webnovel

Chapter 05 : Daily Quest dan Tohsaka Rin

(A/N : Double Up, anggap aja ini sebagai permintaan maaf thor karena terlalu lama banget hiatusnya)

Disepanjang jalan, Souji tidak menemukan siapapun, kecuali dirinya sendiri yang sedang jogging menuju taman, dan beberapa orang saja. Akan tetapi, semua orang yang ditemui olehnya hingga saat ini tidak sampai sepuluh orang.

Mungkin saja, alasan dari semua hal itu adalah, karena kebanyakan dari mereka masih tidur. Sebab, sekarang saja baru jam [04:02].

Belum lagi, Matahari juga masih belum terlihat dan langit masih dipenuhi oleh bintang yang berklap-klip. Jadi, akan sangat masuk akal, kalau kebanyakan orang mungkin saja masih tertidur.

"Tempat ini benar-benar sangat sepi bukan, Fou? Dan lagi, sepertinya kebiasaan buruk ku untuk bangun pagi-pagi buta macam ini, pasti akan menjadi masalah yang cukup merepotkan untuk ku. Dan, aku tampaknya harus mencoba untuk menghilangkannya." Kata Souji, saat senyum kecut mulai tumbuh diwajahnya.

"Fouu...?" Fou hanya bisa memiringkan kepalanya saja dengan penuh kebingungan, saat ia mendengar kata-kata dari Souji. Namun, ia masih mengelus-elus kepala Souji untuk sedikit menghiburnya.

Souji yang merasakan hal itu langsung memiliki senyum hangat di wajahnya dan berkata. "Terima kasih, Fou. Aku benar-benar sangat menghargai hal itu."

"Fouuu..." Fou hanya membalasnya dengan dengkuran ringan saja, saat ia kembali berbaring dengan nyaman dia rambut Souji.

Sementara Souji yang melihat hal itu, senyum hangat miliknya menjadi semakin dalam, dan ia kemudian memutuskan untuk sedikit memperlambat kecepatan larinya, untuk menikmati ketenangnan ini.

.....

....

...

Sesampainya di taman, Souji langsung memasukinya dan berjalan-jalan sebentar, hanya untuk menikmati udara segar(?) di pagi hari.

Setelah berjalan-jalan sejenak, ia kemudian memutuskan untuk memulai menyelesaikan [Daily Quest] miliknya.

Lalu, ia mengambil Fou, yang tampaknya sedang tertidur dengan cukup pulas, dan menaruhnya di bangku yang ada di dekatnya.

Fou yang merasakan dipindahkan oleh seseorang menjadi sedikit memberontak. Namun, ia segera menghentikan hal itu, saat ia memutuskan untuk pergi dari tempat ini.

Souji menjadi sedikit terkejut, saat melihat Fou berlari kearah acak, dan mulai berpikir; 'Apakah terjadi sesuatu?' Namun, ia segera menepis seluruh pemikirannya itu, karena ia sudah terbiasa, dengan Fou yang terus pergi tanpa pemberitahuan sama sekali.

Dan dengan begitu, ia kemudian memutuskan untuk memulai [Daily Quest]-nya ini itu, dengan melakukan Push-Up terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan yang lainnya.

.....

....

...

[DING!]

[Push-Ups : (500/500) Telah Selesai]

Souji menghentikan Push-Up yang ia lakukan, setelah melihat layar notifikasi di depan matanya.

Menyeka keringat menggunakan serbet yang ia bawa, Souji kemudian memutuskan untuk lanjut menyelesaikan [Daily Quest]-nya itu.

.....

....

...

[DING!]

[Sit-Ups : (500/500) Telah Selesai]

.....

....

...

[DING!]

[Squats : (500/500) Telah Selesai]

Setelah melihat notifikasi lain dari sistem miliknya, Souji kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak, sebelum melanjutkannya.

Duduk dibangku yang ada di dekatnya, ia kemudian mulai bersandar disana, sambil menatap langit, yang entah kenapa masih tampak gelap, dan masih tidak ada tanda-tanda Matahari akan terbit.

Itu sedikit membuatnya bingung. Namun, ia segera menepis pemikirannya itu dan memutuskan untuk menyelesaikan [Daily Quest] terlebih dahulu.

Karena, meskipun ia tahu alasannya, itu tidak berarti ia bisa berbuat apa-apa, kan? Belum lagi, dia juga masih sangat lemah. Bahkan, Diablo pun ratusan kali lebih kuat darinya.

Menggelengkan kepalanya untuk membuang segala pemikiran yang tidak diperlukan, ia kemudian memutuskan untuk lanjut menyelesaikan [Daily Quest] miliknya.

.....

....

...

[DING!]

