webnovel

DJ

Pedro tiba-tiba bersuara membuat semua orang menengok ke arahnya. 

"Ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Pedro.

"Tidak apa-apa," jawab Roman.

"Oh iya, Kaila sama Theodor sudah memilih cincin pernikahan?" tanya Pedro.

"Belum, Grandpa," jawab Theodor.

"Loh, kok belum? Mending sekarang kalian pilih-pilih cincinnya biar bisa didesain sesuai dengan keinginan kalian," balas Pedro.

"Oya benar kata Pedro," kata Jenny.

"Sudah, Ma, Pa, mereka pasti bisa memilih desain yang terbaik," balas Sienna.

"Sudah semuanya. Aku ganti baju dulu biar cepet nih," kata Kaila.

"Iya kamu lebih ganti gaunnya dengan pakaian kamu tadi biar cepat," balas Rebecca.

Kaila masuk ke dalam fitting room lagi. Dia dibantu para pegawai butik mengganti pakaiannya. Setelah itu, dia keluar dari ruangan itu dan menghampiri semua orang yang sudah menunggunya.

"Papa dan mama kamu diam saja, Samuel," kata Sienna.

"Mereka bingung mau komentar apa. Anak kamu sempurna, anakku ya lumayan lah ya," balas Samuel.

"Lu tenang saja. Anak gue tidak akan berkhianat pada Theodor," kata Rebecca terkekeh.

"Hehehe anak lu tidak akan berani. Bisa-bisa Theodor murka nanti. Gue aja takut pas lihat wajah dinginnya," balas Sienna.

Ya samuel dan Rebecca akui anak dari Sienna dan Arga itu lebih dingin daripada Arga dan lebih tertutup.

"Semuanya, kami pamit ke toko perhiasan yang dekat sini ya. Kalian boleh pulang aja kok," kata Theodor.

"Cie, yang mau berduaan," ejek Sienna.

"Sudah, Sienna, jangan goda anak kita," kata Arga.

Theodor dan Kaila melangkahkan kaki menuju toko perhiasan di dekat sana setelah berpamitan pada para orang tua.

"Kam mau cincin yang ini?" tanya Theodor yang sudah sampai di toko perhiasan bersama Kaila.

Theodor memilihkan sebuah cincin yang berhias red sapphire dan pinggirannya bertatahkan berlian. 

"Aku enggak mau, Theo. Aku mau milih sendiri," tolak Kaila.

"Kamu lihat dulu lebih dekat, Sayang. Ini sangat indah," kata Theodor.

Kaila memperhatikan cincin itu dengan jeli. Dia melihat batu yang ada di cincin itu sangat cantik jadi mau membuat Theodor menggeleng-gelengkan kepala melihat jiwa labil Kaila yang masih menggelora saat ini.

"Mbak, tolong diukirkan nama saya dan tunangan saya," kata Theodor menuliskan namanya di sebuah kertas.

Kaila melihat Theodor sudah menyelesaikan pembayaran bergelayut manja di lengan Theodor.

"Theo, aku mau pulang ke rumah orang tuaku," pinta Kaila.

"Baiklah, tapi kamu jaga diri dan jangan macam-macam atau kamu akan melihat sendiri apa yang akan terjadi jika kamu melanggar," balas Theodor.

Mereka berdua melangkahkan kaki menuju mobil. Di sana sudah ada Noah yang berdiri di depan mobil dengan sebuah paper bag berada di tangannya.

"Tuan, ini ponsel yang anda pesan untuk nona Kaila," kata Noah memberikan paperbagnya.

Kaila mengambil ponsel itu dan langsung mengaktifkannya.

"Sayang, kita masuk ke mobil dulu. Katanya kamu mau pulang," ajak Theodor.

Kaila dan Theodor masuk ke dalam mobil. Sepanjang di perjalanan, Kaila terus memainkan ponsel barunya setelah berterima kasih pada Theodor.

***

Tidak lama mobil yang ditumpangi Kaila dan Theodor berhenti di depan kediaman Abraham.

"Pasti mereka masih di kediaman Theodor," gumam Kaila melihat halaman rumahnya belum ada mobil papa dan mamanya.

Kaila keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam rumah setelah berpamitan pada Theodor. Dia melihat di sana cuma ada pelayan dan pengawal mendudukkan diri di sofa ruang tamu.

