webnovel

Hobi yang Unik

"Di mana Ella?" tanya Christian sekali lagi.

Sebelumnya Christian tidak memiliki bukti apa pun, tetapi ia tahu bahwa wanita di hadapannya itu berbohong. Namun sekarang kecurigaannya terbukti benar.

Wanita ini melakukan sesuatu pada Ella. Pada sesuatu miliknya …

"Aku … Aku …"

Lisa sedang memikirkan bagaimana cara untuk mengulur waktu dan membuat Ella semakin menderita. Namun Fera tiba-tiba saja menghampiri Christian dan memeluk kakinya. "Tuan, saya mengaku, saya akan mengakui semuanya!"

"Bos, saya sudah menemukannya."

Jason datang dengan tiba-tiba dan tergesa-gesa. Wajahnya terlihat panik dan ragu untuk memberitahu Christian mengenai situasi Ella saat ini.

Ada kilau yang mengerikan di mata Christian dan setelah itu, matanya berubah menjadi gelap dan kelam seperti malam.

Saat Jason menunjukkan jalan, ia tidak bisa menahan diri untuk berbicara. "Bos, kondisi Nona Ella tidak seberapa baik."

Christian tidak menjawab seolah ia sama sekali tidak peduli.

Jason hanya bisa menghela napas panjang. Saat Christian melihat kondisi Ella nanti, ia tidak yakin bosnya itu bisa tetap tenang.

Ia bisa melihat bahwa Christian memperlakukan Ella secara khusus. Kalau tidak, Christian tidak akan menyuruhnya untuk membuat sebuah kontrak.

Tidak pernah bosnya terikat kontrak semacam itu dengan wanita …

Di dalam ruangan nomor 1160.

Kepala Ella tertunduk dan ia bersandar di sebuah sofa. Ia dalam keadaan tidak sadarkan diri, tidak tahu apa yang terjadi di hadapannya.

Cahaya kuning yang terpancar dari lampu menyinari tubuhnya, membuat tubuhnya terlihat mungil dan menyedihkan.

Sebuah jas besar, yang pastinya merupakan milik laki-laki, menutupi sekujur tubuhnya. Di bawahnya, Ella tidak mengenakan apa pun.

Sementara itu di lantai, ada tiga pria yang hanya mengenakan boxer. Mereka bertiga sedang berlutut dengan wajah penuh kepanikan.

Saat Christian masuk dan melihat kejadian ini, wajahnya langsung memerah.

Di situasi seperti ini, apakah masih ada harapan?

Christian langsung melangkah maju dan mendekati Ella. Ia melepaskan jasnya sendiri dan melemparkan jas Jason yang sedang melingkupi tubuh Ella kembali pada asistennya. Ia menyelimuti tubuh mungil Ella dengan jasnya yang besar dan kemudian menggendongnya keluar dari sana.

Saat melewati Jason, ia hanya meninggalkan pesan berisikan dua kata. "Bereskan semuanya."

Tiga pria yang berlutut di lantai terlihat sangat ketakutan hingga pupil mata mereka mengecil. Mereka langsung meminta ampun pada Christian. "Kami … Kami dibutakan oleh godaan sesaat. Kami benar-benar minta maaf …"

Tetapi Christian sama sekali tidak peduli.

Tiga pria itu sudah melihat Ella. Memandang apa yang menjadi miliknya saja sudah cukup membuat Christian untuk menjatuhkan hukuman mati pada ketiga pria tersebut.

Jason melirik ke arah tiga pria itu dan kemudian mengangkat tangannya agar para pengawal Christian membawa mereka bertiga.

Tidak tahu bagaimana nasib mereka nantinya …

Ella merasa seperti bermimpi panjang. Ia tidak tahu apa yang sedang ia impikan sehingga ia kesulitan untuk bangun. Yang ia tahu, tubuhnya terasa kesakitan.

Saat ia sedikit bergerak saja, tubuhnya seolah berteriak. Ella mengerang karena rasa tidak nyaman yang ia rasakan di tubuhnya dan perlahan membuka matanya.

Ruangan itu terlihat gelap.

Ia tidak tahu apakah hari sudah malam atau tirai yang menutupi jendela menghalangi masuknya cahaya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas dan hanya bisa mengandalkan instingnya saja.

