Yuki berdiri, memegangi kepalanya yang berdenyut, berjalan keluar ruangan diikuti lucas di belakangnya. Keduanya sudah cukup muak melihat itu.
Bagaimana brengseknya Profesor Alan dan semua rencana yang sudah lelaki itu buat. Ia benar benar muak dengan semua itu. Yuki berdecih keras, mendengus seraya berjalan cepat menuju kamarnya.
Di sisi lain, anggota lainnya yang tersisa dalam ruangan hanya terdiam. Mereka juga muak. Namun mau bagaimana lagi? Mereka mau tidak mau harus menonton habis seluruh ingatan Arjun.
Sedangkan yang pemilik ingatam hanya duduk merenung di ujung ruangan. Menatap lurus ke depan dengan dingin. Ia masih benar benar muak. Namun mau bagaimana lagi. Ia ingin semuanya cepat selesai. Walaupun Arjun jelas tahu, yang ia lawan sekarang adalah ayahnya, dan itu jelas bukan sebuah perkara mudah.
***
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com