webnovel

Learning Magic

Eriza menyalakan sebuah api sebuah api yang membakar kayu bakar di depannya setelah melantunkan mantra yang cukup panjang. Ada alasan lain mengapa mantra Eriza panjang, yaitu karena dia sempat tergagap beberapa kali sebelum akhirnya menyelesaikannya.

"Ja-Jadi seperti ini. Yang aku gunakan, a-adalah sihir elemen api da-dasar," kata Eriza sambil menunjuk pada kayu bakar yang terbakar.

"Ya, itu sangat hebat!" Naruto tersenyum cerah pada Eriza bersamaan dia memberikan pujian. Dalam benaknya, 'Menyedihkan! Jika ini adalah medan pertarungan, maka aku akan mati bahkan sebelum bisa menggunakan sihir! Aku harus bisa menggunakan sihir tanpa rapalan karena tidak akan berguna jika menggunakan rapalan!'

*Wush!*

Angin sepoi-sepoi di sore hari berhembus dengan damai dan menenangkan. Selain membawa rasa damai di sore hari, angin sepoi-sepoi itu juga memadamkan api pada kayu bakar.

"Huwa! Apiku padam!" Eriza terjatuh di tanah dengan berlutut. "Pa-Padahal aku berusaha sa-sangat keras untuk menyalakan a-api itu …."

Elena yang tidak jauh dari sana dapat mengetahui Eriza yang terjatuh tanpa harapan. Dia hanya sedikit menaikkan sudut mulutnya, menganggap bahwa tingkah laku yang dimiliki Eriza cukup imut untuk diperhatikan.

"Apakah ada masalah?" tanya Tom yang menyadari jika perhatian Elena sedikit teralihkan.

"Tidak, tidak ada." Elena menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Aku hanya kepikiran sesuatu. Kamu bisa melanjutkan pembahasan tadi."

"Tentu. Intinya, karavan kami sedang bertujuan ke kerajaan Earlshide. Lalu di sana, kami akan …."

Sementara Elena dan Tom saling bercakap-cakap tak jauh dari Naruto dan Eriza, otak Naruto sedang berpikir keras memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menenangkan Gadis di depannya. Bagaimanapun, Naruto tidak memiliki pengalaman dengan seorang gadis. Kakak perempuannya —Elena— tidak dapat dihitung karena memiliki sikap yang cukup … menyeramkan padanya. Ini adalah pengalaman pertamanya saat menghadapi Gadis yang hanya sedikit tua darinya.

'Baiklah, aku sudah mengetahuinya. Di buku teori energi alam milik Noctis, di sana dikatakan bahwa energi alam dan energi internal atau chakra memiliki kesamaan, di mana keduanya sama-sama energi. Jadi ketika kedua energi ini saling bersentuhan, maka keduanya akan memiliki sifat saling tarik-menarik dan menunjukkan kesatuan di antara keduanya.' Naruto memejamkan matanya saat dia mengingat-ingat kembali.

'Energi alam dan chakra akan saling tarik-menarik satu sama lain. Jika aku kalah dalam kontes tarik-menarik ini, mungkin aku akan mengamuk sama seperti yang terjadi pada iblis di dunia ini.'

'Chakra dan energi alam lebih banyak memiliki perbedaan dari pada persamaannya. Lagi pula, chakra diciptakan oleh tubuh, sedangkan energi alam berasal dari black hole. Keduanya akan seperti kutub negatif (-) dan positif (+).'

*Sshh!*

Naruto mengangkat telapak tangan dan memperhatikannya. Aliran chakra berwarna biru mulai muncul dari sana, dan menyelimuti seluruh telapak tangan Naruto.

*Sss!*

Setelah chakra Naruto muncul, aliran berwarna hijau dari udara tipis mulai berdatangan dan menutupi chakra biru Naruto dengan warna hijau energi tersebut.

'Hmm, jadi ini adalah energi alam. Rasanya ada yang ingin mengganggu aliran chakra di dalam tubuhku, tapi karena dia sangat lemah, aku sama sekali tidak berpengaruhnya pada ini,' ucap Naruto melihat aliran hijau di tangannya.

"A-Anu, apa itu?" tanya Eriza heran.

Elena menyadari itu dan berjalan mendekat pada Naruto, mengabaikan Tom yang juga cukup heran dengan cahaya hijau di telapak tangan Naruto. Setidaknya, tentang bayaran atau pedagang lain tidak ikut menghampiri mereka.

