webnovel

Ukiran yang Familier

Seperti yang diduga, baik Luna maupun Rafael tak fokus bermain basket sama sekali. Mereka malah sibuk celingukan ke sekitar. Sama-sama sibuk untuk mengingat kenangan yang mereka punya saat bersekolah di sini.

Apalagi Rafael kembali menunjukkan reaksi yang besar, dari bagaimana dia kini berdiri lalu memandang menuju sebuah jendela darah timur di lantai dua. Tempat yang sama dengan titik di saat dulu Luna akan duduk di bangkunya, lalu menonton kesibukan di lapangan ini dari sana.

"Kamu lihat apa?" Luna bertanya sambil mendekat padanya.

"Entahlah." Rafael menggelengkan kepala. "Tapi titik di sana seperti… seperti… cukup signifikan saja bagiku. Seakan dulu aku sering memandangnya dari sini."

"Oh ya? Mungkin dulu kamu sempat menyukai anak perempuan atau sebagainya, lalu memandangnya di sana? Kkk… siapa itu? Jangan bilang cinta pertama kamu?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo