"Menggadaikan sertifikat rumah? Memangnya bisa?" tanya Mawar, yang langsung berhenti dari tangisnya.
"Tentu saja bisa, bodoh. Aku benar-benar kesal padamu, mengapa kamu menipu orang begitu banyak dan aku tidak mengerti ke mana uang yang kau pinjam dan kamu tipu itu. Aku tidak menerima sepeser uang pun darimu, tetapi sekarang kamu malah membuat kami pusing tujuh keliling," cerca Marta dengan kesal.
Mawar hanya mendengarkan ocehan yang sama berulang-ulang dari Marta. Meski begitu dia yakin ibunya tidak akan membiarkan ia celaka atau masuk ke dalam penjara.
"Jadi ibu benar-benar akan menggadaikan sertifikat rumah ini? tanya Melati.
"Iya, aku yakin. Selain dapat menolong kakakmu aku juga bisa menikmati uang dari hasil gadai sertifikat rumah ini. Keenakan sekali si Renata dis mempunyai warisan paling besar tanpa membaginya pada kita," sahut Marta.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com