"Ibu tidak perlu cemas. Joshua menjadi tanggung jawab saya. Jika dia berani mempermainkan putri Ibu Entin, biar saya yang memberinya pelajaran," kata Dirga.
Mereka tersenyum, termasuk Entin yang merasa sedikit lega karena ucapan Dirga. Jo memang terlihat baik dari luar, tapi ia dan Anya masih belum mengenalnya. Bagaimana jika mereka salah menilai laki-laki itu?
Tiba di villa milik Tari, Jo membawa mereka masuk. Khawatir niat baik keponakannya ditolak, Dirga berinisiatif memberitahu niat tulus laki-laki itu. Dia yang belum pernah bergetar hatinya karena seorang gadis, kini merasakan hal itu terhadap Anya.
"Villanya bagus sekali," ucap Entin.
"Ya, Bu," timpal Anya dengan mata bersinar penuh rasa kagum.
Villa sederhana seperti itu dikatakan bagus oleh mereka. Itu karena mereka tinggal di rumah petak yang hanya memiliki dua ruangan saja. Jo dan Dirga tersenyum tipis melihat reaksi mereka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com