"Entahlah, Nee-san. Sepertinya ini adalah energi alam?" kata Naruto, tetap memperhatikan aliran energi di tangannya.

'Woah, energi alam di dunia ini cukup luar biasa, ya. Menurut teknik yang diberikan Pak Tua Sage, seharusnya seseorang bermeditasi dalam diam untuk mengumpulkan energi alam. Tapi aku tidak menyangka jika Naruto bisa menarik energi alam tanpa harus mengumpulkannya dalam waktu lama,' batin Elena.

"Aku dengar itu sangat kuat. Coba kamu pukulkan itu pada sebuah pohon," saran Elena sambil menunjuk pada sebuah pohon.

"Um!" Naruto mengangguk dan berjalan mendekat pada pohon yang ditunjuk Elena.

*Bom!*

Ketika Naruto memukul batang pohon tersebut, pohon itu langsung hancur lebur menjadi banyak serpihan kayu berukuran kecil.

"Fiuh! Itu tadi bisa dikatakan sebagai uji nyali sukses, ya. Tapi kamu harus hati-hati untuk tidak menggunakannya pada orang lain," kata Elena.

Para pedagang dan tentara bayaran yang melihat itu tercengang dengan tahan yang terbuka lebar. Mereka mungkin pernah melihat sihir yang bisa menumbangkan sebuah pohon dalam sekali serang, namun itu tidak untuk menghancurkannya menjadi serpihan kecil.

Selain itu, penyihir biasanya memiliki waktu merapal mantra yang membuat serangan mereka lambat. Namun karena Naruto tidak memakai rapalan sama sekali, ini benar-benar menjadi sesuatu yang mengerikan saat serangan kuat dan cepat datang bertubi-tubi dalam tempo yang cepat.

"Ya, baguslah, Nee-san." Naruto memegangi tangannya yang sedikit mati rasa setelah melakukan aksinya.

Tidak seperti Sēnin mode di animenya, Naruto hanya mengumpulkan energi alam selama beberapa detik, yang itupun dilakukan untuk coba-coba, bukan serius dalam mengumpulkan energi alam. Jadi tidak aneh jika Naruto akan menderita beberapa kerusakan saat dia melakukan serangan secara sembarangan.

*Kresak!*

Semak-semak di dekat mereka bergerak sebelum seorang tentara bayaran pria muncul dari sana. Dia mengeluarkan banyak keringat dan terlihat sangat ketakutan dengan apa yang ada di tempat asal dia muncul.

"Ada masalah besar!" teriaknya dengan khawatir.

"Apa?" Elena langsung menanggapi dengan memikirkan, 'Bukankah Anko-sensei ikut bersama mereka? Aku yakin mereka seharusnya baik-baik saja walau hanya melawan iblis kelas bencana sekalipun.'

"Anko, Anko, sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi pada wanita itu!" teriaknya dengan sangat gelisah.

"Sesuatu yang aneh? Cepat! Jalannya padaku!" Elena langsung menghampirinya pria itu dengan raut wajah yang sangat serius.

"Y-Ya," jawab pria tersebut saat merasakan tekanan serius yang memancarkan dari Elena.

Anko tetaplah salah satu dari grup Elena dan Naruto bagaimanapun juga. Elena tidak akan bisa tenang kalau hal buruk terjadi pada Anko. Ditambah lagi, pada awalnya Elena adalah orang yang mengajak Anko untuk datang ke dunia ini, jadi dia juga ikut andil bertanggung jawab ketika suatu masalah datang pada Anko.

---

Elena dan pria tentara bayaran itu berlari dengan cepat menyusuri jalan di antara rimbunnya pepohonan yang terlalu padat. Elena berusaha juga berusaha mencari lokasi Anko selain dia yang hanya mengikuti pria tentara bayaran di depannya.

Sebagai seorang ninja, Elena memiliki kekuatan fisik yang lebih besar dari manusia biasa. Walaupun pria tentara bayaran memiliki otot yang cukup besar dan sering membawa senjata berat, kekuatannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemampuan Elena.

'Sangat cepat! Bagaimana Gadis Kecil ini bisa mengikuti pergerakanku? Aku tidak membawa senjata beratku saat ini dan dapat berlari dengan cepat, sangat mengejutkan dia bisa mengikuti kecepatan ini di usianya yang muda,' pikir pria itu.

Siguiente capítulo