"Aku harus menagih janji mama," gumam Kaila.

Kaila dengan semangat mengirimkan pesan ke Rebecca yang berisi bahwa dia meminta uang untuk pergi ke klub malam ini. Dia ingin bersenang-senang bersama teman-temannya.

Ting

Tidak lama ada pesan masuk di ponsel Kaila. Dia melihat mamanya yang mengirim pesan langsung membaca pesan itu.

"Nak, kamu jangan macam-macam dan pulang terlalu malam," kata Rebecca di pesan itu.

"Mama tenang saja. Kaila hanya ingin bersenang-senang," balas Kaila.

Setelah itu, Kaila langsung bersiap-siap. Dia memakai pakaian seksi yang membentuk lekuk tubuhnya. Baju itu berwarna soft purple dengan tali-tali yang ada di punggung dan sekali ditarik tentu bisa lepas semua.

"Pokoknya Theo tidak boleh tahu apa yang akan aku lakukan malam ini," gumam Kaila.

Kaila menutupi dulu tubuhnya dengan jaket agar tidak ada yang tahu dan pengawalnya curiga.

"Saya ada urusan sebentar," kata Kaila.

Kaila langsung menaiki mobilnya. Dia perlahan mulai melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke klub yang merupakan milik keluarganya.

"Hai, Guys," sapa Kaila.

Kaila mendudukkan diri di kursi bar, lalu dia mengatakan bahwa hari ini dia yang akan menjadi DJ.

"Gila lu, Kaila. Abis lu nanti sama kekasih lu. Benaran nih lu tidak izin sama kekasih lu?" tanya Christine.

"Apaan sih bahas dia mulu, kita senang-senang sekarang. Wooo!" teriam Kaila.

Kaila naik ke meja DJ. Dia mulai menggerakkan tubuhnya diiringi oleh musik yang dia mainkan. 

Grap

Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di tubuh Kaila membuat Kaila terkejut, dia semakin kaget saat menyadari bahwa yang ada di belakang dia ternyata Richard. Dia mendadak menjadi takut dengan situasi seperti sekarang.

"Let's party, Kaila," kata Richard memeluk dan mengecup pipi Kaila.

Kaila mulai memainkan musik kembali membuat semua orang sangat kagum padanya. Tanpa dia sadari ada seseorang yang melihat kelakuan dia dari jauh.

"Berani berselingkuh dariku, hmm?" gumam Theodor mengetatkan rahangnya.

Theodor memakai jaket dan topi sehingga tidak ada yang melihat, bahkan Noah juga menyamar sama seperti dia.

"Tuan, apakah anda mau membawa nona pulang sekarang?" bisik Noah di telinga Theodor.

"Tidak perlu. Aku mau lihat sejauh mana kekasihku dia bermain bersama pria itu. Beraninya dia melupakanku," balas Theodor dengan tangan mengepal erat.

"Gue ngerasa bakal ada perang dunia nih," kata Nora sambil menggerakkan tubuhnya bersama christine.

"Perang dunia apaan?" tanya Christine.

"Lu lupa kalau kekasih kita juga posesif, habis kita nih," jawab Nora.

"Yaelah, emang uda resmi banget. Kita kan cuma main-main biar makin populer kita," balas Christine.

"Iya sih," kata Nora.

"Nih minum biar jiwa lu tenang," kata Christine terbahak.

Ferdi dan Stevanus yang baru sampai sana menghampiri Theodor yang sudah berada di ruangan VIP saat ini.

"Woi, tumben lu nyuruh kita ke sini," kata Ferdi.

"Kalian lihat ke arah sana deh," perintah Theodor sambil menunjuk ke arah seorang perempuan.

Ferdi dan Stevanus melototkan mata mereka saat melihat kekasih mereka menari bersama pria lain di lantai dansa. Bahkan Mereka lebih kaget lagi saat calon tunangan Theodor sedang jadi DJ dan dipeluk-peluk oleh Richard.

"Sialan, mereka membohongi kita," kata Ferdi.

"Iya mereka bilang mau belajar. Belajar menggoda pria lain," balas Stevanus yang sudah emosi.

"Kalian mau mengamuk atau melihat lebih lanjut biar hukuman yang pantas untuk kekasih kita lebih baik?" tanya Theodor sambil menenggak minuman whisky yang ada di tangannya.

Siguiente capítulo