[Run : (10/10KM) Telah Selesai]

Souji menghentikan larinya, saat ia mendengar dan melihat, notifikasi dari sistem miliknya. Namun, sebelum ia bisa menghela nafasnya dengan penuh kepenatan, notifikasi itu kembali terdengar di dalam kepalanya.

[DING!]

[Daily Quest : Persiapan Untuk Menjadi Kuat (Telah Selesai)]

[DING!]

[Memberikan Seluruh Hadiah Kepada Host]

Setelah notifikasi terakhir itu, Souji tiba-tiba saja merasakan peningkatan yang cukup besar di dalam tubuhnya. Namun, ia cukup skeptis tentang seberapa kuat ia meningkat, setelah mengingat statistik yang dimiliki oleh Diablo.

Menghela nafasnya dengan lelah, ia kemudian memutuskan untuk berhenti memikirkan hal itu, dan berjalan menuju Vending Machine yang ada di dekatnya.

"Sigh ... Sekarang seperti nya baru jam [05:46]." Gumam Souji dengan nada frustasi, saat ia melihat Jam yang ada di tangannya. "Tapi tetap saja, tampaknya hal ini cukup bagus untuk mengalihkan rasa frustasiku karea tidak bisa menonton lanjutan anime 'The Quintessential Quintuplets S2' yang sudah aku tunggu-tunggu itu." Tambahnya, saat senyum kecut tumbuh di wajahnya.

Kembali menghela nafasnya dengan lelah, Souji kemudian berhenti di depan sebuah Vending Machine dan mengeluarkan uang kertas sebesar 1k Yen dari dompet miliknya.

Namun, kejadian klise tiba-tiba saja menimpa Souji, saat ia ingin memasukkan uang miliknya ke dalam Vending Machine itu.

Hal klise apa yang terjadi? Yup, itu benar sekali. Pada saat Souji ingin memasukkan uang miliknya itu, ia secara TIDAK sengaja, berpas-pasan dengan tangan seseorang, yang tampaknya ingin menggunakan mesin itu juga.

Souji sempat terkejut dengan hal itu. Namun, ia dapat pulih dengan cepat dan berkata. "Maaf. Jika kamu ingin duluan menggunakannya. Maka, silakan." Kata Souji dengan ramah, saat ia mundur sedikit menjauh dari Vending Machine, sambil mengalihkan pandangannya kearah seseorang yang ada di sebelahnya itu, dengan senyum ramah yang tentu saja terpampang di wajahnya.

Namun, saat Souji melihat wajah dari orang yang ada disebelahnya itu, mata miliknya langsung berkedut, saat ia berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan keterkejutan yang dia miliki, dari orang yang sedang berdiri disebelahnya itu.

Alasan dari kerterkejutan yang dimilik oleh Souji ini, bukan karena wajah dari orang disebelahnya itu sangat menakutkan, ata pun hal-hal menakutkan lainnya (Dalam arti tertentu).

Akan tetapi, alasan dari keterkejutannya ini itu adalah, karena ia tahu, siapa orang yang sedang berdiri di sebelahnya itu.

Orang yang berdiri disebelah Souji adalah seorang gadis muda yang tampaknya seusia dengannya, dengan mata aqua dan rambut coklat bergelombang panjang dengan gaya rambut dua sisi, yang terdiri dari bagian yang dibuat menjadi ekor kembar diikat dengan pita hitam, sementara mayoritas menggantung longgar.

'Sialan ... Ini benar-benar dia ... Master dari Archer di Anime "Fate/Stay Night" ... Tohsaka Rin.' Pikirnya, saat mata miliknya menjadi sedikit menyipit.

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV Tohsaka Rin)

Hari ini adalah akhir pekan. Jadi, aku berencana untuk berolahraga di taman, yang ada di kota lain, hanya karena ingin saja.

Meski begitu... "Jika saja bukan karena Yuki yang memaksaku. Mungkin saja, aku tidak akan datang sepagi ini. Meskipun aku tidak akan menyangkalnya sih, jika hal ini memang sedikit bermanfaat untuk kali ini. Tapi tetap saja, Matahari saja bahkan belum terlihat sama sekali." Gumamku dengan jengkel, saat aku berjalan memasuki taman.

'Sigh! Ini benar-benar menjengkelkan sekali. Aku yakin, jika ma–'

Pikiranku langsung terhenti, saat aku melihat ada seseorang yang sedang melakukan Sit-Ups sendirian di taman.

Orang ini adalah seorang anak laki-laki yang terlihat berumur sekitar 17 tahunan, dengan rambut panjang sebahunya yang berwarna putih platinum bertekstur halus, yang tampak seolah ditaburi oleh salju itu sendiri. Dia juga memiliki mata berwarna Violet yang tampak sangat indah, dan terdapat sebuah tanda lahir? Atau mungkin luka? Yang tampak cukup aneh di bagian kiri atas wajahnya.

