An Zan yang sesekali melirik ke balik belakang dengan pandangan mata bersalahnya. Maka, dia pun mulai menunduk sambil menarik napas lega. "Nona, maafkan aku," singkatnya.
"Sudahlah, lupakan!" sahut Xiao Su ketus.
An Zan tidak memedulikan ucapan Xiao Su, dia tetap berkonsentrasi pada perjalanan. Suasana dinginnya di penghujung musim salju masih terasa. Kabutnya masih kental dan terasa menggigil.
Dari lamanya perjalanan, kini sampai pada tembok pagar yang tinggi dan panjang. An Zan segera menurunkan posisinya kemudian menarik tabir memberi celah untuk pintu.
Xiao Su segera keluar dari dalam tandu, tetapi matanya tidak menyoroti wajah An Zan yang sedang menunggunya muncul. Xiao Su berhasil keluar dan singgah pada tanah dimana menjadi tempat tinggalnya.
Sementara An Zan tidak berani menatap gadis muda dan memiliki kuasa terhadap wilayah tersebut. Sedikit angkuh ketika dia berada di tempat kekuasaannya. An Zan menjadi sangat kikuk dan tidak bertingkah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com