelengkan kepala dengan pelan. Ketika saat itu, Belinda berdiri dan berjalan untuk mengeluarkan tas koper yang berukuran besar yang ternyata sudah Belinda persiapkan yang tentu saja hal itu membuat Vernandes terkejut.

"Apa yang akan kau lakukan dengan tas besar itu?" Tanya Vernandes pada Belinda yang kini menatapnya dengan tajam ketika mendengar pertanyaan tersebut.

"Aku akan pergi meninggalkan wilayah ini bersama dengan Aidan. Aku tidak mau anakku kau peralat hanya untuk memperkaya dan memperluas pihak ini lebih jauh lagi!" Ucap Belinda kepada Vernandes yang seketika menjadi panik sekaligus kesal dengan apa yang baru saja Belinda ucapkan padanya.

"Apa? Apa yang kau katakan hm? Kau tidak bisa pergi membawa anak itu, Belinda! Lagi pula ia bukanlah anakmu." Vernandes berteriak kepada Belinda. Bahkan saat ini Vernandes berdiri dari tempatnya dan menahan Belinda dengan menggenggam koper yang sedang Belinda dorong untuk pergi dari tempat itu, yang lebih tepatnya adalah rumah Belinda.

Menyadari saat Vernandes menghalanginya, Belinda pun dengan kasar dank eras menghempaskan tangan Vernandes untuk mengenyahkannya dari hadapan Belinda. Wanita itu pun kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu, namun Vernandes yang ada di belakangnya tidak tinggal diam dan dengan cepat mengeluarkan sebuah senjata. Ia pun menembak Belinda dengan senjata yang ternyata berisikan suntikan beracun yang tentu saja hal itu membuat Belinda terkejut merasa dirinya tersuntik.

DARR!!!

"!!!" Belinda menghentikan langkahnya ketika ia merasakan sakit di bagian punggungnya, akibat dari tembakan itu. Ia pun menoleh kepada Vernandes yang kini sedang menatapnya dengan begitu tajam.

"Tidak!!" Ketika Vernandes hendak melangkahkan kakinya, ia pun mendengar sebuah suara pekikkan seseorang yang cukup keras di balik dari pintu lorong yang tidak tertutup dengan rapat itu. Vernandes pun merasa terkejut, ia dengan cepat menghampiri pintu itu dan melihat siapa yang ada di sana yang mungkin menjadi saksi dari apa yang baru saja ia lakukan. Tetapi Vernandes tidak mendapati siapapun di dalam sana, dan kemudian kembali menutup pintu itu dengan rapat.

Tanpa Vernandes ketahui, sebenarnya Aidan dan Lucas telah menyaksikan semua kejadian pembunuhan yang di lakukan Vernandes itu. Dan ketika Aidan berteriak tadi, dengan sigap Lucas membawanya untuk segera pergi dari tempat itu, sehingga Vernandes tidak bisa memergoki keduanya yang bisa saja menjadi lebih berbahaya untuk mereka.

Syut!!

Lucas membawa Aidan ke tempat yang cukup sepi ketika itu. Lucas menatap pada Aidan yang saat ini terlihat sangat shock dan terkejut mengetahui kenyataan yang pahit tentang kematian Belinda yang sebenarnya.

Aidan baru mengetahui jika Belinda tidak meninggal karena serangan jantung, tetapi karena ia di bunuh oleh Vernandes. Orang yang sangat ia percayai saat ini.

"Mereka berdua bertengkar dan Vernandes membunuhnya… Hanya karena aku?" Gumam Aidan kepada Lucas yang kini menghembuskan napasnya dengan pelan menanggapi pertanyaan itu. Aidan yang merasa lemas pun akhirnya duduk dengan keras dan merasa sangat bersalah atas kejadian ini yang terjadi karenanya.

"Apa yang telah aku lakukan? Aku terus mengikuti dirinya hingga detik ini dan percaya padanya." ucap Aidan yang kini terlihat sangat kacau, ia pun kembali menyadari sesuatu hal yang kemudian membuat napas Aidan menjadi memburu dan merasa marah saat ini.

"Jika Vernandes membunuh Belinda hanya karenaku … Mungkin ia juga membunuh Dhan karena aku!" ucap Aidan yang kemudian menoleh pada Lucas yang hanya terdiam menatapinya.

"Hei! Aku ingin kita pergi ke tujuh tahun dari sini, ada hal yang ingin aku pastikan. Kau bisa?" Tanya Aidan pada Lucas yang menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya pada Aidan.

Keduanya pun pergi dari tempat itu menuju ke tujuh tahun yang lalu dari peristiwa meninggalnya Belinda.

Satu jentikan jari Lucas… Maka mereka pun menghilang.

Syut!!

Lucas dan juga Aidan kini muncul di sebuah lorong yang dihimpit oleh dua rumah yang kala itu terlihat sangat sepi, suasana di siang hari pun membuat Lucas cukup kebingungan dengan waktu yang di tunjukkan olehnya. Hal itu membuat Lucas menjadi bertanya-tanya, mengenai apakah ini adalah waktu yang diinginkan oleh Aidan?? Namun, ketika ia menoleh menatap Aidan yang berjalan begitu saja meninggalkannya, Lucas pun dengan segera menghampiri dan mengimbangi langkah dari kaki lelaki itu.

"Apa hal yang ingin kau pastikan saat ini, Aidan??" Sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Lucas itu tidak membuat Aidan berhenti dan menjawabnya. Aidan justru melanjutkan langkah kakinya yang kini menuntun mereka memasuki sebuah rumah yang ternyata tidak terkunci ketika itu, dan Lucas hanya bisa mengikuti langkah kaki Aidan dalam diam ketika ia tidak mendapatkan jawaban.

"Ini adalah hari di mana Dhan tewas di tangan Vernandes." Namun kemudian sebuah jawaban dari Aidan yang ia berikan kepada Lucas, membuat lelaki itu mengerutkan dahinya. Mempertanyakan kenapa Vernandes bisa membunuh seseorang lagi, dan siapakah Dhani ini?

"Apakah Dhan tewas di rumah ini??" Lucas memberanikan diri untuk bertanya pada Aidan, karena dirinya benar-benar merasa penasaran dengan hal itu. Aidan yang mendapatkan pertanyaan itu pun menggelengkan kepalanya yang menyisakan sebuah tanda tanya besar di dalam kepala Lucas. Karena ia mengira jika Aidan ingin menggagalkan pembunuhan yang Vernandes lakukan.

"Huh?" Tanya Lucas yang tidak begitu mengerti dengan Aidan. Ia mengikuti Aidan yang berjalan masuk ke dalam rumah itu dengan leluasa, ia pun berjalan dengan santai di ruang tengah rumah tersebut.

"Dhan Tewas di daerah utara, dan saat itu aku juga ada di sana bersamanya." Jawab Aidan kepada Lucas yang kini mulai paham jika Aidan sedang mencari sesuatu, dan bukan untuk menyelamatkan Dhan dari kematian. Apapun hal yang Aidan cari saat ini, semuanya pasti ada sangkut pautnya dengan kematian Dhan.

"Jadi, apa yang kita cari di sini saat ini??"

Siguiente capítulo