Tubuhku langsung membeku, saat wajahku tiba-tiba saja terasa panas, dan sebuah pemikiran tiba-tiba saja terlintas di dalam benak ku.

'Ahh ... Orang ini benar-benar tipeku banget ...' Pikirku, saat aku terus menatap anak laki-laki itu dengan intens.

Namun, tubuhku tiba-tiba saja tersentak, saat aku mulai menyadari, apa yang baru saja aku pikirkan.

'B-bu-buk-bukan begitu!! S-si-siapa juga yang suka sama dia!!' Aku segera menyangkal apa yang aku pikirkan sebelumnya, saat aku berbalik untuk berjalan menjauh dari anak laki-laki itu.

Setelah berjalan sedikit menjauh, aku kemudian mulai melakukan peregangan, sebelum aku memutuskan untuk memulai pelatihanku.

.....

....

...

"Huhh ... huhh ... fiuhh ... Sekarang sudah jam [05:46] ya? Lebih baik aku sudahi saja hari ini." Aku mengatakan hal itu dengan penuh kepenatan, saat aku melihat kearah jam tanganku yang aku kenakan ditangan kiriku.

Menyeka keringat yang ada di dahiku menggunakan serbet, aku kemudian berbalik dan berjalan menuju ke suatu tempat, sambil berkata. "Aku benar-benar sangat haus, apakah tidak ada Vending Machine disekitar sini?" Tanyaku kepada diriku sendiri, saat aku mulai menatap sekelilingku dengan seksama.

"Itu dia! Untung saja tida terlalu jauh dari sini, jika tidak, aku mungkin bakal mati kehausan." Lanjutku, saat aku mulai berjalan menuju Vending Machine.

Setelah sampai di dekat Vending Machine, aku langsung mengeluarkan uang milik ku dan memasukkannya ke dalam Vending Machine ini.

Namun, pada saat aku ingin memasukan uangku ini, tiba-tiba saja tanganku bertabrakkan dengan tangan dari seseorang, dan ketika aku menoleh untuk melihat siapa orang itu, mataku langsung melebar, karena orang yang aku lihat ini, adalah anak laki-laki yang tadi aku lihat di dekat gerbang masuk taman.

Saat aku masih dalam keadaan linglung, anak laki-laki itu mengatakan sesuatu hal. "Maaf. Jika kamu ingin duluan menggunakannya. Maka, silakan." Katanya dengan ramah, sambil tersenyum ramah kearahku, saat ia mundur sedikit menjauh dari Vending Machine.

Aku langsung terbangun dari lamunanku, setelah mendengar hal itu, dan aku hanya bisa membalasnya saja dengan anggukkan ringan. Karena, entah kenapa kepalaku langsung menjadi kosong, setelah melihat senyu–Tidak!! Apa yang sedang kamu pikirkan Rin! Berhentilah memikirkan hal-hal memalukan semacam itu!!

"Nona, apakah kamu benar-benar baik-baik saja? Wajah mu sangat merah, kalau kau tidak enak badan ..." Laki-laki berambut putih ini mulai mendekatkan wajahnya dengan milik ku. "Maka, aku akan dengan senang hati menolak untuk mengantar mu." Tambah orang ini, dengan senyum tulus di wajahnya.

Namun, hal itu membuat kepalaku kembali menjadi kosong dan tanpa sadar aku mengeluarkan suara yang aneh. "Eh??"

Anak laki-laki ini tampak geli, saat ia mulai menggunakan Vending Machine setelah ia melihat aku selesai menggunakannya.

Belum lagi... "Apa-apaan dengan senyum menjengkelkannya itu? Apakah Cuma karena wajahnya itu sangat tampan, dia bisa berlaku seenaknya saja? Menyebalkan sekali."

Sayangnya, meskipun aku mengatakan semua hal itu, entah kenapa aku masih tetap berjalan mengikutinya dan duduk disebelahnya.

Jujur saja, aku sekarang ini ingin sekali meninju diriku beberapa waktu yang lalu. Sebab, kenapa pula ia harus mengikuti anak laki-laki menjengkelkan seperti orang ini? Bukannya lebih baik kalau aku langsung pergi meninggalkannya saja?

Namun, lagi dan lagi, seakan-akan anak laki-laki ini memiliki semacam magnet di dalam tubuhnya, yang sedikit membuatku tertarik kepadanya, ia mulai memandangi Matahari terbit, dengan senyum kecil diwajahnya.

Detak jantungku menjadi tak menentu, saat aku melihat senyum miliknya itu. Tetapi ... tentu saja itu pasti hanya pikiran liarku saja!! Tidak mungkin, tidak mungkin aku akan merasakan hal ini dari laki-laki narsis seperti orang ini!! Tidak mungkin!

