Hyunjin tampak santai meminum americano yang di sajikan Changbin, sedangkan Ryujin hanya duduk termenung dengan keringat dingin membasahi tubuhnya, masih agak trauma dengan peristiwa yang baru saja menimpanya.
Keduanya kini tengah berada di sebuah rumah cukup besar yang Hyunjin sebut markas, pemuda itu bilang jika Changbin lebih sering menghabiskan waktunya di markas daripada rumahnya. Ryujin yang tidak tahu apa-apa hanya mengangguki ucapan pemuda itu.
"Hei, idiot Shin, kau kenapa?" Hyunjin mengguncangkan tubuh Ryujin pelan.
"Diam bodoh," sinis Ryujin kesal.
"Dia kenapa?" tanya Changbin sembari meletakkan beberapa camilan.
"Entahlah, mungkin trauma, mereka baru saja menyerang kami, hei idiot Shin, padahal sepertinya tadi dia baik-baik saja," Hyunjin berujar bingung.
"Mereka? Tidak hanya Hwang Yeji? Bukankah yang biasanya sangat bernafsu membunuhmu itu Hwang Yeji?" bukan Changbin yang bertanya melainkan seorang lelaki berkulit putih pucat dengan rambut pirang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com