An Zan berani dengan perkataan ancamannya. Tepat di hadapan semua orang, tangannya memegang kuat pedang yang selalu siap untuk menyerang. Pria di hadapannya tampak berkeluh kesah dalam hati, menggertak sekali ucap.
Namun, Xia Zhang mengulurkan niatnya untuk melawan. "Hahaha, aku suka anak muda sepertimu!" kekehnya mengacungkan jemari. Kemudian kakinya maju mendekati sosok An Zan yang sama sekali tidak memberi kehangatan.
Rupa An Zan masih saja sama dari sebelumnya, apalagi Xia Zhang di depannya sangat menantang. Nyalinya benar-benar dipertaruhkan.
"An Zan," bisik Fei Ong memberi petunjuk kepada An Zan agar dirinya membungkuk.
Namun, An Zan tidak memedulikannya. Lantas, apa yang harus dia takuti? Dia seharusnya menunduk patuh karena ketidaksopanan. An Zan memalingkan wajahnya untuk tidak menyoroti dua tatapan langsung kepada mereka.
Kembali melirik wajah Xia Zhang yang sudah di depan mata.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com