Tangannya terulur untuk mencari sebuah pegangan dan tanpa sadar ia meraih seseorang.

Ia langsung tersentak dan semua ingatan kemarin malam kembali ke pikirannya.

Ia disuruh untuk mengantarkan anggur ke sebuah ruangan. Lalu apa yang terjadi padanya?

Ia ingat, ia berusaha untuk keluar dari ruangan itu dengan berbagai alasan, tetapi para pria itu berusaha untuk menghalanginya. Setelah itu, ia pingsan …

Setelah menyadari semua ini, tanpa sadar tubuhnya gemetaran.

Apa yang terjadi setelahnya tidak usah dibayangkan lagi.

Tangannya terkepal dengan erat dan ia langsung berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah ini. Apakah ia masih berada di tangan para pria itu sekarang?

Sebelum ia menemukan jawaban, tiba-tiba saja lampu di ruangan itu menyala.

Christian memandang wanita di hadapannya dengan kesal.

Christian sudah menjaganya dan melindunginya agar Ella tidak diperkosa oleh para pria jelek itu, tetapi mengapa Ella sama sekali tidak berterima kasih kepadanya?

Dan bahkan Ella tidak berani memandang ke arahnya.

Yang tidak Christian tahu, sebenarnya sekarang Ella sedang tenggelam dalam ketakutannya. Ia merasa mual saat mengingat apa yang terjadi kemarin malam.

Ia baru saja mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam, tetapi sekarang semuanya sudah hancur berantakan.

Mana mungkin Christian masih menginginkannya kalau ia sudah dikotori oleh para pria menjijikkan itu?

Christian tidak punya kesabaran untuk menunggu Ella lagi. Melihat wanita itu hanya duduk dengan kaki, ia berkata, "Tidak ada yang mau kamu ucapkan?"

Ella terkejut saat mendengar suara pria itu. Itu bukan suara pria yang menjijikkan kemarin, namun, suara yang ia kenal.

Ia menoleh dan melihat Christian sedang memandangnya.

Mengapa tiba-tiba ada Christian di sini?

"Mengapa … Mengapa kamu di sini?" tanyanya dengan heran.

Pada saat yang bersamaan, Ella merasa sangat lega.

Saat mendengar pertanyaan Ella, Christian menjadi semakin muram.

Ella menyadari perubahan di ekspresi Christian dan langsung memandangnya dengan senyum. Ia memiringkan tubuhnya untuk bersandar di tubuh Christian.

"Aku senang. Tidak aku sangka aku bisa bertemu denganmu secepat ini."

Suaranya yang lembut dan pelan membuat wajah Christian melunak. Ia mengangkat tangannya untuk membelai punggung Ella.

"Kalau bukan aku yang ada di sini, kamu sendiri pun tidak akan tahu bagaimana nasibmu sekarang."

Ella sedikit tersentak mendengarnya. Ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Aroma cologne Christian yang samar membuat detak jantungnya menjadi lebih stabil.

"Apakah itu sakit?"

"Hah?" Ella tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Christian.

Ella terkejut saat ia mengangkat tangannya. Baru sekarang ia menyadari bahwa sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bekas berwarna merah pekat.

Tetapi ia bisa mengabaikannya dengan mudah. Ia sudah pernah menderita lebih parah saat berada di rumah sakit jiwa.

"Apa yang terjadi?"

Sebenarnya, tanpa bertanya sekali pun, Ella sudah memahami apa yang terjadi.

Ketiga pria yang ada di dalam ruangan itu memiliki hobi yang unik.

BDSM. Bodage, Dominance, Sadism, dan Masochism …

Saat memikirkan lebam-lebam di sekujur tubuhnya, ia langsung menjauh dari Christian. Ia tidak mau membuat Christian marah atau kesal karena luka-luka ini.

Sebelumnya, hanya karena bekas tipis di lehernya saja, suasana hati Christian langsung memburuk.

Bagaimana dengan bekas luka yang sangat marah ini …

Namun, saat Ella menjauhinya, Christian menjadi semakin marah. Ekspresinya langsung berubah dingin …

Siguiente capítulo