Sifeng baru masuk lagi ke vilanya ini. Entah apa yang ia lakukan di luar rumah. Saat mendengar suara televisi yang menyala, Sifeng tertarik dan mendapati bahwa asisten pribadinya yang menyalakan televisi di ruang tengah. Sifeng merasa tertarik dan mendekat ke arah pelayannya itu. Well, Sifeng memang selalu memperlakukan Yushen seperti pelayannya.
"Hassh! Lama-lama aku bisa mati berdiri jika terus-terusan dikejutkan seperti ini," gerutu Yushen. Masih menekan dadanya yang berdegup kencang.
Yushen benar-benar berlebihan, membuat Sifeng kesal. Sifeng lalu memukul kepala bagian belakang Yushen menggunakan bantal sofa.
"Laoban? Apa masalahmu denganku sebenarnya, hah?!" Yushen kembali memekik, tidak terima. Bisa-bisa gegar otak juga jika ia diperlakukan seperti ini terus oleh adiknya yang tidak tahu diri itu.
"Tidak perlu berlebihan, Yushen!" sahut Sifeng. Ia mengambil langkah, dan kini duduk di sofa sisi yang lain. "Kenapa belum tidur juga, heh?" Sifeng mengulangi pertanyaannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com