"Kamu tau, nona? Kebanyakan orang tidak pernah menyadari, betapa indahnya saat-saat semacam ini. Saat dimana seseorang masih dapat melihat Matahari terbit, itu merupakan saat dimana orang itu akan memulai aktivitasnya, dan saat itulah mereka akan tahu, kalau mereka ini masih hidup." Anak laki-laki ini memasang ekspresi melankolis diwajahnya, meskipun hal itu segera menghilang dan digantikan oleh ekspresi menyebalkannya kembali.

"Lagi pula, kenapa juga aku mengatakan hal semacam itu? Bukankah itu malah membuatku terlihat seperti orang tua yang hampir mencapai ajalnya? Umu, ini benar-benar sangat aneh." Orang disebelahku ini mengatakan hal itu dengan nada geli(?) bercampur bijaksana, sambil berulang kali menganggukkan kepalanya dengan ringan.

Aku sebenarnya hampir terpeleset, saat mendengar kata-katanya itu. Lagi pula, apakah orang ini idiot atau apa? Kalau dia memang tidak ingin mengatakannya, maka tidak perlu berbicara. Bukankah hal itu sangat mudah dilakukan?

Namun, anak laki-laki disebelahku ini entah kenapa mulai menatapku dengan jijik, yang membuat kerutan muncul di dahiku, dan kata-kata selanjutnya dari orang disebelah ku ini membuatku sedikit lengah.

"Ini hanya perasaanku saja, atau kamu memang sedang memikirkan sesuatu hal yang sangat buruk tentangku?" Wajahku menjadi semakin berkedut, saat mendengar orang ini mengatakan hal itu dengan nada jijik.

Namun sayangnya, dia berhasil menyelak ku dan kembali berbicara. "Ah! Ya! Aku tahu!" Orang ini mulai menganggukkan kepalanya dengan penuh pengertian, seakan-akan dia baru saja mendapatkan semacam pencerahan.

Akan tetapi, kata-kata selanjutnya yang orang ini katakan, hal itu benar-benar membuat otak ku berhenti berfungsi.

"Ja-jangan bilang, ka-kamu berniat menguntitku dan memerasku setelahnya!?" Wajahku menjadi semakin memanas, semakin lama aku mendengarnya mengoceh.

Meski begitu, lagi dan lagi, orang ini kembali memotongku, sebelum aku bahkan sempat mengatakan sepatah katapun, dan ia kembali berbicara.

"Lagi pula, nona. Aku akan jujur kepadamu, tetapi; kamu ini lebih tampak seperti peri jahat dari beberapa dongeng lama, sedangkan aku tampak seperti seorang pangeran berkuda putih dari banyak cerita dongeng." Senyumnya menjadi semakin menjengkelkan daripada sebelumnya, saat mata violet miliknya melirik kearahku.

"Oleh karena itu, aku permisi dulu. Karena, aku takut kalau peri(Aku) ini akan memeras jiwa dari seseorang(Anak laki-laki berambut putih ini) dengan cara melakukan hubungan intim [(Bermain-main)]."

Setelah mendengar hal itu, wajahku benar-benar sudah berubah menjadi merah total. Bahkan, entah kenapa aku sedikit yakin, kalau terdapat asap yang mengepul dari atas kepalaku.

Namun sayangnya, sebelum aku bisa membantah perkataan dari anak laki-laki ini, tiba-tiba saja dia menghilang, tanpa aku sadari.

Melihat anak laki-laki ini menghilang, aku hanya bisa panik dan menatap sekelilingku dengan sangat tergesa-gesa saja, tanpa bisa menemukan keberadaan dari anak laki-laki itu.

"Apakah yang tadi itu hanya halusinasiku saja?"

Meski begitu, pada akhirnya aku memutuskan untuk berhenti memikirkan hal itu untuk saat ini, dan pergi dari pulang saja. Karena, mungkin saja Yuki sudah menyelesaikan hal yang sebelumnya ingin dia lakukan.

Setelah mengatakan hal itu, aku mulai berjalan pergi dari taman ini

Dengan begitu, aku berjalan pergi dari taman ini dan bersumpah untuk tidak akan pernah datang ke taman ini lagi ... Mungkin(?), tanpa menyadari anak laki-laki berambut putih yang sudah aku kira pergi sebelumnya, masih duduk dengan sangat santai dibangku taman.

✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Gak tau mau ngomong apa, karena udah semua di catatan yang chapter sebelumnya, jadi yahh, itu aja sih, untuk saat ini, kalau begitu, sampai jumpa lagi, adios!!

Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.

Suka itu? Tambahkan ke perpustakaan!

Panagakos_Voidcreators' thoughts
Siguiente capítulo