Zhao Yang berlalu dari ruangan penjara dengan napas berat. Betapa sakit yang dia hadapi saat ini ketika harus melihat perbuatan ayahnya yang keji. Tangannya mengepal bulat, melempar tatapan ke lain arah.
Zhao Yang berlalu dan menjauhi bangunan sambil melirik pelan ke gerbang utama. Sesekali dia mencuri pandang, tak sanggup menatap dia pun bergegas pergi. Bersama si kuda pintarnya, dia meninggalkan lokasi untuk sebuah pelarian.
Mungkin, dia akan mengunjungi orang lain atau dia malah pergi ke tempat berbeda. Benar! Jalan si kuda malah menjauhi sisi perkotaan. Melewati beberapa hutan lebat, akhirnya sampai pada sudut perkotaan.
Kakinya menuruni punggung si kuda. Kemudian melangkah dan menjatuhkan kedua lutut ke atas permukaan tanah.
"Haaa …."
Keresahan yang dia rasakan saat ini tidak sanggup ditahan. Matanya menutup rapat, sambil membungkuk pilu. Rasanya sesak di dada karena telah melihat keganasan ayahnya yang tidak manusiawi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com