"Senja ayo anterin mama ke tempat arisan," teriak Sonya--ibu Senja--dari lantai bawah.
"Senja lagi tidur mah, nih merem," jawab Senja dari kamarnya yang berada di lantai dua.
"Tidur selamanya? Apa tidur abadi?" balas Sonya kesal.
"Tidur ganteng," sahut Senja.
Sonya mendengus, "Gavin ayo temenin mama,"
"Gavin lagi ke rumah Gara mah," balas Gavin.
"Terus itu yang jawab siapa?"
"Arwahnya Gavin,"
"Dih, mati aja sana kalian," sinis Sonya kesal, "Eh Terbit, Leona, sini-sini masuk, Gavin, Senja turun, ada Terbit sama Leona nih,"
"Bohong," jawab Senja dan Gavin bersamaan.
"Astaga," Terbit menggelengkan kepalanya, "Papa mana mah?"
"Papa ke Makasar," jawab Sonya, "Lupa dia punya anak istri di sini,"
Terbit tertawa, "Besok-besok papa di rantai aja mah, biar ga pergi-pergi lagi,"
Sonya dan Leona tertawa kecil mendengar ucapan Terbit.
"Eh Amel mana Mah?" Leona menoleh ke sana ke mari mencari sosok adik Senja dan Gavin yang masih berumur satu tahun itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com